7. Bad Thing's

354 64 5
                                    

Hari ini merupakan hari yang cukup berat bagi Sakura, ia harus menjalankan tiga operasi besar. Salah satunya ialah pengangkatan tumor ganas pada pasien yang merupakan seorang anak berusia sebelas tahun, kondisi anak tersebut sempat kritis beberapa saat. Namun kini keadaannya mulai stabil dan anak itu berhasil melewati masa kritisnya, Sakura pun bersyukur atas keberhasilan kerja timnya yang telah membantu anak perempuan cantik itu terbebas dari penderitaan.

Gaara sudah berangkat ke Singapura kemarin, ia terbang bersama rekan-rekannya pada sore hari. Sakura tidak ikut mengantarnya ke bandara namun gadis itu menelpon sesaat sebelum pesawat yang akan membawa Gaara take off. Ia menyampaikan pada kekasihnya agar berhati-hati dan menjaga kesehatan mengingat Gaara akan cukup banyak agenda selama berada di sana.

Sakura kini sedang makan siang bersama dokter Sizune dan Sumire. Mereka makan di kantin rumah sakit yang menyediakan cukup banyak menu yang lezat, dan tentunya sehat.

"Aku senang Azura bisa melalui operasi dengan lancar, dia adalah gadis yang cantik dan periang." Ucap Sizune yang tenang menyendok kuah supnya.

"Bersyukur masa kritisnya sudah lewat, sebentar lagi ia akan segera pulih dan bisa bermain dengan teman-temannya lagi.." Imbuh Sakura, kemudian ia menyesap supnya di ujung sendok.

"Ini semua berkat kalian, Sakura-san, Sizune-san.." Ucap Sumire tulus.

"Ini berkat kerja keras tim, termasuk juga kau Sumire." Jawab Sizune. Dan Sakura tersenyum mendengarnya.

"Ngomong-ngomong, aku tidak melihat dokter Gaara hari ini.." Ucap Sizune.

"Beliau sedang ada agenda seminar di Singapura, Sizune-san.." Jawab Sakura.

"Ah, begitu. Kelihatannya kau cukup dekat dengan beliau ya Sakura." Ucap Sizune dengan senyuman penuh arti.

Sakura mendadak salah tingkah, "Eh, ano, kami memang dekat.." Sakura menjawab seadanya. Dan Sizune pun mencoba mencerna sendiri maksud perkataan Sakura.

"Kalian tampak cocok." Sizune berkata jujur, ia kembali tersenyum hingga Sakura hanya bisa terkekeh meresponnya.

.

Sasuke masih berada di ruangannya saat jam makan siang sudah berlangsung sejak tiga puluh menit yang lalu. Pria itu masih sibuk di meja kerjanya memperhatikan beberapa berkas di tangannya, wajahnya tampak serius. Sasuke memang selalu memasang wajah seperti itu, namun tampaknya kali ini garis wajahnya menunjukkan suasana hati yang sedang kurang baik. Hal itu terpancar dari auranya yang membuat ruangan kerja pria itu terasa seperti kamar jenazah, dingin dan mencekam.

"Bagaimana bisa kau tidak mengetahuinya? Bukankah laporan selalu rutin diterima?" Tanya Sasuke. Sepertinya ada masalah menyangkut pekerjaannya.

"Aku juga tidak mengerti, ini pasti karena kelalaianku. Aku minta maaf Sasuke.." Sekretaris Sasuke itu berdiri di samping meja kerja, sepertinya ia telah membuat kesalahan.

"Aku tidak ingin hal seperti ini terulang lagi. Memang tampak sepele, tapi dampaknya bisa berpengaruh pada seluruh sistem perusahaan. Kau mengerti?" Sasuke memberi ultimatum pada Suigetsu, pria yang telah menjadi sekretaris kepercayaannya selama hampir satu tahun ini.

"Aku mengerti, hal seperti ini tidak akan terulang lagi, aku berjanji." Ucap Suigetsu.

Sasuke menutup map berkas yang baru saja diperiksa olehnya. Kemudian memberikannya pada Suigetsu, "Kau boleh istirahat." Perintahnya.

"Kau tidak makan siang?" Tanya Suigetsu sambil menerima map yang Sasuke berikan.

"Aku tidak lapar, kau duluan saja."

The Missing PieceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang