Bulan-bulan menjelang kelulusan SMP Nabu berlalu dengan cepat. Yuuka, bersama Shinso dan Miharu, menghabiskan banyak waktu di perpustakaan. Mereka bertiga belajar bersama, membahas soal-soal ujian, dan saling menyemangati. Namun, ada kesedihan yang selalu menyelimuti Miharu. Setiap sore, ia harus meninggalkan perpustakaan lebih dulu untuk menjenguk ayahnya yang sedang dirawat di rumah sakit. Yuuka dan Shinso hanya bisa menatapnya pergi dengan perasaan campur aduk.
Yuuka sendiri juga menghadapi tantangannya sendiri. Sejak awal masuk SMP, ia menyadari bahwa Quirk-nya, pengendalian darah, terkadang tidak berfungsi dalam keadaan tertentu. Ia menamai fase ini "Blood Moon", karena biasanya terjadi saat ia datang bulan. Dalam fase ini, Quirk-nya benar-benar tidak berfungsi, namun ia merasakan peningkatan kekuatan fisik yang signifikan.
.
.
.
.
"Aku rasa ini adalah efek samping dari Quirk-ku," kata Yuuka kepada ayahnya, Ryuuzaki mengangguk lalu mengambil sebuah jarum suntik."Mungkin tubuhmu mengalokasikan energi untuk proses biologis tertentu, sehingga tidak cukup energi untuk mengaktifkan Quirk-Mu."
Yuuka ber'oh ria. Ia paham sekarang."Mungkin saja. Tapi yang penting, kau tetap harus berlatih. Kuasai Quirk-mu dengan baik, bahkan saat fase Blood Moon. Keahlianmu dalam mengendalikan Pergerakan dan darah bisa menjadi senjata yang kuat, bahkan tanpa mengaktifkan Quirk-mu."
Yuuka mengikuti nasihat ayahnya. Ia berlatih keras bersama ayahnya dan pamannya, yang kini sudah menjadi seorang guru tetap Di Academy U.A.
Ia belajar mengendalikan darahnya dengan lebih presisi. Ia belajar mengarahkan aliran darahnya untuk meningkatkan kecepatan, kekuatan, dan ketahanan tubuhnya. Ia juga belajar menggunakan darah sebagai senjata, dengan menciptakan dalam jumlah banyak, tajam dan fleksibel.
Minggu-minggu berlalu, dan Yuuka semakin mahir dalam mengendalikan darahnya. Ia bahkan bisa menggunakan darahnya untuk menyembuhkan luka dan menciptakan organ tubuh baru, semacam mutasi. Ia merasa semakin percaya diri dengan kemampuannya, meskipun fase Blood Moon masih menjadi misteri dan kekhawatiran pribadi.
.
.
.Hari kelulusan tiba. Yuuka lulus dengan nilai yang memuaskan. Ia berfoto bersama Shinso dan Miharu, yang menjadi teman terdekatnya selama masa SMP. Shinso, dengan sikap datarnya, selalu ada untuknya, baik dalam suka maupun duka.
.
.
.
.
.
Hari penerimaan siswa baru di SMA U.A pun tiba. Yuuka dan Shinso bertemu di depan gerbang sekolah. Mereka berjalan bersebelahan, saling berbisik tentang harapan dan ketakutan mereka. Tiba-tiba, mereka melihat seorang anak laki-laki dengan rambut hijau ikal dan wajah berbintik hampir jatuh di depan mereka. Untungnya, seorang anak perempuan dengan cepat menolongnya."Kau tidak apa-apa?" tanya anak perempuan itu dengan khawatir.
"Aku baik-baik saja," jawab anak laki-laki itu dengan terbata-bata. "Terima kasih."
Shinso dan Yuuka hanya bisa tercengang melihat kejadian itu. Mereka berdua sama-sama merasa aneh dengan anak laki-laki itu.
"Dia terlihat seperti... orang yang akan membuat masalah," bisik Shinso kepada Yuuka.
Yuuka hanya menggeleng lalu mencubit sikut Shinso.
Mereka berdua kemudian masuk ke dalam gedung sekolah untuk mengikuti seminar penerimaan siswa baru. Seminar diisi oleh seorang MC yang sangat berisik, Hizashi Yamada, atau yang lebih dikenal dengan kode name Present Mic. Shinso dan Yuuka duduk bersebelahan dan mendengarkan dengan seksama.
Present Mic dengan bersemangat menjelaskan rangkaian acara praktik yang akan diadakan pada hari itu. Ia juga menekankan pentingnya POIN dan semangat pantang menyerah.
.
.
.Yuuka dan Shinso sama-sama melirik ke arah anak laki-laki berambut hijau ikal yang terlihat sangat bahagia dan kagum. Ia mengoceh tak jelas, bersemangat untuk mengikuti acara praktik. Yuuka hanya tersenyum, sedangkan Shinso melirik dengan tatapan datarnya.
"..... " Lirik Shinso lagi.
Yuuka hanya tertawa kecil di dalam hati. "....."
.
.
.
.To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
From Thesis to Hero Academia : [OC x BNHA]
Fanfiction[Name], mahasiswi semester akhir yang tengah Asik menggeluti Hobi nya sebagai Pecinta Animeh, tertabrak truk saat pulang dari bimbingan skripsi. Saat kesadarannya meredup, ia mendengar suara panik dan melihat kakinya tergeletak jauh. [Name] terbangu...