Di balik senyuman yang tenang, seringkali tersembunyi keraguan yang tak pernah terucap.
Aurelia Louisa xiaver*****
Malam itu, suasana Braga di Bandung dipenuhi dengan lampu-lampu yang berpendar hangat, menciptakan nuansa yang begitu romantis. Aurel dan Daniel berjalan beriringan, tangan mereka saling menggenggam erat. Aurel sesekali menoleh ke arah Daniel yang tampak begitu tenang, tetapi mata Daniel menyiratkan sesuatu yang lebih dalam.
Setelah melewati beberapa toko dan kafe kecil, mereka berhenti di sebuah bangku taman yang dikelilingi oleh bunga-bunga yang bermekaran indah. Daniel melepaskan genggaman tangannya dan berbalik menghadap Aurel. Dengan lembut, ia meraih kedua tangan Aurel, menatapnya dengan tatapan yang intens, seolah ingin memastikan bahwa Aurel ada di sana, bersamanya.
"Gue senang kita bisa punya waktu kayak gini," ucap Daniel pelan, suaranya terdengar lebih serius daripada biasanya. "Tapi gue nggak bisa berhenti mikirin ancaman-ancaman yang lo terima belakangan ini. Gue nggak suka, Rel. Gue nggak mau sesuatu yang buruk terjadi sama lo."
Aurel menghela napas, merasa hangat oleh perhatian Daniel. "Aku baik-baik aja, Nie. Aku tahu kamu khawatir, tapi kita udah lapor polisi. Lagipula, aku juga nggak mau mereka merusak momen-momen kita kayak gini."
Daniel menggenggam tangan Aurel lebih erat. "Itu nggak cukup buat gue. Gue nggak bisa tenang kalau lo nggak di dekat gue. Setiap kali lo pergi sendirian, gue nggak bisa berhenti mikir... gimana kalau sesuatu terjadi sama lo?"
Aurel tersenyum kecil, berusaha menenangkan Daniel. "Aku selalu hati-hati, Niel. Aku nggak mau kamu khawatir terus-terusan."
Namun, Daniel tampak semakin serius. Dia mendekatkan wajahnya ke wajah Aurel, menatap langsung ke dalam matanya. "Lo nggak ngerti, Rel. Gue nggak cuma khawatir. Gue takut kehilangan lo. Gue udah pernah kehilangan seseorang yang gue sayang, dan gue nggak mau itu terjadi lagi sama lo. Gue nggak akan bisa maafin diri gue kalau sesuatu terjadi sama lo."
Aurel merasakan getaran di suara Daniel, dan itu membuat hatinya mencelos. Dia bisa merasakan betapa dalamnya perasaan Daniel terhadapnya. "Niel, aku di sini. Aku nggak akan kemana-mana. Aku janji."
Daniel menarik Aurel ke dalam pelukannya, memeluknya begitu erat seolah-olah ingin memastikan bahwa dia tak akan pernah lepas. "Gue nggak akan biarin siapa pun nyakitin lo, Rel. Gue bakal selalu ada di samping lo, jagain lo."
Aurel merasakan kehangatan yang begitu mendalam dari pelukan Daniel. Meski dia tahu Daniel bisa sedikit posesif, namun itu semua karena rasa sayangnya yang begitu besar. Aurel menenggelamkan wajahnya di dada Daniel, menikmati detak jantungnya yang terasa tenang dan stabil.
Mereka berdiri di sana, terdiam dalam pelukan yang panjang, membiarkan malam itu menjadi saksi bisu dari cinta yang begitu kuat. Di antara gemerlap lampu kota, Aurel menyadari bahwa bersama Daniel, dia merasa aman. Meski dunia di luar penuh dengan ketidakpastian, di sisi Daniel, Aurel menemukan tempat yang tenang-tempat di mana dia selalu merasa dicintai dan dilindungi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak rindu di Bandung [ On Going]
General FictionKita salingmencintai,tapi apakah takdir berpihak pada kita? -Jejak rindu di bandung "Kapan kamu mau ngelupain Aurora dan memberikan semua cinta kamu buat aku?" tanya Aurel dengan suara bergetar, menatap laki-laki di depannya. "Sampai kapan pun gue n...