Setelah selesai makan siang dan menghabiskan waktu bersama Asa cukup lama di Roof top tadi, kini Chiquita telah kembali ke kelasnya.
Dia tidak sendirian, ada Rora juga disana, hanya mereka berdua tidak ada siapapun lagi. Lebih tepatnya, sudah ada Rora saat ia kembali beberapa saat lalu.
Chiquita duduk disampingnya, bergerak meraih satu bungkus snack dari ransel.
Hal itu tidak luput dari perhatian Rora. Padahal, gadis berambut di ikat satu itu dilihatnya baru saja selesai makan es krim, sekarang sudah bersiap melahap camilan lagi. Tidak ada kenyangnya memang."Mau Ra? Gue ada banyak nih." Tawarnya, yang segera di tolak halus oleh Rora.
"Enggak, Chiq. Thanks. Makan aja,"
"Okey... " Chiquita mengangguk-angguk, tidak memaksa. Rora tersenyum tipis sebagai balasan.
Saat ini kelas sangat sepi karena tidak ada siapapun, teman-temannya yang lain masih betah berada di luar sepertinya. Pasti kebanyakan berada di kantin untuk mencari yang segar-segar karena lelah habis bekerja dan bersih-bersih.
Srek~
Suara bungkusan snack terdengar, tatapan Rora yang semula menunduk pada meja kini mulai terangkat, dan gadis itu memperhatikan sang sahabat yang selalu ceria seperti biasanya.
Chiquita sebenarnya berniat bercerita pada Rora tentang banyak hal, namun melihat kondisi sahabatnya yang tampak lelah dan kurang bersemangat membuat ia memilih untuk menundanya lagi. Lagi-lagi waktunya tidak tepat untuk dirinya berbagi.
"Ra,"
"Hm?"
"Tumben lo gak ngekor kak Ahyeon," ucap Chiquita sebelum memasukkan makanan pada mulutnya.
Dan inilah topik yang akan dia pilih, yaitu membicarakan si kakak kelas yang beberapa hari terakhir ini telah membuat sahabatnya menjadi Babu sementara.Tentunya bukan tanpa alasan, dia tau betul alasannya mengapa sahabatnya yang cantik dan baik hati ini malah mendapat hukuman, padahal baru saja masuk sekolah. Dia sedih dan prihatin, tapi mau bagaimana lagi, itu karena ulah Rora sendiri, dia tidak bisa membantu apa-apa.
Rora berdehem, tatapannya beralih ke samping sembari menghela nafas panjang. Dari gerak-geriknya, dia memang tampak tidak bersemangat.
"Gak ada kerjaan kayaknya buat gue, jadi bisa santai."
Chiquita mengangkat kedua alisnya. "Tumben."
"Iya."
"HUT kan lusa Ra, terus acaranya dari pagi sampe malem, nah besoknya lo udah bebas yakan? Gak jadi babunya kak Ahyeon lagi. Selamat!" Chiquita terkekeh, merasa santai dengan ucapannya barusan.
"Hmm."
Rora kembali menatapnya, namun melihat ekspresi itu, entah kenapa Chiquita merasa sahabatnya kurang menyukai ucapannya. Tatapannya tampak lesu, tidak bersemangat seperti ekspektasinya.
Bukankah sahabatnya itu harus senang, karena tidak akan menjadi babu kakak kelasnya lagi? Tapi kenapa Rora malah tampak tidak rela sekarang, apa alasannya?
Tak ingin sahabatnya merengut, Chiquita kembali memutar otak untuk memilih topik. Dan dia mulai teringat dengan pembicaraan bersama Asa beberapa waktu lalu, dimana mereka membahas tentang organisasi OSIS yang membuatnya cukup tertarik.
Dia bahkan sudah bicara pada Asa tentang ketertarikannya disana, namun Asa tidak langsung mengiyakan karena siapa tau Chiquita memiliki keinginan lain di sekolah, jadi tidak akan memaksa atau pun melarangnya untuk memilih apapun yang di inginkan.
Dia memberi Chiquita waktu untuk memikirkan apa yang dia mau, agar tidak menyesal jika mengambil keputusan karena terburu-buru.
"Heh Ra, kayaknya gue bakal daftar OSIS deh." Tiba-tiba Chiquita bicara seperti itu, Rora sampai mengerjap tak percaya dan tertawa kecil mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BUCIN 99% {ChiSa}
Teen Fiction(Collab With 🤍"My Love, Acaa."🤍Pinksoz author 'GENGSI' @Acaaaaaa06 my baby girl❤️🩹) Asa, gadis yang terkenal ramah dan hangat pada setiap orang, untuk kali pertama merasakan perasaan asing yang hinggap di hatinya, karena ulah seorang bocah berus...