Chapter 9

3.5K 246 40
                                    

Hinata terduduk dalam diam diatas ranjang asing yang terlihat begitu kusut itu. Manik amethys indahnya tampak bergetar dan Hinata mendadak merasa horor saat bayangan kegiatan panas semalam terbayang memenuhi kepalanya.

Sungguh, Hinata benar-benar sudah gila sekarang.

"Sial, sebenarnya apa yang telah aku lakukan huh?!" Gerutunya kesal, menjambak keras surai indigonya

Fakta bahwa semalam Hinata bercinta dengan begitu liar bersama Kakashi membuat Hinata kesulitan untuk bernafas. Ini benar-benar gila, sungguh Hinata tidak pernah membayangkan dari sekian banyak orang ia akan melakukan seks dengan pria terkemuka di desa, sang sensei sekaligus hokage Hatake Kakashi.

"A-aku benar-benar sudah gila."

Hinata menutup wajah memerahnya dengan kedua tangannya sembari terus merutuki dirinya sendiri. Hinata sadar bahwa semalam ia kehilangan kendali diri hingga memilih kabur menuju hutan, tapi Hinata tidak tau bahwa kepergiannya malah membuat Hinata bertemu dengan Kakashi dan berakhir melakukan seks dengan gila.

Permainan semalam masih membekas jelas di kepalanya dan Hinata tidak dapat memungkiri jika itu benar-benar terasa begitu nikmat dan menggairahkan.

Hinata merasa wajahnya semakin memerah padam saat ia menjambak lebih keras rambutnya mencoba mengenyahkan seluruh ingatan kotor itu.

"Jangan menarik rambutmu seperti itu."

Hinata tersentak kaget, kedua matanya membola lebar saat suara maskulin itu memenuhi indera pendengarannya. Ia mendongakkan kepalanya dan Hinata dapat melihat satu sosok pria berwajah tampan dengan rambut acak-acakan sedang bertelanjang dada menatapnya dengan senyum menawan itu.

Itu dia, Hatake Kakashi. Pria yang menjadi sebab kenapa Hinata telah bertingkah gila pagi-pagi sekali, dan juga pria yang telah menghabiskan malam panas dengannya.

Kakashi tersenyum tipis, berjalan mendekati Hinata yang masih terduduk diatas ranjangnya. Kakashi menundukkan sedikit tubuhnya menarik dagu mungil itu saat tanpa basa-basi Kakashi langsung membungkam bibir ranum itu dengan lembut.

Kedua mata Hinata semakin melotot lebar saat merasakan bagaimana bibir tipis Kakashi yang melumat bibirnya dan menghisapnya.

Hinata merasa tubuhnya menegang sempurna, matanya hanya bisa menatap horor saat Kakashi melepaskan ciuman sepihak itu dan mengecup singkat pipinya.

"Selamat pagi tuan putri, setidaknya aku harus mendapatkan ciuman di pagi hari kan?" Bisik Kakashi sensual

Hinata mematung ditempat, mencoba mencerna apa yang sedang terjadi karena sungguh Hinata tidak pernah mengharapkan hal-hal seperti ini dari Kakashi.

"S-sensei–" Hinata berseru dengan suara terbata masih menatap tepat pada wajah tampan Kakashi yang terpampang jelas di depan matanya

Hinata merasa wajahnya mulai memerah, entah karena barusaja mendapatkan sebuah ciuman dari Kakashi atau karena wajah tampan pria itu.

"Masih berani memanggil ku sensei setelah apa yang telah kita lakukan hm?" Kakashi bergumam menarik tubuh telanjang Hinata yang tersembunyi dibalik selimut mendekat kearahnya

Hinata memekik pelan, wajahnya yang memerah semakin memerah padam. Dan kini Hinata bahkan tidak bisa mengendalikan lagi jantungnya yang mulai berdebar dengan tidak semestinya saat Kakashi menatapnya dengan senyum manis itu.

"S-sensei i-itu–"

Cup

Hinata mengantupkan bibirnya saat Kakashi kembali mencuri kecupan pada bibirnya.

"Hinata, jangan mencoba kabur." Bisik Kakashi sensual sembari mengangkat tubuh telanjang Hinata untuk duduk diatas pangkuannya

Kakashi menyeringai, melepaskan selimut yang menutupi tubuh telanjang itu dan langsung menekan tubuh seksi itu untuk merapat pada tubuhnya yang juga setengah telanjang karena kini Kakashi hanya sedang memakai celana boxer.

Forbidden Lust Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang