Hari itu adalah akhir pekan, Yuuka membuka jendela kamarnya. Terlihat langit masih gelap. Jam menunjukan pukul 7 pagi, segera ia turun ke bawah. Dan melihat ayahnya yang sedang makan.
"Pagi sekali bangun, mau kemana ?"
Celetuk Ryuuzaki, ia menaikan kacamata menatap anak semata wayangnya itu terlihat ingin membuka kamar mandi."Ada janji." Ucap Yuuka menoleh, lalu melihat Saaya ibunya yang memasakan bekal untuk sang ayah.
"Sama Hitoshi ya?" Ucap ayahnya lagi, lalu tersenyum tipis,Yuuka hanya mengangguk. Lalu ia masuk ke dalam kamar mandi.
"Kamu suka kali menggoda nya sayang."
Saaya memutar bola mata melihat tingkah suami nya, sedang Ryuuzaki hanya mengangguk dan menikmati makan nya sebelum pergi ke kantor."Aku tak menyangka putri kecil kita akan tumbuh dengan cepat, aku nggak ikhlas." Jelasnya lagi. Disertai gelengan Saaya.
.
.
.Yuuka keluar dari kamar mandi dengan rambut nya yang basah, ia mengenakan yukata handuk dan. Dengan mata setengah ngantuk duduk di kursi makan.
"Ayah udah pergi ya?" tanya Yuuka sambil melihat ibunya yang sedang makan.
"Yah..." jawab Saaya sambil mengangguk dan menyorong sebuah kue pancake ke arah Yuuka. "Makan dulu, nanti telat."
Yuuka mengambil kue pancake itu dan memakannya dengan lahap. Ia masih sedikit mengantuk, tapi rasa pancake buatan ibunya selalu berhasil membuatnya bersemangat.
"Kamu mau kemana hari ini?" tanya Saaya sambil memperhatikan Yuuka yang sedang menikmati sarapannya.
"Ketemu Shinso sama Segi," jawab Yuuka sambil mengunyah.
"Segi?"
Saaya hanya heran lalu tersenyum, mungkin anak nya mendapat teman baru di hari itu."Oh, ya. Besok pengumuman hasil ujian masuk U.A. kan?" tanya Saaya dengan nada sedikit khawatir.
Yuuka mengangguk, matanya berbinar. "Iya, Bu. Aku deg-degan banget."
"Kamu pasti bisa. Kamu kan sudah belajar keras," kata Saaya sambil mengelus rambut Yuuka. "Dan, kalaupun tidak lolos, jangan putus asa. Masih banyak jalan lain untuk meraih mimpi mu."
Yuuka tersenyum mendengar kata-kata ibunya. Ia merasa terharu dan termotivasi. Ia tahu, ibunya selalu mendukungnya dalam segala hal.
"Terima kasih, Bu," kata Yuuka sambil memeluk ibunya. "Aku akan berusaha yang terbaik."
Saaya membalas pelukan Yuuka dengan hangat. Ia tahu, putrinya adalah gadis yang kuat dan gigih. Ia yakin, Yuuka akan berhasil meraih mimpinya, apapun hasilnya.
Yuuka selesai sarapan dan berpamitan dengan ibunya. Ia berjanji akan menelepon saat sudah sampai di tempat tujuan.
.
.Di kamarnya, Yuuka menatap lemari pakaiannya dengan bingung. Ia ingin tampil sebaik mungkin di depan Shinso dan Segi, tapi bingung memilih pakaian yang tepat.
"Hmm, apa aku pakai baju yang ini?" gumamnya sambil mengambil sebuah kemeja putih bermotif bunga-bunga kecil. Ia mencoba memadukan kemeja itu dengan celana jeans kesukaannya, tapi rasanya kurang pas.
Yuuka mencoba beberapa baju lagi, mulai dari kaos oblong, sweater, hingga rok mini. Ia bahkan sempat mencoba mengenakan gaun yang dibeli ibunya untuk acara pesta, tapi rasanya terlalu berlebihan untuk santai di taman.
"Aduh, pusing!" keluh Yuuka sambil mengacak rambutnya. Ia benar-benar ingin tampil menarik di depan Shinso, tapi tidak ingin terlihat berlebihan di depan Segi.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Thesis to Hero Academia : [OC x BNHA]
Fanfiction[Name], mahasiswi semester akhir yang tengah Asik menggeluti Hobi nya sebagai Pecinta Animeh, tertabrak truk saat pulang dari bimbingan skripsi. Saat kesadarannya meredup, ia mendengar suara panik dan melihat kakinya tergeletak jauh. [Name] terbangu...