05. Berkala

733 134 40
                                    

Setelah turun dari atap meninggalkan kakak kelasnya seorang diri, Chiquita kini pergi menuju papan informasi untuk melihat daftar pembagian kelas.
Dia cukup penasaran, dimana dan siapa saja kira-kira yang akan menjadi teman sekelasnya nanti.
Dia begitu berharap dan berdoa dalam hati, semoga bisa satu kelas bersama sahabatnya, Rora.

Harusnya, dia menjadi yang pertama melihat daftaran itu karena sudah rela datang sangat pagi ke sekolah demi melihatnya, tapi ternyata hal itu tidak terjadi. Karena tanpa terduga, dia malah bertemu Asa di depan gerbang sendirian.

Kakak kelasnya itu tiba-tiba mengajak pergi untuk bicara ke atap, padahal Asa bisa saja bicara langsung, tapi entah kenapa dia malah mengajaknya ke tempat yang kemarin sudah mereka kunjungi berdua.

Kata Asa, dia ingin membicarakan kesalahan pahaman tentang semalam, yang padahal Chiquita sendiri sudah melupakannya meskipun rada penasaran tentang typo aneh itu.

Dan karena Asa pun sudah meluruskan juga menjelaskan jika pesan yang dia kirim tidak penting dan tak perlu di pikirkan, jadi Chiquita menurut dan akan segera mengabaikannya.

"Permisi," Ucap gadis berambut cokelat yang kali ini di gerai itu sambil melangkah maju, dia membelah beberapa siswa yang menghalangi di depan papan informasi.

Beberapa dari mereka mulai menghindar tanpa masalah, membiarkan giliran Chiquita maju untuk membaca kertas-kertas yang tertempel rapi di sana karena mereka sudah selesai.

Setelah posisinya nyaman, gadis itu mulai menyensor dengan mata menyipit. Mencari-cari nama miliknya yang ingin segera ditemukan diantara ratusan nama-nama lain.

Butuh beberapa puluh detik untuk Chiquita bisa menemukan nama dirinya bersama Rora pada satu kertas.
Setelah mengetahui dengan pasti jika dia akan dalam satu kelas yang sama bersama sahabatnya, raut wajah itu seketika terpancar cerah dan berbinar riang.

"Asyik! gue sekelas sama si panda!"

Di tengah kesenangan itu, tiba-tiba saja seseorang menepuk bahunya cukup kuat, membuat Chiquita mengerjap lalu segera memutar tubuh untuk melihat siapa gerangan yang baru saja mengganggunya itu.

Seketika bola matanya membesar saat melihatnya, juga lengkungan bibir tipis itupun pun semakin lebar menandakan betapa senangnya dia sekarang.
Dia bahkan tanpa ragu segera memeluk tubuh Rora erat.

"Gue sekelas sama lo, Ra! Gila seneng banget!!"

Rora terkekeh, mulai membalas pelukan sahabatnya. Dia juga berkomentar di telinga Chiquita, bernada mengejek penuh kejahilan. "Gue udah tau duluan, nyet. Telat lo."

Chiquita hanya menahan tawa dan memukul pelan bokong Rora.
Setelah pelukan itu terlepas, keduanya memilih menjauh dari sana. Rora juga segera merangkul lengannya dan menyeret Chiquita pergi untuk ke kelas baru mereka.

Sesampainya di kelas yang akan di tempati selama 2 semester itu, disana sudah cukup banyak siswa yang duduk di bangku masing-masing. Ada yang bergerombol, ada juga yang hanya berduaan dengan teman semeja.

Rora dan Chiquita termasuk ke dalam yang hanya bersama teman semeja tanpa bergerombol dengan yang lain. Begitupun mereka berdua tampak senang.

"Kita duduk disini, Ra?"

"Menurut lo?"

"Good job, Pren!" Chiquita nyengir, dua jempol tangannya berada di hadapan wajah Rora sekarang. Rora memutar mata malas melihat tingkah temannya yang sedang kesenangan ini.

Dia benar-benar senang dan bangga pada Rora, sahabatnya itu bisa dengan sangat tepat memilih bangku, yaitu tiga baris dari belakang dan tepat berada di samping jendela. Spot favorit Chiquita.

BUCIN 99%   {ChiSa}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang