[Kunjungan yang Awkward]

71 12 0
                                    

Bab 1: Terbangun di Dunia yang Asing,
.
.
.

Ruangan rumah sakit itu dipenuhi dengan aroma steril disinfektan dan dengungan mesin yang samar. (Name) duduk di ranjang, tubuh kecilnya tenggelam di dalam baju rumah sakit yang terlalu besar. Pandangannya melayang ke jendela, menyaksikan hujan mengguyur kaca dengan deras. Di luar, dunia tampak kabur, berwarna Hitam Kelam, mencerminkan kebingungan yang berputar-putar di dalam dirinya.

Dia berusia tujuh tahun, terjebak dalam tubuh seorang gadis bernama Yuuka, seorang gadis yang ingatannya membanjiri pikirannya. Yuuka, dengan senyum cerahnya dan energinya yang tak terbatas, sangat kontras dengan kepribadian (Name) yang introspektif dan sinis. Setiap kali dia melihat cermin, dia melihat orang asing, refleksi dari kehidupan yang tidak dia mengerti.

Pintu berderit terbuka, dan ayahnya, seorang pria tinggi dengan mata yang ramah yang menyimpan kekhawatiran, memasuki ruangan. Dia membawa aroma kopi yang familiar dan aroma parfumnya yang menenangkan. (Name) mencoba tersenyum, tapi terasa canggung, sebuah seringai yang tidak sampai ke matanya.

"Bagaimana perasaanmu, Yuuka" tanyanya, suaranya lembut.

"Baik," gumamnya, tidak mampu menatap mata ayahnya.

Dia duduk di sampingnya, kehadirannya menjadi kenyamanan yang hangat di ruangan rumah sakit yang dingin. Dia mengulurkan tangan dan mengelus rambutnya dengan lembut, sebuah gerakan yang terasa asing di tubuh kecil ini.

"Dokter bilang kamu baik-baik saja," katanya, suaranya dipenuhi kelegaan. "Kamu kuat, Yuuka."

(Name) bergeser tidak nyaman. "Aku tidak... Aku bukan Yuuka."

Tangan ayahnya terhenti di tengah elusan. Dia menatapnya, alisnya berkerut. "Maksudmu apa?"

"Maksudku... aku seharusnya tidak ada di sini," dia tergagap, suaranya hampir seperti bisikan. "Aku... aku orang lain."

Matanya melebar, kilatan kebingungan melintas di wajahnya. "Kamu ngomong apa, Yuuka?"

"Aku bukan Yuuka," dia bersikeras, suaranya semakin kuat. "Aku bukan dia. Aku orang lain, terjebak di tubuhnya."

Ekspresi ayahnya melunak, sedikit pemahaman menggantikan kebingungan awalnya. Dia dengan lembut menggenggam tangannya.

"Aku tahu ini membingungkan, Yuuka," katanya, suaranya menenangkan. "Tapi kamu aman sekarang. Kita akan mencari tahu bersama."

(Name) tetap diam, hatinya dipenuhi campuran rasa takut dan lega. Dia tahu dia tidak bisa menjelaskan hal yang mustahil, pergantian kesadaran yang tidak bisa dijelaskan. Yang bisa dia lakukan hanyalah berharap ayahnya percaya padanya, bahwa dia tidak akan menganggapnya sebagai anak yang bingung.

Dia terus berbicara, menceritakan tentang kecelakaan itu, bagaimana Yuuka menyelamatkan seekor anjing dari truk yang melaju kencang, bagaimana dia adalah gadis paling berani yang dia kenal. Tapi (Name) tidak bisa menahan rasa bersalah, mengetahui bahwa tindakan heroik itu telah merenggut kehidupan Yuuka yang asli, hidupnya, mungkin.

"Kamu beruntung masih hidup, Yuuka," katanya, suaranya tersedak emosi. "Kamu keajaiban. Kami sangat bersyukur kamu baik-baik saja."

(Name) hanya bisa mengangguk, merasakan beban kata-katanya menempel di pundaknya yang kecil. Dia hidup, tapi dia juga tersesat, terjebak dalam kehidupan yang bukan miliknya. Ketakutan akan hal yang tidak diketahui, ketakutan menjadi orang asing bagi dirinya sendiri, menggerogoti dirinya.

Saat ayahnya pergi, kata-katanya bergema di benaknya: "Kita akan mencari tahu bersama." Tapi bagaimana mereka bisa mencari tahu apa pun ketika kebenarannya begitu tidak masuk akal, begitu mustahil? Dia adalah seorang wanita berusia dua puluh dua tahun yang terjebak dalam tubuh seorang gadis berusia tujuh tahun, seorang asing di dunia yang sekaligus familiar dan asing.

Hujan di luar terus turun, pengingat yang tak henti-hentinya tentang badai yang sedang terjadi di dalam dirinya.

To be Continued

From Thesis to Hero Academia : [OC x BNHA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang