Hinata tau bahwa ini adalah konsekuensi yang harus ia terima saat menjalin hubungan dengan dua pria berbeda. Seperti sekarang Hinata tidak berhenti menghela nafas pelan sembari memijit pelipisnya yang terasa pusing melihat perdebatan yang terjadi didepannya.
Kakashi maupun Naruto keduanya sedang berdebat untuk menjadi pemenang siapa yang akan mendapatkan waktu luang Hinata malam nanti.
"Hentikan." Hinata berseru lirih, mencoba menghentikan kilatan tajam yang terus kedua pria itu lemparkan satu sama lain
Namun, layaknya angin berlalu suara lirih Hinata tidak berhasil membuat kedua pria itu menghentikan permusuhannya.
Terkadang Hinata juga heran, dilain waktu Kakashi dan Naruto bersikap sangat hangat dan sangat dekat seperti biasanya. Tapi, jika itu sudah menyangkut dengan Hinata maka keduanya akan langsung berubah menjadi musuh.
"Hinata akan bersamaku." Kakashi dengan dingin berseru tanpa melepaskan tatapan tajamnya pada mantan murid bodohnya itu
Naruto tersenyum sinis, menarik Hinata mendekat kearahnya, namun Kakashi juga langsung melakukan hal yang sama.
"Hinata untukku. Lagipula semalam aku sudah mengalah sensei." Sungut Naruto
"Mengalah apanya? Kau menculik Hinata dariku semalam hingga pagi. Jadi, malam ini Hinata tetap milikku."
Kakashi dengan gerakan cepat menarik pinggang ramping Hinata dan langsung membawa gadis itu untuk duduk diatas pangkuannya, mengabaikan tatapan protes gadis cantik itu dan tatapan tajam yang dilemparkan Naruto padanya.
Kakashi tersenyum miring, meremas pelan pinggang ramping itu sebelum tangannya semakin merambat naik menuju punggung Hinata. Naruto melihat itu dengan kilatan tajam yang siap untuk menghancurkan apapun sekarang juga, terlebih wajah menyebalkan Kakashi yang menatapnya dengan senyum sialan itu.
"Hinata tetap akan menjadi milikku malam ini!" Seru Naruto dingin, mencoba merebut kembali Hinata
"Jangan sentuh wanitaku, Naruto."
"Hinata juga wanitaku, sensei."
Sekali lagi keduanya saling melemparkan tatapan tajam, Kakashi masih menahan erat-erat pinggang ramping Hinata sedangkan Naruto bergerak untuk menangkap kedua kaki Hinata.
Demi kami-sama, Hinata merasa seperti boneka sekarang. Kedua pria itu kembali memperebutkan dirinya tanpa menyadari bagaimana urat-urat yang muncul di pelipis Hinata.
"Hentikan!" Hinata berteriak keras, cukup untuk membuat Kakashi dan Naruto menghentikan aksi mereka
Serempak, keduanya melirik kearah Hinata dan keduanya tau jika Hinata sedang marah. Terlihat jelas dari wajah cantik itu yang memerah, menahan kesal.
Hinata memincingkan matanya, dan dengan kasar menendang tubuh Naruto yang sedang menangkap kakinya dan memukul keras tubuh Kakashi yang memenjarakan pinggangnya.
Hinata berdiri menatap tajam Kakashi dan juga Naruto yang hanya dapat mematung ditempat. Sungguh, Hinata masih memiliki banyak pekerjaan yang belum diselesaikan tapi kedua orang bodoh itu terus saja menganggunya dan tidak berhenti membuat kesal.
"Kalian benar-benar menyebalkan! Enyahlah dari hadapanku sekarang juga!" Pekik Hinata keras dan setelahnya langsung berlalu keluar dari ruangan hokage dan membanting pintu dengan keras
Baik Kakashi maupun Naruto hanya dapat terperanjat, mengerjabkan matanya beberapa kali saat Hinata benar-benar telah menghilang dari pandangan mereka.
Hinata menyuruh mereka untuk pergi tapi sekarang malah gadis itu yang pergi meninggalkan mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Lust
FanfictionHinata Harem | Mature 21+ Hinata berubah menjadi seorang budak seks yang gila setelah kejadian menggerikan yang menimpanya saat menjalankan misi ke negeri terkutuk itu. Disclaimer Naruto © Masashi Kishimoto