[Sekijiro Kan]

59 10 0
                                    

Bab 1: Terbangun di Dunia yang Asing,

Hujan di luar rumah sakit masih mengguyur dengan deras, seakan ikut merasakan kegelisahan yang menyelimuti (Name). Dia masih terbaring di ranjang, mencoba memahami kenyataan baru yang mencengkeramnya. Tubuh kecil ini, ingatan yang bukan miliknya, dan rasa asing yang tak kunjung surut.

Pintu kamar terbuka lagi, kali ini seorang pria tinggi dengan wajah tegas dan rambut yang mulai memutih memasuki ruangan. Dia menenteng tas berisi buah-buahan dan kue, matanya tajam namun menyimpan sedikit kelembutan.

"Yuuka, bagaimana kabarmu?" tanyanya, suaranya dalam dan sedikit serak.

(Name) hanya bisa mengangguk, tak mampu mengeluarkan kata-kata. Pandangannya tertuju pada pria itu, mencoba mencari jejak familiaritas, tapi hanya menemukan keasingan yang dibalut dengan aura misterius.

"Ini pamanmu, Sekijiro," kata ayahnya, memperkenalkan pria itu. "Dia datang menjengukmu."

Sekijiro mendekat, meletakkan tas berisi buah-buahan di meja samping ranjang. Dia mengelus kepala (Name) dengan lembut, matanya penuh kekhawatiran.

"Kasihan kau, Yuuka. Mendengar kabarmu, aku langsung bergegas ke sini," katanya, suaranya dipenuhi keprihatinan. "Kau benar-benar gadis yang berani. Aku bangga padamu."

(Name) merasakan tubuhnya menegang. Kata-kata pujian itu terasa asing, tidak sesuai dengan rasa takut dan kebingungan yang menguasainya. Dia hanya bisa diam, terjebak dalam keheningan yang semakin mencekam.

"Dia masih sedikit syok, Sekijiro," kata ayahnya, suaranya sedikit teredam. "Dokter bilang dia akan butuh waktu untuk pulih."

Sekijiro mengangguk mengerti. "Tentu, tentu. Beri dia waktu. Yang penting dia selamat."

"Tapi..." (Name) mencoba berbicara, tapi suaranya terhenti di tenggorokan. Dia tidak tahu bagaimana menjelaskan rasa asing yang mencengkeramnya, bagaimana dia merasa terjebak dalam tubuh yang bukan miliknya.

"Ada apa, Yuuka?" tanya Sekijiro, matanya tajam mengamati (Name).

"Aku... aku bukan Yuuka," bisiknya, suaranya nyaris tak terdengar.

Sekijiro mengerutkan kening, kebingungan terpancar di wajahnya. "Apa maksudmu, sayang?"

"Aku... aku orang lain," lanjutnya, suaranya sedikit lebih kuat. "Aku terjebak di tubuhnya."

Ayah (Name) terlihat terkejut, matanya melebar tak percaya. "Yuuka, apa yang kau katakan?"

"Ini benar, Papa," kata (Name), suaranya mulai bergetar. "Aku bukan Yuuka. Aku orang lain, aku terjebak di tubuhnya."

Sekijiro dan ayahnya saling berpandangan, kebingungan dan kekhawatiran terpancar di wajah mereka. Mereka tidak mengerti, tidak bisa memahami apa yang dikatakan Name.

"Yuuka," kata Sekijiro, suaranya lembut. "Kau pasti masih shock. Kau perlu istirahat."

"Tidak, Sekijiro-san," kata (Name), suaranya bergetar. "Aku tidak berbohong. Aku... aku bukan Yuuka."

Suasana di ruangan itu semakin menegang. (Name) merasa terjebak dalam mimpi buruk yang tak kunjung berakhir. Dia tidak tahu bagaimana menjelaskan kenyataan yang tak masuk akal ini, bagaimana dia bisa terjebak dalam tubuh orang lain.

"Yuuka, kau harus tenang," kata ayahnya, suaranya sedikit lebih keras. "Kau perlu istirahat."

Name menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. Dia tahu dia tidak bisa memaksa mereka untuk percaya. Dia hanya bisa berharap, suatu saat nanti, mereka akan mengerti.

"Aku akan menunggu," bisiknya, matanya tertuju pada hujan yang tak kunjung reda di luar jendela.

Tiba-tiba, kepala (Name) berdenyut hebat, sebuah dengungan kuat menggema di telinganya. Dia merasakan sakit yang tajam menusuk kepalanya, memaksanya untuk menutup mata.

"Yuuka!" teriak ayahnya, panik.

"Tenang, dia hanya kelelahan," kata Sekijiro, suaranya tenang namun penuh kewaspadaan. "Biarkan dia beristirahat."

(Name) mengerang kesakitan, berusaha meredam dengungan yang semakin kuat.
 
Hujan di luar semakin deras, seakan ikut merasakan kegelisahan yang menyelimuti (Name). Dia masih terjebak dalam tubuh yang bukan miliknya, dalam kenyataan yang tak masuk akal. Tapi dia tidak akan menyerah, dia akan terus berjuang untuk menemukan kebenaran, untuk menemukan jati dirinya yang hilang.

To be Continued...

From Thesis to Hero Academia : [OC x BNHA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang