Part 3

1K 81 0
                                    

"Seriusan lo pacaran sama Adel?" pekik kathrina tak percaya. Chika sedang berjalan di sepanjang koridor menuju kelasnya.

"Alah, paling juga dia gadaikan perawan buat Adel," cibir indah sambil meneliti penampilan chika dari atas sampai bawah.

Gadis yang dituduh hanya mengernyit bingung. Pacaran sama Adel? Gosip macam apa ini?

"Gue rasa juga begitu. Semua orang yang jadi pacar geng GEE pasti hilang perawan," tambah ashel sambil bersedekap dada. Chika hanya berdiri serba salah, tidak tahu harus berbuat apa.

"Gue curiga marsha berkali-kali dicolok zean." Kathrina geleng-geleng. Chika yang mendengar bukan namanya saja rasanya risih, apa tidak ada pembahasan lain yang lebih sehat? Pagi hari pula.

"Tapi zean kelihatan tulus, kayaknya udah bertahun-tahun mereka pacaran."

"Kadang gue iri sama pasangan itu. Bukan kadang, tapi iri setiap saat."

"Hanya zean yang setia kayaknya, si lucas sukanya janda. Ollan tak pernah punya gosip ada cewek, gue curiga dia homo," timpal indah.

Chika masih berdiri kaku di sana. Menarik juga dia memanjangkan telinga mendengar pandangan penghuni sekolah pada geng GEE. Entah gosip itu benar atau tidak, tapi menurutnya geng GEE tidak seburuk yang mereka nilai, minus Adel. Cowok brengsek itu jangan disebut, karena dirinya sudah terlanjur memasukan Adel dalam daftar hitam.

"Jadi, lo beneran pacaran sama Adel?" tanya kathrina sambil mencengkram kedua bahu chika.

Layaknya seorang superhero yang selalu datang tepat waktu, sosok jakun Adel tiba-tiba muncul.

"Lo ngapain pegang-pegang bahu dia muka terumbu karang?" Suara Adel tiba-tiba membuat kathrina dengan cepat melepaskan tangannya.

"Dih, gue lebih cantik dari marsha aja dibilang muka terumbu karang," protes kathrina tak terima.

"Lo-lo semua muka terumbu karang." Adel menunjuk satu-satu wajah kathrina dan teman-temannya.

Dengan cepat Adel langsung menarik tangan Chika berlalu. Sebenarnya keduanya memang berangkat bersama, tapi Adel masih betah di parkiran.

"Mereka beneran pacaran anjirrrrr!"

"Najis banget selera si Adel."

"Si Adel beneran down grade dong."

Chika harus membiasakan telinganya untuk mendengar setiap saat ucapan-ucapan tersebut. Dia tak pernah berharap untuk menjadi kekasih seorang Adel Dirgantara, tapi tak bisa dipungkiri kehadiran cowok itu di sekelilingnya membuatnya terlindungi. Ya, walau dia harus membayar mahal untuk semua itu.

Adel sudah terbiasa dengan gosip apa pun tentang dirinya, Adel gay, Adel anak haram, Adel pacaran cuman mau ngincar perawan. Masih banyak gosip lainnya, dia tak pernah menanggapi apa pun. Terbiasa dengan banyak pasang mata memperhatikan semua gerak-gerik yang dia lakukan.

"Orang-orang bergosip tentang kita."

Langkah cowok itu terhenti dan berbalik pada Chika. Gadis itu menjadi gugup karena pancaran sinar pagi yang menyinari wajah tampan Adel terlihat seperti dewa kematian, bukan maksudnya terlampau tampan. Laki-laki ini benar-benar tampan. Bahkan dia harus menahan napas selama beberapa detik karena terpana.

"Jadi, lo mau beneran?" tanya Adel sambil menunduk dan menaikkan alisnya. Chika dengan polos menatap si badboy, membuat Adel ingin sekali memasukkan Chika dalam sumur, karena gemas.

"B-bukan." Chika menggeleng.

"Mau dicium?", Hanya senyum sebaris tapi benar-benar tampan dan sempurna saat Adel melakukannya. Chika bahkan harus mengakui jika menahan boker saja Adel akan begitu tampan.

BADBOYYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang