13. Tiga serangkai

11 3 0
                                    

(Part yang di tulis miring adalah POV dari diary Sisilia)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Part yang di tulis miring adalah
POV dari diary Sisilia)


Happy Reading 🤗👋

-----



22 Oktober 2018

Hari Senin kembali lagi. Menyapa para penghuni bumi. Memaksa mereka kembali beraktivitas. Bagi banyak orang, Senin sangat membosankan. Melelahkan. Pekerjaan di hari Senin selalu terasa tak kunjung usai.

Di tengah riuhnya dunia yang begitu sibuk. Jalanan yang ramai di mana-mana. Orang-orang berlalu lalang dengan wajah yang masih menahan kantuk. Di belahan dunia yang lain, ada beberapa manusia yang sangat ceria di hari ini. Bukan berarti mereka menyukai hari Senin, tetapi karena hari ini ada hal yang begitu membahagiakan hatinya.

Gerbang sekolah masih terbuka dengan lebar. Menyambut para siswa-siswinya yang datang untuk menuntut ilmu. Ada juga di antara mereka datang hanya untuk bisa bermain dan berkumpul bersama para sahabat. Dan di tengah-tengah banyaknya manusia, tampak tiga orang yang berjalan berdampingan. Dengan penuh keceriaan, mereka menunjukkan pada dunia, bahwa tiga serangkai ini telah kembali bersama.

Meski aku masih tidak begitu paham dengan alasan Bintang yang terus menghindariku selama hampir sebulan, kini kurasa hal itu tidak perlu dipikirkan lagi. Perang dingin telah usai. Saatnya memamerkan pada bumi, jika tiga serangkai ini berhasil melewati badai. Dan tetap tidak bisa dipisahkan.

Semoga kelak, di masa depan. badainya tidak akan pernah kembali mengguncang persahabatan ini.

-----



"Senang sekali bisa kembali bertiga seperti ini."

Mereka bertiga sedang bersantai. Menikmati waktu istirahat setelah hampir 4 jam menggeluti rumus-rumus di kelas. Sekaligus membayar waktu bersama yang sempat terhambat karena perang dingin selama hampir sebulan, sebelum jam istirahat usai. Dan memaksa mereka untuk kembali berperang dengan buku pelajaran.

"Rasanya seperti kembali ke awal, waktu kita baru mengenal." Flora menyahuti ucapan sahabat perempuannya.

"Eh, aku jadi penasaran dengan satu hal. Bagaimana kalian dulu bisa saling mengenal?" tanya Flo. Gadis berambut pendek itu menarik dua sahabatnya untuk duduk di salah satu bangku. "Coba ceritakan kepadaku."

Sisi dan Bintang saling menatap. Kemudian mereka berdua sontak tersenyum secara bersamaan. Seperti mendapat sebuah sinyal yang saling menghubungkan di kepala dua orang itu. Ingatan tentang beberapa tahun lalu kembali terangkat pada hari ini.

Kenangan pada hari pertama aku bertemu Bintang adalah salah satu ingatan yang tidak akan pernah bisa kuhapus. Dan mungkin itu juga hal yang tidak akan pernah rela aku lupakan.

Semesta dan Sisinya [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang