41' 𝓜𝓔𝓙𝓐𝓡'𝓢 𝓒𝓞𝓓𝓔 𝓖28

323 14 0
                                    

Di hadapan indahnya mentari petang dan jernihnya air serta ditemani kicauan burung-burung di langit. Tangan menggenggam sesama sendiri bersama senyuman yang tak lekang dari bibir. Sang jejaka menghadap langit sementara kepala dipangku si cantik.

Arfana mendongak memandang langit yang sama bersama senyuman lebar. Tak dapat dia gambarkan betapa dia bersyukur dan berterima kasih atas nikmat dan hadiah yang diberikan oleh-NYA. Kehadiran si kecil di dalam perutnya menambah perisa dalam hidup mereka berdua.

Harapnya dengan kehadiran bayi ini, hubungan mereka akan semakin erat dan menjadi keluarga yang bahagia selamanya.

Syed Aariz memindahkan pandangan dari langit ke wajah Arfana, ada cahaya yang sudah lama menghilang dari wajah isterinya. Dia ketawa perlahan.

" MashaAllah! How beautiful you are!" Dunia seakan milik mereka.

" It's been 365 Days, Flower. Since I last saw your eyes, your smile and your happy voice. Well, it's 1 again now. And, You smile. Again. Alhamdulillah!" Dia menangis gembira.

Pipi Arfana dicucuk dari bawah. Wanita itu melabuhkan ciuman pada kekura tangan Syed Aariz.

Dalam setiap detik yang berlalu, waktu-waktu yang dihabiskan bersama isteri tercinta terasa begitu berharga dan memberi kebahagiaan yang tiada tandingannya. Setiap senyuman yang dilemparkan kepadanya bagaikan sinar mentari yang menerangi hari gelapnya. Hati seakan terbang bebas di awan biru setiap kali matanya bertemu dengan pandangannya.

Cinta yang dirasakan bagai lagu yang tiada henti bernaung di dalam jiwa, mengalun indah, merdu dan penuh makna. Sesungguhnya, dia adalah sinar dalam kegelapan, pelipur lara dalam kesedihan dan kebahagiaan sejati yang hadir dalam hidup.

Di dalam diri ini, terpendam rasa yang begitu dalam, seperti lautan yang tak terhingga. Setiap kali memandangnya, terbayangkan sebuah lukisan indah yang mengisi hati ini dengan kebahagiaan.

Aku jatuh cinta sedalamnya kepada wanita ini.

" I can see it." Suara Arfana menjengah di antara kebisuan mereka.

" What?" Tanya Syed Aariz.

" The light to your heart." Syed Aariz mengelus pipi Arfana lembut.

" You are my comfort home, Sayang." Syed Aariz menarik kepala Arfana ke bawah lalu melabuhkan ciuman pada dahi isterinya.

" Wherever I go, I will come back to you." Bisik Arfana lembut. Kerana dia tahu yang belahan jiwanya adalah Syed Aariz dan selamanya akan menjadi Syed Aariz. Jadi, sejauh manapun jiwanya menghilang, dia akan tetap kembali kepada pemiliknya.

Berlatarkan Masjid yang megah berdiri di atas air, di bawah langit jingga dan di dalam keheningan senja, mereka saling menatap dengan tatapan mata yang penuh makna dan sarat dengan cinta. Masing-masing mengungkap isi hati yang terpendam.

" Sayang, setiap kali Abang pandang wajah sayang, hati Abang berdebar-debar macam Abang tengok bintang paling terang di langit." Syed Aariz tersenyum lembut sebelum menyambung kata.

" Dan setiap senyuman Sayang bagaikan sinar mentari yang menerangi hari gelap dalam hidup Abang. Seorang Syed Aariz Al-Farras sangat bersyukur memiliki Nur Arfana Faiqa di sisi." Syed Aariz kembali menyatukan jari jemari mereka, merasakan kehangatan cinta yang memenuhi ruang di antara mereka, menciptakan suasana yang penuh kebahagiaan.

'Pasangan yang sempurna, terjalin dalam ikatan cinta yang abadi di bawah langit senja yang mempersona.'

Tidak adil jika hanya Syed Aariz yang meluahkan rasa di hati yang membuatkan Arfana faiqa terdiam seribu Bahasa. Di dalam kepala, Arfana menutup rasa malunya agar rasa di hati tidak lagi terpendam seorang diri.

OG | | MEJAR'S CODE G28Where stories live. Discover now