Part 1

2.9K 134 3
                                    

"A-ampun, kak." Gadis itu berlutut memohon saat sang pembully menyiramkan air comberan ke rambutnya. Dia bisa mencium seluruh pakaiannya menimbulkan bau tak sedap.

"Alah banyak alasan lo! Lo sengaja kan bawain bekal dengan selai kacang padahal tau kathrina nggak bisa makan kacang!"

Sang pembully menarik-narik rambut sang korban yang tak berdaya, memukul kepalanya ke tembok.

"M-maaf, kak."

"Basi lo! Alasan!"

"Nih makan!" Dengan kasar indah menjejalkan roti bawaan chika yang telah dia campurkan dengan air comberan.

Gadis itu menggeleng keras berusaha menutup mulutnya jangan sampai roti bau yang telah terkontaminasi dengan kuman tersebut masuk dalam mulutnya.

"Buka cepat!".

"Ahhh!" Chika meringis kesakitan saat ashel menginjak jari tangannya. Dengan cepat indah menjejalkan roti tersebut membuat sang gadis terbatuk-batuk untuk memuntahkan roti busuk tersebut.

Kathrina si ketua bully hanya tersenyum di ujung, bersandar pada tembok sambil tersenyum miring sambil mengibaskan rambutnya

"Mampus kau!" soraknya penuh kemenangan.

Alasan pembullyan yang chika dapat sangat sepele, dia dan para pembully itu mendapatkan tugas kelompok bersama.
Ketiganya hanya numpang nama dan jadi beban kelompok.

Ketiga geng itu tidak melaksanakan tugas mereka, hanya chika sendiri yang bertanggung jawab. Saat ditanya wali kelas bu siska, chika berkata jujur hingga membuatnya berakhir dibully berbulan-bulan, karena kathrina and the geng sudah mendapatkan hukuman dari bu siska.

Kemarin kathrina meminta untuk membawakan sarapan untuknya, chika membawa roti dengan selai kacang. Tidak tau jika kathrina alergi pada kacang.

"A-ampun," mohon chika merasakan cairan bening membasahi pipi mulusnya.

"Dari dulu gue pengen seret rambut dia, gilas dilantai biar kaya ngepel, " seru indah penuh nafsu. Jiwa bully dalam dirinya sedang membara.

Chika yang tak berdaya hanya bisa menggeleng, memberi tatapan memohon walau dia tau itu percuma.

"Gue malah pengen mulut busuk dia itu masukin darah haid," sini kathrina.

"Ewwwwww! Hahaha!  Indah dan ashel berseru jijik, tapi detik berikutnya tertawa membayangkan si bodoh manusia lemah ini benar-benar dijejalkan darah kotor dimulutnya.

"Cepat makan!"  Ashel masih memaksa untuk memasukan roti busuk tersebut.

"Ahhh!" Kathrina menarik kuat rambut chika.

"Hahahaha! Mamam tuh roti busuk.
Besok-besok berulah lagi gue beneran bawa bekas pembalut gue."

"Gue sumbang juga."

"Gue juga!"

Ketiga geng pembully itu tertawa bersama dan saling melakukan high five.

"BRAAAAKKK"

"Gue tandai kalian muka-muka terumbu karang!"

Suara pintu ditendang membuat ketiga manusia itu mengacir keluar, lari terbirit.

Chika hanya menunduk meratapi nasib sialnya, dan juga merasakan tubuh menggigil dan juga bau karena air comberan.

Sebagai seorang pahlawan tentu saja si cowok membuka jaket miliknya dan memberi pada si korban.

Dia yang baru dari toilet mendengar suara tawa dan saling mengejek membuatnya tau jika ketiga geng itu memang selalu membuat onar dari awal sekolah.

"Jangan senang dulu!" Gue punya syarat."

BADBOYYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang