Part 8

1 0 0
                                    

Ayah Alicia, Robert, adalah keturunan keluarga Donovan yang tersohor. Ibu Alicia, Donna, adalah keluarga Miller yang terkenal. Sedangkan ibu Patricia adalah adik kandung Donna berbeda ayah. Karena mendiang nyonya Miller, Kamala, ibu dari ibu Patricia dan ibu Alicia berselingkuh, hingga menghasilkan Steffany, ibu Patricia.

Sedari awal setelah dilahirkan, Steffany sudah dibuang karena menjadi aib di keluarga Miller. Menjalani kehidupannya sendiri, suatu hari Steffany bertemu dengan ayah Patricia, Morgan Anderson. Kebersamaan mereka berlanjut dan akhirnya mereka menikah hingga memiliki Patricia, sebelum meninggalkannya di usia Patricia yang baru menginjak usia dua belas tahun karena insiden kecelakaan naas.

Entah kapan terakhir kali Patricia bertemu langsung dengan Robert, Donna, dan Logan. Terlebih dalam keadaan bersamaan seperti sekarang.

Patricia terus meremas-remas bordiran gaun sederhananya dengan gugup, sambil menghindari tatapan dari tiga orang yang sangat dihindarinya.

"Apa kabar, Pat?" Suara Donna memecah keheningan di satu meja yang sedang mereka isi. Ia memulai basa basi busuk mereka tanpa sedikitpun mengalihkan tatapan dari Patricia.

Setelah meneguk ludah dengan kasar, Patricia mengangkat wajah. Ia langsung menatap lurus ke depan, tepat di mana posisi Donna sedang duduk. Mengabaikan tatapan dua orang lain yang juga terus menatap ke arahnya, Patricia menjawab, "Saya baik, Mrs. Donovan."

Donna mengangguk, lantas menoleh. "Kita harus kembali ke tamu," ujar Donna kepada suaminya, Robert.

"Baiklah," jawab Robert, lalu beranjak dari kursi. Tidak repot untuk berbasa basi, pria berusia lebih dari separuh abad itu langsung menerima gandengan Donna, dan mulai melangkah meninggalkan meja.

Menyadari jika perlakuan Robert dan Donna masih seperti biasa, tidak menganggapnya, diam-diam Patricia merasa lega. Diabaikan dan ikut dibuang seperti ibunya, membuat perasaan Patricia jauh lebih baik. Terlebih setelah keadaan status Alicia yang sekarang sudah berubah.

"Tapi kau sekarang terlihat seperti sedang tidak baik, Patty," cetus suara maskulin dari seseorang yang sempat Patricia lupakan keberadaannya.

Patricia menoleh, ia menatap kakak laki-laki Alicia sambil tersenyum hambar, terpaksa. "Aku baik, Mr. Logan." Patricia berkilah, lalu menatap sekitar. "Di mana Harper?" tanyanya.

Cara halus Patricia mengalihkan pertanyaannya, membuat satu alis Logan menukik tinggi. Ia menatap Patricia penuh selidik. "Bagaimana kau bisa bertemu putriku?"

"Aku tidak sengaja menabraknya tadi." Patricia menjawab jujur, masih dengan arah pandang yang terus berkeliaran untuk mencari keberadaan Harper, yang sialnya adalah putri dari Logan, yang lebih sialnya lagi adalah keponakan Alicia. Double sial memang.

Mengangguk saja, Logan tampak tidak peduli dengan jawaban Patricia. Karena ada sesuatu yang jauh lebih penting untuk menghibur rasa bosannya.

"Sepertinya, kau belum bertemu mereka berdua?" Logan mengedipkan dagu ke sisi kanan ballroom. Ke arah dua pasangan pemilik pesta yang sedang menyapa para tamu sambil terus menempel satu sama lain.

Menggigit pipi dalamnya, Patricia mencoba kembali menyunggingkan senyum hambar. "Kapan-kapan saja," jawabnya. "Mereka juga tampak sibuk." Patricia mencari alasan.

Akan tetapi, Logan tidak ingin kehilangan pertunjukan. Ia langsung bangkit berdiri dari kursinya, membuat Patricia langsung menatapnya. "Ayo," ajak Logan sambil mengulurkan tangan.

Mengerutkan alis dalam, Patricia menggeleng kuat. "Kau benar, Mr. Logan. Aku sekarang memang sedang tidak baik, nanti saja aku menyapa mereka," tolak Patricia, lagi-lagi dengan mencari alasan.

Between Love And LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang