Chapter 2

4.5K 277 49
                                    

Ketiganya telah sampai ke tempat tujuan tepat sebelum fajar dan mereka tidak lagi terkejut saat mendapati ada banyak ninja dari desa lain yang secara diam-diam telah membuat kemah disebuah tempat yang tersembunyi.

Sebenarnya walaupun ini adalah misi rank S yang berbahaya tapi karena bayaran yang akan mereka dapatkan jika berhasil membunuh monster itu membuat banyak ninja tertarik bahkan para ninja pelarian sekalipun.

Desas-desus yang mengatakan bahwa jantung monster itu bisa menghasilkan kekuatan yang besar membuat mereka semua terobsesi untuk mendapatkannya.

"Hyuga, gunakan byakunganmu dan lihat dimana tempat teraman untuk kita bersembunyi dan melakukan pergerakan."

Itu Sasuke, pria itu memerintah dengan nada dingin membuat Hinata hanya dapat mendengus sebal dalam hati namun walaupun begitu Hinata tetap menuruti semua perkataan pria Uchiha itu.

"Aku melihat sebuah gua tersembunyi yang berada di dekat danau." Jelas Hinata pelan

Sasuke mengangguk namun manik berbeda warnanya melirik singkat kearah gadis Hyuga yang berdiri disampingnya itu. Sasuke bisa melihat bagaimana urat-urat yang timbul disekitar mata gadis Hyuga itu dan entah kenapa hal itu malah membuat gadis itu terlihat semakin cantik.

Sasuke tau bahwa ia sudah gila saat memikirkan hal seperti ini terhadap gadis Hyuga itu.

Hinata menyadari dengan jelas bahwa Sasuke sedang menatapnya namun ia memilih tidak peduli. Lagipula Hinata tidak ingin berurusan lebih jauh dengan pria dingin dan kasar seperti Sasuke. Pria itu tidak cocok untuknya.

"Kalau begitu kita kesana sekarang." Naruto berujar pelan dan segera ketiganya langsung melesat menuju gua yang Hinata katakan tadi

"Kita bisa beristirahat disini sebentar sampai waktu untuk kita bergerak." Seru Sasuke lagi mendudukkan tubuhnya didalam gua yang gelap dan lembab itu

Hinata mengangguk ikut mendudukkan tubuhnya, tangannya dengan cekatan membuka ranselnya dan ia langsung mengambil botol minuman meneguknya hingga hanya menyisakan setengah.

Sungguh Hinata sudah menahan rasa hausnya semalaman hanya karena pria Uchiha menyebalkan itu.

"Hinata aku membawakan bekal, kau mau?" Naruto dengan senyum cerah menawarkan roti bungkus yang dibawanya

Hinata menoleh menatap pria jinchuriki itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Bukankah sudah Hinata katakan jika ia sangat tidak nyaman dengan sikap baik Naruto akhir-akhir ini karena sungguh itu membuat rencana move on-nya selalu gagal.

Naruto sudah menolaknya dan seharusnya pria itu tidak perlu memperlakukannya dengan baik seperti ini agar Hinata tidak lagi berharap kepada hal yang semu.

Hinata menggeleng, ikut mengeluarkan bekal yang ia bawa dari tasnya.

"Terima kasih Naruto-kun, tapi aku membawakan bekalku sendiri."

Naruto yang melihat itu hanya dapat terdiam, menarik kembali tangannya dan menatap sendu roti ditangannya.

Dan interaksi kedua orang itu sama sekali tidak luput dari manik berbeda warna Sasuke yang tajam. Tanpa keduanya ketahui dalam gelapnya gua itu sudut bibir Sasuke sedikit tertarik keatas.

"Sasuke kau mau roti?" Tawar Naruto melirik kearah sahabat bajingannya itu

Sasuke tidak menjawab dan memilih memejamkan matanya. Sasuke tidak terlalu lapar sekarang dan ia juga tidak tertarik memakan roti aneh yang dibawa oleh sahabat dobe-nya itu.

Ah, mungkin akan lain halnya jika gadis Hyuga itu menawarkan Sasuke untuk mencicipi bekalnya. Karena jujur saja bau harum yang menguar saat gadis Hyuga itu membuka kotak bekalnya berhasil membuat Sasuke diam-diam meneguk ludahnya.

Forbidden Lust Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang