Part 2

1.4K 106 7
                                    

"A-aku harus kembali ke kelas." Chika berujar gugup dan menjadi serba salah terjebak bersama Adel di dalam UKS.

"Nasib lo di sekolah bergantung pada gue, jadi mending lo nurut aja. Gue mau nenen!"

Setiap cowok tampan itu berbicara hal tak senonoh Chika merasa marah luar biasa, tapi juga tahu harga dirinya tak ada sama sekali sekarang.

"A-aku-"

"Alasan banyak lo! Lo udah tandatangan, jadi kalau melanggar, lo harus bayar dendam seribu kali lipat." Adel memberi ultimatum yang membuat Chika mati kutu.

Rasanya Chika ingin menangis, tapi dia tak punya pilihan karena nyawanya sudah tergadaikan.

"Kunci UKS sama gue, nggak ada yang berani masuk dan buka." Adel menepuk tempat kosong di sampingnya berharap Chika mendekat.

Dengan langkah ragu gadis pemalu itu mendekat. Adel menariknya cepat hingga begitu dekat, dan mencium aroma parfum mahal yang menguar dari tubuhnya. Rasa-rasanya dia akan merasa nyaman dengan aroma parfum mahal cowok tampan ini.

"Lo wangi juga," gumam Adel saat menarik dengan lembut rambut Chika dan menciumnya.

"Pakai shampo apa?" tanya cowok itu.

"Shampo Dope."

"Pantes! Shampo murahan."

Adel duduk di ranjang sedangkan Chika berdiri di depannya. Dengan kedua kaki panjangnya, cowok itu telah mengunci pergerakannya membuat Chika takkan bisa lagi bergerak dan punya banyak alasan.

Awalnya Chika tidak tahu jika Adel akan mengajaknya ke tempat ini untuk berbuat hal tak senonoh, karena cowok itu beralasan bahwa dia sakit perut, dan chika harus menemani dirinya.

Masih menciumi rambut halus chika, dan mengendus-endus lehernya. Hanya bau minyak kayu putih, tapi aromanya sangat menenangkan. Mungkin adel akan kecanduan akan bau tubuh chika.

Chika berdiri membelakangi Adel saat tangan cowok itu mulai bergerilya di perutnya, dia luar pakaian yang ia kenakan.

Menelan ludah dengan susah payah, bahkan sudah tubuhnya terasa kaku.

"Gue nggak ngapa-ngapain lo, jadi nggak usah tegang."

"I-iya," jawab chika gugup sambil menggigit bibir kuat.

Tangan Adel dengan lincah tapi perlahan membuka kemeja seragamnya. Gadis itu menutup mata merapalkan mantra berkali-kali dan merasa berdosa pada ibunya, karena datang sekolah bukannya belajar malah melakukan hal tak senonoh.

Ketika berhasil tanpa membuka kaitan bra kulit telanjang Adel bersentuhan dengan milik Chika yang membuat bulu kuduknya berdiri.

"Punya lo besar juga, padahal kirain rata," komentar Adel tanpa malu membuat Chika menutup mata sambil menggepalkan. Pastikan suatu hari dia bisa punya kekuasaan seperti Adel agar bisa membalas semua perbuatan tak senonoh laki-laki ini.

"Awhhh!" Chika meringis saat Adel meremas kedua payudaranya.

"Empuk juga punya lo."

Chika hanya menelan ludah berkali-kali. Jantungnya terasa hampir copot dari sarang. Tanpa disadari keringat dingin sudah membasahi tubuhnya, sebenarnya sakit remasan Adel di payuudaranya tapi dia tak dapat banyak bertindak karena khawatir cowok itu berbuat lebih nekat lagi.

Adel membalikkan tubuhnya membuat chika benar-benar menahan napas. Rasanya ingin pingsan, tapi dia tahan sebisanya. Ini adalah tugas dan perjanjian bodoh yang telah dia lakukan bersama adel. Dia menandatangani semua itu dengan keadaan sadar.

Adel mulai menyusu seperti orang kehausan.

"Susu lo enak bangat. Pulang sekolah jangan pulang cepat, gue mau nenen."

BADBOYYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang