[Benang Merah 2 Arah]

57 9 0
                                    

Sinar mentari sore menerobos jendela UKS, menyorot wajah Yuuka yang perlahan membuka matanya. Ia mengerjap, mencoba menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya yang tiba-tiba menyilaukan. Pandangannya kemudian tertuju pada dua sosok yang tertidur pulas di sampingnya, kepala mereka terlungkup di kasur.

Yuuka mengerutkan kening, mencoba mengingat apa yang terjadi. Ia teringat ujian praktek yang menegangkan, dan terlalu banyak menggunakan darah.

Ia menoleh ke arah pria bertanduk itu tertidur dengan tangan masih menggenggam tangannya. Yuuka tersenyum tipis, rasa terima kasih dan kekaguman serta jengkel memenuhi hatinya. Yuuka telah menyelamatkannya dari reruntuhan, dan pria itu menjaga dirinya selama ia tak sadarkan diri.

Yuuka kemudian melihat sosok lain di sampingnya. Shinso, teman baiknya, tertidur dengan wajah cemberut. Yuuka terkekeh pelan. Shinso selalu terlihat cemberut, bahkan dalam tidurnya.

"...."
Yuuka melihat ke meja, 2 buah ponsel di sana . 1 dengan Case bergambar kucing hitam dan 1 nya adalah tulisan nama polos , "Segi Moritsuka" mungkin itulah nama pria tersebut, pikir Yuuka.

"Shinso, Segi..." Yuuka memanggil mereka dengan suara pelan. Kedua pria itu terbangun dengan kaget, mengucek mata mereka dengan malas.

Kedua pria itu saling pandang dan langsung membuang muka satu sama lain, bisa-bisanya pandangan pertama kali bangun tidur adalah mereka berdua.
(Aduhai Jomoknya)

"Yuuka!" Shinso berseru dengan wajah yang penuh kelegaan. Ia langsung meletakan punggung tangan di dahi  Yuuka, matanya  menatap Yuuka dengan khawatir.

"Kau sudah bangun?" Segi juga bangkit, matanya tertuju pada Yuuka. Ia ikut merasa lega melihat Yuuka sudah siuman.

Yuuka tersenyum. "Aku baik-baik saja. Terima kasih sudah menjagaku."

Shinso menghela napas lega. "Syukurlah. Kau membuatku khawatir."

"Aku juga," timpal Segi, matanya menatap Yuuka dengan lembut.

Yuuka merasakan suasana canggung di antara mereka. Shinso dan Segi sama-sama menatapnya dengan intens, dan ketegangan di antara mereka terasa jelas. Yuuka sendiri merasa sedikit bingung. Ia tidak pernah merasakan emosi yang rumit seperti ini sebelumnya.

"Kenapa kalian berdua tidur di sini?" tanya Yuuka, mencoba mengalihkan perhatian mereka.

Shinso mengerutkan kening. "Aku menunggu kau bangun. Aku khawatir kau kenapa-napa."

"Aku juga," kata Segi, "Aku tidak ingin meninggalkanmu sendirian."

Yuuka merasa sedikit terharu.  Ia tidak pernah menyangka bahwa dua pria yang berbeda ini, sama-sama peduli padanya.

"Terima kasih," kata Yuuka, "Kalian berdua baik sekali."

Shinso dan Segi terdiam, mereka saling pandang sekilas, kemudian kembali menatap Yuuka. Suasana di antara mereka masih terasa canggung, namun Yuuka merasakan ada rasa hangat di hati.

Tiba-tiba, Yuuka mendengar suara Recovery Girl dan Sekijiro berbincang di luar ruangan. Ia menoleh ke arah pintu, dan mendengar percakapan mereka.

"Midoriya... Dia menghancurkan kedua kakinya dan satu tangannya karena terlalu memaksakan Quirk-nya."

"Hahh..."
Terdengar suara Paman Yuuka yang seperti menghembus nafas berat.

Yuuka juga  menghela nafas , entah anak mana yang dimagsud.

"Yuuka, kau kenapa?" tanya Shinso, melihat Yuuka terdiam.

"Tidak apa-apa," jawab Yuuka, "Aku hanya memikirkan sesuatu."

Shinso mengangguk, ia mengerti perasaan Yuuka.

"Segi, kau baik-baik saja?" tanya Yuuka, mengalihkan perhatiannya pada Segi.

Segi tersenyum, "Aku baik-baik saja. Terima kasih sudah bertanya."

"Bagaimana dengan anak yang tadi?" tanya Yuuka, "Apa dia baik baik saja?"

Segi Mengangguk "Anak itu sudah pulang lebih dulu diantar oleh All Might"

Yuuka menghela napas. Ia tahu, Segi tidak ingin membuatnya khawatir.

Shinso terdiam, ia tidak bisa menjelaskan perasaannya. Ia tidak ingin membuat Yuuka marah, namun ia juga tidak bisa menyembunyikan kecemburuannya. Ia tahu, Segi adalah pria yang baik, namun ia tidak suka melihat Segi begitu dekat dengan Yuuka.

"Hmmm"  Shinso akhirnya hanya berdehem mendengar pembicaraan Yuuka dan Segi.

Yuuka menatap Shinso dengan lembut. Ia mengerti perasaan Shinso. Ia tahu, Shinso selalu khawatir padanya dan selalu ingin melindunginya.

"Terima kasih, Shinso sudah mengkhawatirkan aku," kata Yuuka, "Aku akan berhati-hati lain kali."

Yuuka kemudian menatap Segi. Ia bisa merasakan ketegangan di antara Shinso dan Segi. Ia tidak ingin membuat mereka bertengkar, namun ia juga tidak ingin memilih salah satu dari mereka.

"Kalian berdua, aku sangat berterima kasih kalian" kata Yuuka, "Kalian berdua adalah teman baikku."

" Ah ya , kita belum berkenalan dengan benar!" seru Yuuka . Kemudian memperkenalkan dirinya.

"Nama ku Yuuka Saigyouji, Salam kenal"
Ucap Yuuka, lalu tersenyum lebar.

"Hitoshi Shinso." Ucap Shinso datar, singkat , dan jelas.

"Hee~ Nama ku Segi Moritsuka" segi tersenyum sambil melirik lirik Shinso dengan tatapan mata mengejek.

.
.
.
Beberapa saat berlalu setelah berkenalan,
Shinso dan Segi terdiam, mereka sama-sama menatap Yuuka dengan intens. Yuuka merasa sedikit terharu.

"Aku akan menjaga Yuuka," kata Segi, suaranya terdengar tegas.

"Aku juga," timpal Shinso, "Aku akan selalu ada untukmu."

Yuuka tersenyum, hatinya dipenuhi rasa hangat. Ia tahu, ia beruntung memiliki dua pria yang begitu peduli padanya.

.
.
.

Mereka bertiga asik berbicara , di balik pintu Sekijiro melihat keponakan nya sedang berbicara akrab dengan teman teman nya hanya tersenyum senang. Syukurlah keponakan ku mempunyai teman.

Sekijiro juga teringat beberapa murid yang juga mendatangi Yuuka sebelumnya mengucapkan terimakasih, walaupun saat itu Yuuka masih belum sadarkan diri.

Akhirnya Sekijiro masuk ke ruangan UKS dan bilang akan mengantar Yuuka dan Shinso. Sedang segi memang tinggal di UKS sekolah untuk membantu Recovery girl yang sedang bertugas / dinas.
.
.
.

Mereka bertiga terlihat membuat janji, terlihat jelas muka Shinso yang ogah ogahan namun di paksa oleh Yuuka. Sore itu dipenuhi canda tawa dan pembicaraan mengenai ujian di U.A

.
.
.

To Be Continued

From Thesis to Hero Academia : [OC x BNHA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang