#05: Kecupan

68 10 0
                                    

Sejak pagi hari ini Ray hanya duduk di balik meja kasirnya melayani beberapa pembeli yang datang.

Siang harinya seperti kemarin Sherly kembali datang dengan makan siang untuk Ray.

Namun, kali ini dia tidak genit pada Ray karena dia datang bersama Ben yang sekalian mau mengambil beberapa barang yang dia perlukan untuk ladangnya dari toko.

Ray hanya bersyukur akan hal itu, jujur saja dia tidak mau terkena masalah jika Sherly serius menggodanya untuk mendapatkan sesuatu darinya.

Itu akan sangat merepotkan.

Tling!

Satu orang lain masuk, seorang wanita tua bersama anjingnya. Nenek itu bernama Sofie. Terima kasih untuk Niel yang membantunya mengingat nama-nama tetangga sekitar setiap kali Niel datang padanya.

"Ada yang bisa saya bantu Nek?" tanya Ray langsung. Dia menyisihkan makan siangnya terlebih dahulu.

"Anak muda, apa kau bisa membantuku membenarkan atap rumahku? Ada yang bocor, aku khawatir jika hujan turun nantinya," ucap nenek Sofie.

"Oh, tentu, tapi saya makan siang dulu ya? Setelah itu saya akan langsung ke rumah nenek," sahut Ray dengan lembut sembari tersenyum di akhir kalimatnya.

"Iya, makan dulu biar kau punya tenaga, hahaha," ucap nenek Sofie sembari tertawa khas orang tua. "Kalau begitu aku tunggu di rumah ya," lanjutnya.

"Iya," sahut Ray seadanya lalu nenek Sofie pun benar-benar pergi dari toserba.

"Sepertinya kau sudah mulai akrab dengan para tetangga ya? Hahaha, itu bagus." Ben datang dari belakang dengan beberapa barang yang dia butuhkan.

Ray tersenyum agak canggung sembari mengangguk. "Begitulah," sahutnya sekenanya.

Ben tertawa pelan. "Semangat ya kerjanya," ucapnya lalu beranjak dari tempatnya untuk keluar toserba.

Di belakangnya Sherly mengekor dan melirik ke arah Ray saat lewat meja kasir.

Dia mengedipkan sebelah matanya genit sebelah matanya pada Ray benar-benar berlalu.

Ray yang melihat itu langsung memalingkan wajahnya dengan ekspresi ngeri kemudian dia lebih memilih mengalihkan perhatiannya untuk memakan makan siangnya.

Tidak butuh waktu lama baginya untuk menyelesaikan makanannya, dengan begitu Ray langsung menuju rumah nenek Sofie dengan kotak peralatan untuk jaga-jaga jika kerusakannya cukup merepotkan.

Rumah nenek Sofie ada di jalan belakang, berjarak satu rumah dengan rumah Jill.

Saat melewati rumah Jill terlihat Niel sedang menyiram jalanan meski cuaca siang ini mendung.

"Niel! Jangan buang-buang air! Kau tidak lihat sebentar lagi akan hujan?!" Jill datang dan langsung mematikan keran air yang tersambung dengan selang yang dipakai Niel untuk menyiram jalan.

"Aku mau main air!" seru Niel tidak terima lalu menyalakan keran air itu lagi, tapi kali ini dia justru mengarahkan selangnya pada Jill membuat Jill basah.

"Nieeel!" seru Jill sembari merebut selang air itu, tapi bukannya memarahi Niel dia justru balas menyiram Niel sampai basah.

Mereka tertawa bersama, terlihat begitu bahagia dengan hal sederhana itu.

Tanpa sadar Ray ikut tersenyum di tempatnya.

"Oh! Raaay!" pekik Niel saat melihat Ray lewat. Jill ikut menatap ke arahnya lalu tersenyum.

"Mau ke mana?" tanya Jill sembari mematikan keran.

"Atap rumah nenek Sofie bocor katanya, aku mau diminta memperbaikinya," sahut Ray seadanya.

Maso-Kiss [Yaoi/BL, Smut]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang