[Mimpi dan Realita]

38 10 0
                                    


Yuuka terbangun dengan kaget. Suara ketukan pintu dan dering ponselnya bergema di tengah keheningan malam. Ia mengerjap, matanya masih berat karena kelelahan setelah seharian berjalan-jalan dengan Segi dan Shinso.

"Halo?" Yuuka menjawab panggilan, suaranya serak karena baru bangun tidur.

"Yuuka," sapa Shinso dari seberang sana. "Aku masuk kelas C."

"Hah? Serius?" Yuuka terkejut. Ia mengira Shinso akan masuk kelas A atau B, mengingat bakatnya yang luar biasa.

"Iya, aku udah ngecek," jawab Shinso. "Tapi aku nggak sedih, malah semangat. Masuk kelas C membuatku jadi termotivasi untuk berlatih lebih keras."

"Oke, semangat!" Yuuka menyemangati sahabatnya. "Terus Segi gimana?"

"Aku kelas D," jawab Segi dengan nada santai. "Sama-sama di departemen umum dengan Shinso, jadi nggak masalah lah."

Yuuka mengangguk, lega mendengar Segi dan Shinso masih berada di departemen yang sama. Ia lalu mendengar suara ketukan pintu lagi.

"Yuuka, ada surat dan barang buat mu," panggil ayahnya dari luar.

Yuuka membuka pintu dan menerima amplop berwarna putih dari ayahnya. Ia melihat ayahnya berjalan kembali ke ruang tamu sambil mengambil cutter untuk membuka bungkusan paket, nampak nya itu koper ?, matanya berbinar-binar seperti seorang cenayang yang tahu apa yang akan terjadi. Ibunya, yang sudah tertidur lebih dulu di kamar, tidak menyadari apa yang terjadi.

Yuuka membuka amplop itu dan menemukan sebuah koin kecil di dalamnya. Koin itu tiba-tiba menyala, memancarkan cahaya hologram yang menampilkan wajah seorang pria berambut pirang dan berpakaian heroik.

"Halo, Yuuka!" sapa pria itu dengan senyum lebar. "Namaku All Might, selamat malam nak!"

Yuuka tercengang. Ia tidak menyangka akan bertemu All Might secara langsung, meskipun hanya melalui hologram.

"Selamat datang di Akademi Pahlawan U.A, Yuuka," lanjut All Might. "Kamu diterima, dengan urutan..."

All Might menjeda kalimatnya, lalu menampilkan angka "25" lalu urutan dari 20-30 murid.

"25?" Yuuka mengerutkan kening. Angka itu sangat jauh dari harapannya. Ia tidak berharap banyak dengan nilai ujiannya, tetapi angka 25 membuatnya sedikit kecewa.

"Jangan berkecil hati, Yuuka," kata All Might dengan nada lembut. "Kamu memiliki potensi yang besar. Quirk-mu sangat berbahaya, tetapi juga sangat kuat. Dengan kesepakatan para guru Kamu di tempatkan di kelas 1-A. Kamu harus melatih fisik dan keterampilan bertarungmu dengan keras. Jangan pernah menyerah!"

All Might lalu menampilkan informasi seputar kelas Yuuka. Ia akan bergabung dengan kelas 1-A, yang terdiri dari para siswa berbakat dengan Quirk yang kuat.

Yuuka terdiam, masih mencerna informasi yang baru saja ia terima. Ia melihat ke arah ruang tamu dan melihat sebuah koper yang bertuliskan "Seragam U.A" di atasnya. Ayahnya tersenyum, matanya berkaca-kaca.

"Ayah tahu kamu akan diterima," Ujar Ryuuzaki

Yuuka mengangguk pelan. Ia masih belum percaya dengan kenyataan ini. Ia merasa seperti sedang bermimpi.

.
.

Malam itu, Yuuka tertidur nyenyak dengan telfon grup yang masih menyala. Ia bermimpi tentang All Might, Segi, dan Shinso

.
.

To Be continued

Extra :

"Total nilai ujian sudah keluar!"
Ucap seorang staff pengawas ujian. Di layar menampilkan banyak tabel nilai para murid.

"Meskipun nilai penyelamatan nya 0 dia berada di posisi pertama ya"
Ucap seorang guru wanita.

"Dia mengincar musuh buatan itu dan mengalahkan nya dari dekat. Dan menyerang semua musuh disaat yang lain kelelahan."

"Sebaliknya yang poin musuh nya 0 malah dapat peringkat 7."
Wanita itu menunjuk layar sambil memegangi dagu.

"Dulu juga pernah ada peserta yang mengalahkan musuh besar itu, namun baru kali ini ada yang bisa menghempaskan nya"
Seorang pria menjawab.

"Tapi dia menderita cedera parah karena serangan sendiri, dia seperti anak kecil yang mendapat bakat."
Ucap pria lain.

"Lalu kenapa 2 orang itu malah di beri poin tinggi ? Namun warna angka nya bewarna abu abu?"
Wanita itu menunjuk urutan 25 dan 30 dengan nama "Yuuka Saigyouji" dan "Segi Moritsuka"

"Kedua orang itu memiliki Quirk yang berbahaya, namun mereka berdua adalah orang yang memiliki kerabat dengan orang Akademi. Kita tak boleh menonjolkan mereka."

"Hah?!" Cengo wanita itu, ia mengibas rambut dan menatap layar.

"Yang perempuan itu keponakan ku."
Ucap Sekijiro,

"Quirk nya masih belum terkontrol anak itu akan berada di bawah pelatihan ku juga nantinya."

"Sedangkan anak laki-laki itu?"

"Ah... Dia adalah anak angkat recovery girl"

Sekijiro menjawab, ia menutup mata sambil memijit pelipis.

"Kedua anak itu harus benar benar di bimbing...."

Sedang para guru berbicara , seorang laki laki gondrong dengan mata mengantuk menatap layar monitor itu sambil menghela nafas.

THE POWER OF ORANG DALAM

From Thesis to Hero Academia : [OC x BNHA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang