Pesawat mendarat di bandara Konoha tepat pukul lima sore waktu setempat. Seorang gadis menatap jam tangannya saat ia tengah menunggu bagasi, Haruno Sakura, putri semata wayang keluarga Haruno itu baru saja kembali dari Los Angeles, Amerika. Ia baru saja selesai menempuh pendidikan S2 Kedokteran disana, dan berniat mengabdikan diri di tanah airnya sendiri.
Usia Sakura baru memasuki 24 tahun, cukup muda untuk menyandang profesi sebagai seorang dokter spesialis bedah. Parasnya cantik dan anggun, ia memiliki rambut merah muda sebatas bahu yang begitu menarik perhatian. Juga warna mata hijau bening serupa kilau batuan emerald yang mempesona, bibirnya tipis dan mungil sewarna buah cerry. Kulit putihnya seakan menambah kesempurnaan rupa gadis itu, ditambah ia memiliki postur proposional yang membuatnya terlihat menggemaskan. Wujudnya seperti barbie hidup dengan rambut merah muda.
Tak butuh waktu lama hingga Sakura mendapatkan barang-barangnya. Sebuah koper besar dan satu tas jinjing ia bawa menuju keluar bandara. Sakura tampak modis dengan jumpsuit panjang berlengan tiga per empat berwarna hijau serupa bola matanya, dengan sepatu sneakers putih yang menjadi perpaduan antar casual sekaligus elegan. Kacamata hitam menjadi aksesoris pemanis yang diletakkan di kepalanya seperti bando. Gadis itu berdiri di gerai minuman dan memesan segelas capuchino hangat dan saat pelayan memberikan pesanannya ponsel Sakura pun berdering.
"Halo.."
"Aku di pintu masuk, kau dimana? "
"Tunggu disitu, aku kesana."
"Baiklah, jangan lama-lama. Mobil kuparkir di pinggir jalan."
"Iya, iya. Kau sama siapa kesini?"
"Tebak siapa? "
Dan Sakura pun memutar bola matanya, "Siapa lagi kalau bukan Hinata. Yasudah, sampai bertemu.." Gadis itu mempercepat langkahnya setelah menutup telepon.
Lima menit kemudian Sakura tiba di depan pintu masuk, matanya mengedar beberapa saat hingga pandangannya menangkap sosok yang ia cari. Seorang pria berambut pirang dengan kulit kecokelatan melambai ke arahnya, pemuda tampan itu bernama Uzumaki Naruto. Dia adalah sepupu Sakura yang sudah berjanji akan menjemput saat Sakura pulang ke Konoha, ayah dan ibu Sakura tinggal di LA. Dan rencananya Sakura akan menempati rumah yang menjadi tempat tinggalnya saat kecil bersama para pelayan disana.
Sakura berpelukan sesaat dengan Naruto. "Oh God, look at you. You're so stunning.." Ucap pemuda pirang itu saat bertemu Sakura, ia cukup takjub dengan perubahan Sakura selama lima tahun tinggal di LA.
Sakura hanya tersenyum lalu mengacak-acak rambut Naruto. Kemudian pandangannya beralih pada seorang gadis yang berdiri di samping sepupunya. Gadis itu tersenyum manis, dan Sakura pun langsung memeluknya sambil bercipika-cipiki.
"Hishasiburi, Sakura-chan.."
"Ya ampun Hinata, kau semakin cantik saja.." Puji Sakura saat bertemu kekasih Naruto itu.
Hinata terkekeh, "Kau juga Sakura-chan.." Sejenak ia memandang Sakura, "Kau bertambah cantik sejak terakhir kita bertemu.."
Mereka pun memutuskan makan malam di luar bersama sebelum pulang. Sebuah restoran yakiniku menjadi tempat pilihan Sakura di hari pertamanya menginjakkan kaki di kampung halaman.
"Oh, tidak ada yang lebih nikmat dari daging panggang disini.. " Ucap Sakura.
"Memangnya kau di LA makan apa? Rumput?" Tanya Naruto, hinata pun tersenyum mendengarnya.
"Aku sedikit menerapkan pola hidup sehat disana." Jawab Sakura sambil tetap tenang melahap irisan daging ke mulutnya.
"Untuk apa menyiksa diri? Ada begitu banyak makanan enak di dunia, sayang jika dilewatkan hanya karena alasan pola hidup sehat." Sanggah Naruto sambil menunjuk Sakura dengan sumpitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Missing Piece
FanfictionBagi Sakura masa lalu memang tak mudah dilupakan, kenyataan bahwa Sasuke adalah idola bagi masa kecilnya tak akan pernah berubah. Namun saat dewasa, segalnya mungkin telah berubah. Banyak hal yang telah terjadi terlebih saat jarak memisahkan keduany...