Gadis berkulit seputih susu itu baru saja selesai membersihkan diri. Dia bergerak menuju ranjang, meraih ponsel yang terdapat cukup banyak notifikasi terbaru.
Namun pada akhirnya ia abaikan, karena notif yang dia tunggu ternyata tidak ada diantara salah satu pun pesan yang muncul.Raut wajah yang semula terpatri harapan tipis kini telah hilang, berganti dengan tampilan yang sedikit pahit karena menelan kekecewaan kecil. Tanpa sadar Asa menghela nafas.
Tok-tok~
Suara ketukan pada pintu kamarnya membuat Asa teralihkan, lalu secara alami ia bergerak menuju kesana.
Saat pintu sudah terbuka lebar, dia cukup terkejut karena malah mendapati kakak kelasnya yang tersenyum lebar disana."Hai Sa, selamat sore!"
Asa kira Chisa atau Lisa_ dua kakak kandungnya_ yang datang, ternyata diluar dugaan, orang itu adalah Pharita.
Gadis itu tidak ada pemberitahuan akan berkunjung ke kediamannya, jadi dia cukup terkejut atas kehadirannya sekarang."Kak Rita,"
"Aku masuk ya?!" Pharita tersenyum manis, lalu segera masuk ke dalam tanpa perlu menunggu Asa mempersilahkannya.
Asa tak berkomentar, sudah terbiasa dengan tingkahnya.
Sebenarnya hampir semua teman dekatnya seperti itu selama ini, menganggap kamar Asa seperti kamar milik mereka sendiri. Dan Asa juga tak ambil pusing, toh tidak ada apapun yang perlu dia sembunyikan dari mereka."Aku main disini ya, di rumah bosen banget." Ucap Pharita setelah menjatuhkan tubuh di atas ranjang empuk besar itu. Dia juga bergerak memeluk boneka Kuromi besar milik Asa.
"Kak Ruka kemana emang?" Asa bertanya setelah mengangguki ucapan Pharita.
Dan dia menanyakan keberadaan Ruka selaku tetangga Pharita, karena biasanya gadis bermata sipit itu akan selalu mengekorinya kemana pun jika waktu di sekolah sudah berakhir.
Tapi sekarang Ruka tidak terlihat, yang artinya Pharita memang datang sendirian.Tanpa merasa perlu menjawab pertanyaan Asa, Pharita memilih menggeleng dan mengibaskan tangannya. Dia juga langsung pura-pura sibuk dengan ponsel.
Mendadak moodnya buruk setelah mendengar nama orang yang dia hindari di ucapkan oleh Asa.Asa juga tipe yang tak ingin memperpanjang jika temannya keberatan, meskipun dia cukup penasaran dengan sikap Pharita yang tiba-tiba seperti itu.
Keheningan mengisi ruang diantara mereka. Pharita yang sibuk dengan ponsel, dan Asa yang beranjak menuju meja rias untuk membereskan rambut panjangnya yang sedikit berantakan karena habis mandi.
Hingga keheningan itu berakhir setelah beberapa menit kemudian.
Pharita bosan dan menyimpan ponselnya, lalu memanggil Asa yang sudah rapi dan kini ikut duduk di ranjangnya sambil menatap layar ponsel yang menyala sedikit redup."Asa... " Panggilnya pelan.
"Hm?" Jawab Asa tanpa mengalihkan pandangannya. Gadis itu terlihat mulai senyum-senyum sendiri tanpa Pharita sadari.
"Aku mau tanya dong,"
"Tanya apa kak?" Jawab Asa lagi, kali ini gadis itu nampak menggunakan kedua tangannya untuk mengetikkan balasan pada pesan yang sedari tadi ia tunggu.
Melihat Asa yang nampak sibuk, Pharita meliriknya dengan tatapan penasaran. Dia bahkan bergerak untuk mendekati Asa yang telinganya tiba-tiba memerah tanpa alasan.
"Asa kenapa ya? Gak biasanya secuek ini." Batin Pharita bingung.
Dan saking fokusnya pada ponsel, Asa sampai tak menyadari jika Pharita kini tengah menatapnya lekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUCIN 99% {ChiSa}
Jugendliteratur(Collab With 🤍"My Love, Acaa."🤍Pinksoz author 'GENGSI' @Acaaaaaa06 my baby girl❤️🩹) Asa, gadis yang terkenal ramah dan hangat pada setiap orang, untuk kali pertama merasakan perasaan asing yang hinggap di hatinya, karena ulah seorang bocah berus...