Mencari Sooji

106 16 5
                                    

Rumah Sooji.

"Sayang kamu sudah pulang?" ucap ayah Sung.

"Oh ayah, kamu ada di rumah?" jawab Sooji.

"Ya sayang hari ini tidak terlalu banyak pekerjaan jadi pulang lebih awal."

"Ah begitu, terus ayah lagi masak apa?"

Ayah Sung meletakkan beberapa makanan di atas meja.

"Sup rumput laut, memangnya ada yang ulang tahun hari ini?"

Sooji bingung karena ayahnya membuat sup rumput laut yang identik dengan perayaan hari ulang tahun sedangkan hari ini dia, ayahnya ataupun almarhum ibunya tidak sedang berulang tahun sekarang.

"Ayah sengaja membuat ini, hari ini kan kamu masuk sekolah baru."

"Tumben padahal biasanya juga gak bikin?"

Karena terlalu sering berpindah-pindah sekolah jadi hari pertama masuk sekolah tidak terlalu mengesankan untuk Sooji.

"Khusus untuk hari ini, ayo coba cicipi."

Sooji tersenyum lalu menyeruput sup rumput laut itu.

"Enak, masakan Ayah selalu enak."

"Terima kasih sayang, Ayah minta maaf karena pekerjaan Ayah jadi tidak pernah memaksakan mu lagi."

"Eem tak apa Ayah aku juga ngerti kok, lagi pula aku bisa beli makanan di luar."

Mereka berdua saling tersenyum dan melanjutkan makan.

Keesokan harinya.

Sooji baru mengetahui ternyata teman sebangku nya adalah orang yang dia sangka mayat.

Walaupun Sooji dan Jaeun sering bertengkar namun mereka dengan mudah akrab.

"So-sooji kamu di panggil guru." ucap Seong-A teman sekelasnya.

"Aku, wae?" jawab Sooji.

"Aku tidak tahu, cepatlah ke sana."

Seong-A mengantar Sooji ke salah satu bangunan.

"Katanya dipanggil guru tapi kenapa kita di sini, ini kan bukan ruang guru?" tanya Sooji curiga.

"Bulla, aku hanya disuruh mengantarmu ke sini, a-aku pergi dulu." Seong-A berlari begitu saja.

Sooji ingin mencegahnya namun dia sudah pergi jauh.

Srebb!

Pandangan Sooji menggelap, sesuatu telah menutup mukanya.

Dia merasa ada dua orang yang menariknya, memaksanya untuk duduk lalu mengikat tangan dan juga kakinya.

"Shibal!! tangan gue sakit." batinnya.

Dia berusaha untuk memberontak namun tidak bisa, tali itu terlalu kuat mengikatnya dan sambil terengah dia tidak bisa melihat apapun.

"Siapa kalian kenapa kalian melakukan ini padaku?"

Mereka tertawa lalu menarik penutup muka Sooji.

Sooji mengedipkan berapa kali matanya dan melihat siapa orang yang sudah memperlakukannya seperti ini.

"Lo mau tau siapa kita?"

Dua orang di depannya tengah tersenyum lebar, yang satu rambut sebahu dengan cat rambut warna hijau toska dan yang satunya berponi.

Sooji melihat tag name di dada mereka, Daisy dan Wooyi.

"Sooji Keyvara." ucap Daisy.

"Kenapa manggil nama gue?" tanya Sooji galak.

The Heart Beat [Limited Time]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang