Part 18

2 0 0
                                    

Patricia's House, Brooklyn, NYC.

Lagi-lagi ponsel Patricia berdering. Namun lagi-lagi ia mengabaikan.

Patricia bukan tidak ingin mengangkat panggilan dari Julie, tapi sekarang ia benar-benar belum mampu untuk menceritakan kejadian yang pasti sudah sampai ke telinga Julie.

Menarik dan membuang nafas panjang, Patricia kembali membolak balik surat kabar untuk mencari judul yang ia inginkan.

Akan tetapi, Brooklyn Eagle News dan New York Times masih belum juga memberikan iklan lowongan pekerjaan yang cocok untuk Patricia.

Memijat batang hidungnya, Patricia benar-benar masih tidak bisa habis pikir dengan semua kejadian yang menimpannya. Bisa-bisanya Darren memecatnya dengan menggunakan status riwayat penyakitnya. Dan lebih parahnya lagi, mantan suaminya itu hanya memberikan waktu selama seminggu untuk Patricia mempersiapkan diri.

Patricia kembali memijat batang hidungnya. Ia merasa bodoh dan benar-benar terlalu santai dengan mengabaikan peringatan dan ancaman dari Darren. Karen jujur saja, Patricia merasa aman dan tenang karena mengingat jika Logan ada, dan pria itulah yang menjadi pemegang saham utama, berbeda dari rumor yang pernah Meghan katakan kepadanya.

Akan tetapi Patricia sudah salah besar, karena meski Logan yang memegang saham utama, namun Darren lah yang menjadi pengatur sistem dan otak terbaru dari Paix Repos Hotel And Resort.

Patricia benar-benar sudah salah besar dengan mengabaikan dan mengangap santai keberadaan Darren di sekitarnya. Bagaimana Patricia tidak merasa jika dirinya bodoh, karena mana mungkin Darren bisa merasa nyaman jika mantan istri yang paling di bencinya berada satu atap di dalam proyek barunya.

"Aku memang dungu sekali, Patricia. Harusnya kau mati saja." Patricia mengutuki dirinya sendiri dengan frustasi.

"Lalu setelah ini aku harus bagaimana, Tuhan?" guman Patricia putus asa.

***

Paix Repos Hotel And Resort, Brooklyn, NYC.

Pagi ini terjadi keributan di setian bagian departemen. Karena pasalnya, untuk pertama kalinya bos baru mereka akan berkunjung langsung, yang membuat seluruh kariawan di tuntut harus tampil, dan harus berpenampilan sempurna.

Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya yang sudah di tunggu para karyawan tiba.

Darren tiba, dan mulai memasuki loby hotel dengan raut wajah datar tidak tersentuh.

"Selamat pagi, Sir." Mr. Joseph langsung menyapa Darren. "Selamat datang," kata Mr. Joseph ramah.

Darren mengabaikan sapaan pria paruh baya yang menjabat sebagai HRD di hotel garapan terbarunya, dan hanya terus melangkah lebar menuju ke arah lift.

Mr Joseph mengikuti langkah Darren bersama dengan beberapa supervisor departement, dan wakil direktur hotel yang baru, Mr. Taylor.

Setelah masuk ke dalam lift, terjadi keheningan beberapa saat. "Bagaimana Mr. Joseph?" tanya Darren tiba-tiba, membuat semua orang di sana menoleh, bersamaan dengan dentingan suara lift.

Melangkah keluar dari lift, Mr. Joseph menjawab, "Besok hari terakhir Ms. Anderson, Sir."

"Siapkan rapat sekarang juga, dan panggil semua kepala departement tanpa terkecuali. Aku juga ingin semua catatan pembukuan pengeluaran dan pemasukan hotel selama dua tahun kebelakang," perintah Darren tanpa menanggapi jawaban dari Mr. Joseph.

***

Waktu makan siang sudah selesai. Darren bersama direktur hotel juga sudah kembali menuju ke ruang direktur utama, untuk kembali memeriksa beberapa riwayat laporan penting.

Between Love And LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang