Part 32

452 71 10
                                    

"Ehem!"

Chika berpura-pura berdehem agar diskusi rahasia yang dilaksanakan oleh ke empat manusia segera bubar, mereka adalah manusia yang sering membully dirinya Chika tidak akan berhadapan sendiri.

Sekarang dia punya seorang ksatria baja pink, jadi biarkan Adel yang akan membereskan semuanya. Gadis itu tau, pacarnya akan melakukan banyak hal tak terduga dia yakin Adel akan membuat Kathrina and the geng kencing di tempat karena ini.

"Hahaha! Mampus!"

Marsha tertawa lebar seperti nenek sihir yang membuat Chika memegang tangannya merinding luar biasa.

"Bye, Guys! Nanti kita ngumpul lagi."

Chika masih berdiri di dalam toilet memanjangkan telinganya mencuri dengar apalagi yang dibicarakan, akhirnya tak ada lagi suara.

Menarik napas panjang kembali merapikan pakaian seragamnya, gadis itu keluar dari toilet mencuci tangan sambil berkaca melihat wajah pucatnya. Mungkin wajahnya yang terlihat pucat seperti orang sakit yang membuat orang-orang mudah untuk menindasnya, mungkin besok dia akan mengusahakan agar wajahnya terlihat lebih hidup.

"Huh!"

Chika refleks mundur beberapa langkah hingga menabrak pintu toilet di belakangnya, sedangkan sang pelaku hanya tersenyum.

"Kamu ngapain di sini?" tanya Chika manyun sedikit saat Adel sudah berdiri di depan pintu toilet seperti hantu penghuni jamban.

"Jika sebuah mangga jatuh dari ketinggian sepuluh meter, dan buah mangga tersebut memiliki berat sebesar lima kilo, maka berapa lama waktu yang akan kamu habiskan bersamaku?"

"Memangnya ada mangga beratnya lima kilo?" tanya Chika balik yang membuat Adel berdecak sebal. Gagal melemparkan pick-up line.

"Udah percaya aja!"

Chika nyengir. Merasa sekarang hari-harinya dia habiskan dengan kebahagiaan karena cowok tampan di sampingnya.

Matanya melirik pada tangan Adel yang sudah melingkar di pinggangnya. Entah kenapa, dulunya Adel terlihat begitu kejam padanya, sekarang cowok itu berbalik perhatian padanya seperti dia anak kucing rapuh menggemaskan yang harus dijaga dengan sepenuh hati.

"Jadi, kalau jawabannya seumur hidup apa bisa diterima?" Chika kembali melemparkan pertanyaan atas gombalan Adel.

"Yes! Kontrak legal seumur hidup!"

Gadis itu kembali nyengir, tak dapat menahan rasa geli di bawah perutnya karena ini. Tak mau memusingkan dengan hubungan mereka di masa depan, karena perbedaan itu terbentang luas, yang penting sekarang menghabiskan waktu sebanyak mungkin pun dia punya seorang pelindung dari orang-orang yang membully dirinya.

Seluruh pasang mata menatap ke arah mereka, terutama pada tangan Adel yang terus melingkar di pinggangnya dengan posesif, Chika tak pedulikan itu semua.

"Aku curiga kalau pelaku peneror Kathrina dan teman-temannya," adu Chika pada Adel sambil menatap cowok itu.

"Eksekusi dilaksanakan!"

"Mau ngapain?" Chika mengernyit bingung.

"Nanti juga lo tau!"

"Tapi, aku harus cek sendiri tulisan mereka satu-satu buat mastiin kemarin."

"Okay!" Adel berujar begitu santai, seolah sudah banyak hal tersusun di kepalanya apa yang harus dilaksanakan.

Jika cowok itu benar-benar jadi pelindung di segala situasi, entah bagaimana Chika mengungkapkan rasa sayangnya.

Mereka tiba di kelas.

Seperti biasa Lucas dengan segala tingkah randomnya berdiri di depan kelas, sekarang sedang jam kosong yang menjadi jam favorit seluruh pelajar.

BADBOYYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang