1

1.2K 73 5
                                    

Kim Vicle menggeleng pelan ketika melihat seorang lelaki berseragam oranye sedang dipukuli di sel tahanan seberangnya.

Suara teriakan dan erangan kesakitan keluar dari lelaki malang itu, membuat Kim memutar bola matanya ke atas dan menutup kedua telinganya. Dia mengantuk, tapi penghuni sel penjara lainnya malah membuat masalah. Kemudian sipir-sipir penjara sama sekali tidak peduli.

Sementara, Kim tinggal di satu sel seorang diri. Mungkin dia tidak akan pernah di keroyok seperti itu, namun dia setiap hari melihat orang yang dipukul—Kim sama sekali tidak merasa terganggu dengan pemandangan itu, tapi dia hanya tidak suka suara berisiknya. Dia bahkan pernah membunuh banyak orang dengan cara yang lebih ganas. Makanya sekarang dia berada di sel tahanan dan diisolasi seorang diri. Jika dia diikutkan dengan sel tahanan yang lain, Kim Vicle akan bersenang hati untuk membunuh semua teman satu selnya. Apa bisa disebut teman? Tidak, Kim hanya melihat siapa yang bisa dibunuh dan siapa yang tidak berguna untuk dibunuh.

Kim Vicle adalah seorang pembunuh berantai yang berhasil ditangkap oleh polisi beberapa tahun yang lalu.

Pemuda itu sekarang mirip seperti seekor singa. Dingin, jarang bicara—bahkan hampir tidak pernah  bersuara, siapa yang dia ajak bicara di dalam sel seorang diri? Jika ada polisi penjaga atau sipir penjara yang bertanya, Kim kebanyakan diam. Terlihat sangat dingin dan tidak tersentuh. Bahkan, beberapa sipir saja takut dengan pembawaan Kim. Banyak sipir yang tidak berani mengantarkan makanan sendirian ke sel tahanan Kim. Biasanya sipir akan bergerombol kesana dan segera pergi sesaat setelah menaruh makanannya.

Kim merasakan hidupnya sungguh hampa dan membosankan, dia tidak tau bagaimana caranya hidup normal seperti cerita-cerita sipir yang diam-diam dia dengarkan. Orang di luar sana katanya hidup dengan bekerja, menikah, punya anak. Dari intonasi suaranya, Kim bisa tau jika sipir-sipir itu hidup dengan bahagia dengan kehidupan normal itu. Tapi Kim, dia adalah orang yang sejak kecil hidup di pantiasuhan yang jahat. Bahkan, untuk sekedar makanan pun dia harus berebut dengan anak-anak lainnya. Dia bahkan tidak tau siapa orang tuanya. Lalu, bagaimana dia bisa hidup normal selayaknya manusia di luar sana? Ditambah, tangan Kim sudah berlumuran banyak sekali darah. Dia dipanggil sebagai Psikopat Kopenhagen.

"Belok kanan! Jangan memberontak!" Kim tersentak kaget ketika mendengar suara keras dari sipir penjara, dia menoleh ke arah kiri dan menemukan seorang pemuda—mungkin sebaya dengannya, tengah memakai pakaian oranye sepertinya. Wajah pemuda itu babak belur, namun ekspresinya mengeras—terlihat tidak takut dengan apapun.

Pemuda itu dibawa ke depan selnya, namun Kim tetap duduk tenang di sudut. Para sipir penjara membuka sel tahanan Kim dan memasukan pemuda baru itu ke dalam sel tahanan Kim. Sipir kembali mengunci sel tahanannya dan pergi meninggalkan mereka.

Pemuda baru itu berdiri di dekat jeruji tahanan dan menatap lurus ke arah Kim yang menatapnya dengan tatapan dingin—pemuda baru itu tau jika tidak ada jiwa di mata hitam Kim.

Pemuda baru itu tau jika dia berada satu sel tahanan  dengan Psikopat Kopenhagen. Maka, tulang-tulangnya langsung gemetaran. Dia juga sama-sama melakukan pembunuh seperti Kim, tapi pemuda baru itu hanya melakukan pembunuhan sekali—untuk menyelamatkan adik perempuannya akibat diperkosa oleh seorang pria tua, dan pemuda baru itu membunuh si pria tua untuk membalas rasa sakit sang adik. Tapi pemuda baru itu tidak menyangka dia akan ditangkap begitu cepat, dan satu tahanan dengan Kim Vicle.

"Tampaknya sel penjara yang lain sudah sangat penuh ya sampai kau dijadikan satu sel denganku. Seharusnya aku sendirian" ucap Kim tiba-tiba dengan suara seraknya, otomatis membuat pemuda baru itu merinding setengah mati.

"Ma-maafkan aku!" Pemuda baru  itu langsung menunduk beberapa kali, membuat Kim mendengus geli.

"Ngomong-ngomong, namaku Alan" lanjut pemuda baru itu, namun Kim tetap tidak menjawab apapun.

CRIME WITH VICLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang