Beberapa saat kemudian, mereka sampai di sebuah tempat landing di wilayah Pennsylvania—Amerika Serikat. Mereka berhasil sampai disana tanpa hambatan apapun berkat kekuatan koneksi dari Rory.
Jeon tidak tau sudah berapa jam mereka terbang, tapi kepalanya masih sedikit pusing.
Para team yang lain langsung berdiri dan mengambil barang-barang mereka, termasuk juga Kim dan Jeon. Yang lain sudah berjalan menuju pintu jett. Tapi, Kim malah berdiri di samping tempat duduk Jeon sambil mengulurkan tangannya. Sementara, pemuda manis itu menatap antara tangan dan wajah Kim.
"Apa maksudmu? Aku bisa melakukan semuanya sendiri. Aku bukan seorang lansia" ujar Jeon sambil menepis tangan Kim. Sekilas, Jeon melirik ke wajah pemuda bermata gelap itu. Dalam hati sedikit takut jika Kim marah kemudian membunuhnya. Namun, Jeon hanya melihat wajah datar dari lelaki itu.
Menghela nafas dilakukan oleh Kim, diapun meninggalkan Jeon. Dan pemuda manis itu tiba-tiba merasa panik ketika ditinggal oleh Kim. Mungkin karena ini adalah perjalanan pertamanya ke luar negeri via pemaksaan.
Jeon hampir saja memanggil nama Kim, namun segera dia menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Itu pasti akan memalukan baginya. Maka, pemuda manis segera mengendalikan dirinya, menarik nafas dan menghembuskannya perlahan. Barulah kemudian dia bangkit dari duduknya. Dan melihat bodyguard-bodyguard Rory yang menatapnya tajam. Namun, Jeon tidak peduli dan tetap keluar dari jett dan melihat dirinya lah yang keluar paling akhir, sehingga dia menjadi tontonan. Boby, Terry, Roderick tersenyum padanya. Sementara, Fiolet, Liam dan Haruki menatap sinis padanya. Dan Kim, mata gelapnya tetap menatap datar.
"Cepat turun anak manja!" Teriak Fiolet.
"Hei, apakah dia tidak diborgol atau dibagaimanakan? Bisa-bisa nanti dia kabur!" ujar Liam. Namun Roderick segera menggeleng.
"Dia tidak akan berani kabur, dia paham jika keluarganya akan dalam bahaya jika dia melakukan itu, bahkan kita bisa membunuh keluarganya darisini karena kita punya bawahan di Denmark bukan? dan Jika dia berniat untuk kabur, bukankah dia lebih baik melakukannya ketika masih di Kopenhagen, Denmark? Bukan di Amerika sini. Pasti akan merepotkan kabur dari kita karena sekarang dia berada di wilayah tidak dikenal" jelas Roderick.
Sementara, Jeon turun dan bergabung dengan komplotan pembunuh bayaran itu.
"Hati-hati ya kalian semua! Aku juga sudah menyiapkan kalian mobil van! Semoga kalian sampai markas kalian dengan selamat!" Rory melambaikan tangannya dari pintu kabin jett.
"Terimakasi banyak Rory!" Semua anggota pembunuh bayaran itu melambaikan tangannya.
Sementara, Jeon sibuk memandangi lingkungan di sekitarnya.
Tempat private jett mendarat adalah sebuah lapangan rumput yang tidak terlalu besar. Kemudian lapangan itu dikelilingi oleh hutan belantara. Jeon mendongak dan mendapati sinar matahari begitu terik menyengatnya. Entah jam berapa sekarang ini.
Set!
Tiba-tiba, tangannya ditarik oleh Kim.
"Hei! Bisakah kau tidak menarikku dengan seenak perut seperti ini?" Jeon menukikan kedua alisnya. Namun, Kim tidak terpengaruh apapun dan meminta Jeon untuk memasuki mobil van berserta dengan anggota yang lain.
Roderick menyetir mobilnya dengan tenang, disampingnya ada Haruki yang sedang mendengarkan lagu. Di belakang mereka ada Fiolet, Liam dan Boby yang sedang makan popcorn. Di belakangnya lagi ada Terry, Kim dan Jeon yang duduk diam. Terry memejamkan matanya bersama dengan Kim. Namun Jeon memilih untuk melihat ke luar jendela. Jalanan siang ini sangat sepi. Di kanan dan kirinya hanya ada pepohonan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRIME WITH VICLE
DragosteAwalnya, Jeon adalah seorang sipir penjara. Namun, seorang tahanan bermata gelap membuat Jeon melakukan sesuatu yang sangat berbeda dari kehidupan normalnya......