12. Tanpa Kabar

822 124 126
                                    



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









"Hmm."

Asa memandangi ponsel yang menampilkan ruang obrolan dirinya bersama Chiquita beberapa waktu lalu, lalu menghela nafas pelan tanpa sadar karena chat itu tidak berlanjut.

Dia tidak sadar jika gadis di sampingnya tengah menatap heran padanya dengan wajah julid sejak tadi.
Rami, dia merasa heran karena merasa raut wajah Asa saat ini tidak seperti biasanya, tidak ada semangat. Membuatnya bertanya-tanya, ada apa dengan teman sekelasnya itu.

"Lo kenapa kak? Kayak orang galau, gue liat-liat."

Asa mengangkat wajah, menatap datar pada Rami yang menyebalkan menurutnya seharian ini. Rami sendiri malah seperti orang tanpa dosa yang menatap polos padanya.

"Diem please. Aku gak mau mukul kamu lagi, Ram."

"Kenapa emangnya kak? Gue ada bikin salah lagi kah?" Tanya Rami sembari mengedipkan mata, bingung.
Asa mengibaskan tangan, malas menanggapi. Dia bergerak untuk pindah tempat duduk menjadi ke samping Pharita yang kosong.
Ruka hanya memperhatikan dengan ekor matanya.

Setelah menjauh dari Rami yang kini kebingungan karena di tinggalkan beberapa langkah, Asa menghadap Pharita yang senyuman manisnya bisa membuat hati dan pikiran damai.

"Aku duduk disini, kak. Boleh ya?"

"Boleh Sa. Em... bukannya tadi kamu bilang gak bisa datang ya?" Ucap Pharita kemudian, mengingat jika sebelumnya Asa sempat mengatakan tidak bisa ikut berkumpul dalam acara ulangtahun ibu Ruka malam ini, tapi sekarang gadis itu ada disini, ikut bergabung.

"Nggak jadi kak, makanya aku kesini aja. Hehe," Jawab Asa dengan nada santai diiringi senyuman kecil, seolah-olah memang seperti itu alasannya, tidak ada yang lain.

"Begitu ya." Pharita tersenyum dan mengangguk-angguk faham. Mereka berdua pun mulai terlarut dalam perbincangan ringan, dengan dua gadis yang memperhatikan mereka tanpa mengeluarkan suara yaitu Ruka dan Rami.

Di restoran mewah milik keluarga Ruka saat ini, tak hanya ada mereka, ada banyak orang-orang yang hadir karena mendapatkan undangan perayaan Ibu Ruka.

Bahkan terlihat beberapa anak muda juga ada tak jauh dari tempat mereka berada, sepertinya sengaja hadir atas ajakan para ibu mereka.

Dari kursinya, Ruka terlihat menatap malas dengan ini semua. Dia tipe yang kurang menyukai keramaian seperti ini, tapi jika khusus party anak-anak seumuran nya baru dia sangat suka.

Dia menatap Asa, mulai memberikan titah seperti kebiasaannya, juga sekalian menghentikan perbincangan dengan Pharita yang sejak tadi tidak kunjung berhenti.

"Asa, coba hubungin Ahyeon dong, ajakin dia kesini. Gue lupa gak chat tadi,"

"Oke kak, wait."

BUCIN 99%   {ChiSa}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang