hai gaes, cuma mau kasih tau kalo part ini lumayan panjang, jadi kalo bisa dibaca waktu senggang aja ya, biar ga nanggung gitu bacanya, hihihi~
happy readiinnggg!!!~~ 11 ~~
Keesokan harinya, Nova belum juga keluar dari dalam kamar. Padahal laki-laki itu terbiasa menghabiskan Minggu paginya dengan bangun dipagi buta untuk berlarian disekitaran tempat tinggalnya.
Sedangkan Anggia sendiri sudah selesai menyiapkan sarapan untuk mereka berdua -Anggia berinisiatif menemani Nova sarapan karena khawatir dengan laki-laki itu, menyiapkan secangkir kopi hitam, dan bahkan sudah cantik dan bersiap untuk berangkat ke pameran.
Dengan ragu Anggia memilih mengetuk pintu kamar Nova, dan tak lama gumaman pelan terdengar dari dalam sana.
"No, kamu baik-baik aja?" tanya Anggia sedikit berteriak, berharap Nova mendengarnya.
"Iya."
"Oke. Aku tinggal berangkat dulu, ya. Jangan lupa sarapan!" teriaknya lagi, namun kali ini tidak ada jawaban. "Kamu beneran baik-baik saja kan, No?" tanya Anggia sekali lagi meyakinkan.
"Iya, hati-hati."
Anggia mengangkat bahu, tidak mau tahu menahu tentang Nova lagi yang tetap memilih berada di dalam kamar. Setidaknya ia sudah berusaha, pikirnya.
~~ 11 ~~
"Gimana Nova?"
"Hm?" Anggia menoleh. Saat ini ia tengah duduk di bangku penumpang dengan Nakula yang menyetir di sampingnya. Laki-laki itu memang berniat untuk mengantar dan menjemputnya hari ini.
Oh, tidak hari ini saja sebenarnya.
"Iya, gimana Nova? Dia baik, kan, sama kamu?" tanya Nakula lagi, tapi tidak mengalihkan tatapannya sedikit pun dari jalanan.
"Baik, kok."
"Dia masih sering ketemu sama Maya, nggak?"
Anggia terdiam, mengingat Nova akhir-akhir ini yang lebih sering berada di rumah dan bahkan sampai mengajaknya keluar sepertinya sih tidak. "Nggak tahu."
"Loh, kok, nggak tahu? Emang selama ini dia kalau keluar sama Maya nggak bilang sama kamu?"
Anggia menggeleng, karena itu juga yang ia lakukan. Memilih diam dan tidak memberi tahu Nova saat ia akan keluar dan pergi bersama Nakula. "Ya, kadang bilang. Tapi kadang juga enggak. Tahu-tahu sampai rumah malem aja."
Jawaban Anggia membuat gadis itu berpikir sendiri. Benar, apa mungkin Nova semalam habis bertemu dengan Maya, ya? Tapi kalau habis bertemu dengan Maya, laki-laki itu cenderung sumringah setibanya di rumah. Tapi tadi malam?
"Tidak, rasanya Nova tidak mungkin kalau bertemu dengan Maya semalam." Batin Anggia meyakinkan diri walau ia sadar betul Nova berbeda dari biasanya.
~~ 11 ~~
"Assalamu'alaikum... oh?" Anggia yang baru saja memasuki rumah pada pukul setengah sembilan malam begitu terkejut mendapati Nova yang tengah merebahkan diri di atas karpet menonton televisi. Meja kaca yang biasa terletak di tengah ruang tamu pun laki-laki itu pinggirkan hingga menyentuh sisi jendela. "Kamu kok belum tidur? Sudah makan belum?"
Siang tadi, ia yang bermaksud berbasa-basi mengirimkan pesan pada Nova -khawatir- dan menanyakan apakah laki-laki itu berniat untuk keluar atau tidak di hari Minggu ini, justru mendapati balasan kalau laki-laki itu sedang tidak ada kegiatan dan tidak berniat menghabiskan waktu di luaran sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
OPTION
Cerita PendekBagaimana jadinya kalau ada orang ketiga dalam sebuah hubungan?