Part 11

1 0 0
                                    

Patricia's Home, Brooklyn, NYC, USA.

Kehidupan harus terus berjalan, lupakanlah masa lalu menyakitkan untuk hadapi hari ini demi hari esok yang lebih baik. Itulah yang sedang Patricia lakukan sekarang.

Bangun di pagi hari bersiap untuk bekerja, adalah rutinitas yang selalu ia jalani setelah beberapa tahun ini menetap di Brooklyn.

Setelah selesai mengikat surai pirangnya, wanita berusia dua puluh tujuh tahun itu dengan cepat meraih ponsel untuk menghubungi seseorang. Namun, sebuah pesan yang masuk membuat dahinya mengernyit. Karena Julie mengirim pesan untuknya.

Patricia memilih untuk menghubungi Julie terlebih dahulu sebelum bersiap untuk pergi bekerja.

"Halo, Nak." Panggilannya dengan cepat langsung dijawab Julie.

"Hey, Jul. Apa aku mengganggu?" Patricia bertanya, mengingat jika waktu Brooklyn lebih cepat tiga jam dari California, dan sekarang masih pukul 05.20 pagi waktu Brooklyn.

"Tidak, Sayang. Aku sudah terbangun karena beberapa menit lalu Andrew baru saja pulang." Terdengar suara hembusan nafas panjang Julie di seberang panggilan. "Andrew sibuk sekali beberapa hari ini," keluhnya.

"Apakah masalahnya masih belum selesai, Jul? Sebenarnya kenapa mereka tiba-tiba ingin tanah kita?" tanya Patricia langsung ke pokok masalah yang membuatnya jadi menghubungi Julie.

"Aku tidak tahu, Nak. Tapi tenang saja, Andrew tadi mengatakan jika perusahaan yang menginginkan tanah di perkebunan selatan kita bersedia untuk diajak bekerja sama. Mungkin nanti mereka akan mengajukan syarat, dan Andrew mengatakan jika sebenarnya itulah alasan mereka melakukan ini," ungkap Julie.

"Benarkah?" Patricia tampak tidak percaya dengan penjelasan Julie. "Semoga semua cepat selesai, Jul." Namun Patricia memilih untuk tidak ikut campur dengan masalah yang sebenarnya tidak terlalu ia mengerti ini.

Beberapa hari lalu, Julie hanya bercerita jika ada sebuah perusahaan properti  menginginkan lahan perkebunan anggur Julie yang berada di bagian selatan Healdsburg. Namun hingga kemarin, masih terjadi perselisihan antara pihak Andrew sang pemilik tanah perkebunan, dan perusahaan asing yang katanya ingin membangun sebuah villa di atas tanah itu.

"Patty, kau bekerja hari ini?" tanya Julie memutus lamunan singkat Patricia.

"Iya, Jul. Aku sedang bersiap, hari ini aku shift pagi," jelas Patricia.

"Oh baiklah, Sayang. Kalau begitu selamat bekerja, nanti saja kita mengobrol lagi ya."

"Oke, Jul. Kalau begitu aku pesan taxi dulu," balas Patricia. "Bye, Jul," tutupnya. Lalu langsung menutup sambungan.

***

Paix Repos Hotel And Resort, Brooklyn, NYC.

"Baru tiba?"

Patricia yang baru saja selesai memakai seragamnya menoleh, menatap perempuan terdekatnya selama beberapa tahun ini.

Patricia tersenyum. "Pagi, Meghan."

"Yo, kau hari pagi ini hampir telat," seru Meghan. "Sudah dengar rumor terbaru?"

Patricia yang sudah selesai dengan riasan wajahnya kembali menoleh untuk menggeleng, kemudian ia mulai merapikan tasnya untuk segera disimpan ke dalam loker. Patricia jelas tampak tidak tertarik dengan pancingan bergosip yang sudah Meghan tawarkan.

"Aku dengar, terjadi pembagian saham. Jadi mungkin CEO hotel akan berubah," ungkap Meghan, yang ternyata berhasil menarik minat Patricia.

"Benarkah? Tahu dari mana?" Ada ketertarikan di cara bertanya Patricia, membuat Meghan jadi tersenyum penuh kemenangan.

Between Love And LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang