Part 36

518 90 3
                                    

"SAYANG, TOLONGIN ADA ANAK BABI MENYERANG!"

Chika kian menyeringai, ditatapnya wajah Marsha yang ketakutan dan kewalahan melawannya. Dengan posisi tubuhnya yang menang sekarang karena sudah berhasil menduduki perut Marsha.

Si songong itu tak siap dengan serangan tiba-tiba yang dia lakukan.

Biasanya para wanita identik dengan jambak-jambak menjambak. Chika tidak akan melakukan itu.

Saat tangan Marsha berusaha untuk menghalau dirinya, dengan gerakan cepat Chika mematahkan lawan dengan menahan kedua tangan terawat tersebut.

Orang seperti Marsha hanya besar di mulut saja, tidak akan hebat di fisik.

Dengan sekali cakar Chika bisa merasakan jika kulit terawat di wajah Marsha sudah luka.

"Ahhhhh!"

"Sayang, tolongin!" pekik Marsha lagi.

Saat merasa tubuhnya ditarik Chika berontak masih berusaha untuk mencakar-cakar wajah Marsha, karena kelewat kesal. Semua dendam, dan kata-kata yang selalu merendahkan dirinya pecah sekarang.

"Mati kau!" desisnya penuh dendam.

Tak puas dengan wajah cantiknya yang penuh dengan coretan dari kukunya, Chika menarik rambut Marsha dan membanting kepalanya di lantai. Dia benar-benar gelap mata, dan tak peduli jika Marsha mati.

Tangan Marsha masih berusaha untuk menggapai tubuhnya untuk membalas Chika, tapi dengan cepat Chika meringkusnya. Dengan posisi serangan lemah karena berada di bawah dan perutnya sedang diduduki, Marsha kalah telak.

Sebenarnya Chika harus berkonsentrasi antara melawan Marsha, atau tubuhnya yang berkali-kali ditarik dipisahkan, jadi dia tak punya banyak kesempatan untuk membalas si songong ini, tapi rasanya puas melihat wajah cantik dan mulus yang selalu dibanggakan itu sudah tercoret-coret dengan cakarannya.

"SAYANG!"

Marsha masih terpekik dengan gerakan begitu kilat tubuhnya sudah diangkat dan dipisahkan padahal Chika masih berhasrat untuk melumpuhkan lawan, dendam lama yang dia punya akhirnya tersalurkan sekarang.

PLAK!

Sebuah tamparan yang begitu kuat mengenai pipinya, membuat Chika menutup matanya tapi dia tidak akan menangis.

Masih dengan napas ngos-ngosan, tangan terkepal. Merasa puas, tapi takut sekaligus gadis itu berusaha untuk membuka matanya.

"Woahh!"

Lucas bertepuk tangan dua kali sambil menggeleng tak menyangka, di tangan Ara sudah memegang ponsel masih dengan flash yang menyala karena dia sedang merekam video dirinya yang sedang mengamuk.

Bukannya merasakan takut, atau berusaha melerai. Ara malah tersenyum santai sambil mengambil video.

"Yaelah, gitu doang? Belum juga pemanasan, belum jambak-jambakan, saling meludah. Sebenarnya aku suka keributan," tambah Ara mendesah kecewa sambil cekikikan.

"Diam lo!" bentak Zean yang membuat Ara bungkam.

Cowok itu sedang memeluk kekasihnya yang menangis histeris, karena merasakan perih di wajahnya pun masih shock dengan serangan tiba-tiba yang Chika lakukan.

Chika masih berdiri mematung sambil mengepalkan tangan kuat.

Kembali melirik pada Marsha yang bersembunyi di balik dada kekasihnya, Zean yang berkali-kali mencium kepala Marsha untuk menenangkannya.

Melihat wajah Marsha yang ketakutan, dan kesakitan tamparan di pipinya tidak ada apa-apanya.

"Sebenarnya gue juga suka keributan," celetuk Lucas di tengah ketegangan yang terjadi.

BADBOYYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang