#15: Ereksi

195 13 2
                                    

Ray meninggalkan Elrik setelah membelikannya makan. Dia kembali ke toserba dan melakukan pekerjaannya seperti biasanya sampai jam makan malam tiba.

"Nak Ray!" Suara familier itu menghentikan langkah Ray yang akan naik ke lantai dua.

Suara mesin mobil mendekat lalu berhenti di pinggir jalan samping bangunan toserba, itu adalah Ben bersama Sherly.

Mereka keluar dari mobil dan Ray mendekati mereka. "Kalian datang untuk menjenguk Elrik?" tanya Ray dengan sopan.

Meski begitu dalam hatinya dia resah apakah Ben akan memarahinya karena membiarkan Elrik lepas dari rantai itu. Di lain sisi Ray mulai kepikiran apakah Elrik masih di atas sana atau tidak saat ini karena sejak siang dia belum mengecek lagi.

"Ya, sekalian kami bawakan makan malam untuk kalian," jawan Ben, di saat yang bersamaan Sherly menunjukkan tas bekal yang cukup besar di tangannya.

Ray tidak tahu harus berbasa-basi seperti apa lagi jadi dia mengantarkan bosnya itu untuk masuk ke lantai dua.

Klek!

Sesaat setelah dia masuk, Elrik langsung mengecek kedatangannya dan hendak memanggilnya, tapi Ray langsung memberikan isyarat agar Elrik diam dulu.

Dengan cepat Ray mendekati Elrik dan berbisik, "Ayahmu datang bersama istrinya, jangan panggil aku darling di depan mereka. Ya? Aku mohon."

Elrik terlihat agak bingung, tapi dia tetap mengiyakan permintaan Ray. Dengan secepat kilat dia memanfaatkan posisinya kini untuk mengecup pipi kanan Ray yang ada di depan matanya.

"Hey ...." Ray langsung menjauhkan diri dan mengusap pipinya yang habis dikecup Elrik.

Sedangkan Elrik tertawa geli dengan ekspresi puas.

"Di mana anak nakal itu?" Suara Ben terdengar dari belakang mereka.

"Hai." Elrik melambaikan tangan kanannya pada Ben dan Sherly yang berjalan mendekati tempatnya duduk kini.

Elrik tengah menonton TV saat Ray datang tadi.

Ray langsung bergerak untuk menaruh meja lantai di depan Elrik untuk keluarga kecil itu berkumpul lebih nyaman sembari menikmati makan malam bersama.

"Kau! Anak nakal, kau mengancam nak Ray untuk melepaskanmu ya?!" seru Ben yang sadar dengan keadaan kaki kiri Elrik yang sudah bebas.

"Tidak! Aku tidak mau diikat lagi! Aku bukan anjing, yang benar saja! Aku tidak akan kabur kali ini aku bersumpah!" balas Elrik ikut menaikkan nada bicaranya.

"Nak Ray?! Apa yang terjadi?" Ben beralih menatap Ray yang baru saja selesai menaruh meja.

"Anu Bos, saya akan memastikan Elrik tidak akan kabur. Dia sudah berjanji dan dia tidak memaksa atau mengancam saya, sungguh," ucap Ray mencoba meyakinkan Ben semampunya.

Ben menatap Ray dan Elrik bergantian, dia terlihat belum yakin tentang ini.

"Sayang, sudahlah. Kasihan juga El jika harus dirantai. Sekarang kan ada nak Ray yang menemani, dia pasti tidak akan kesepian dan kabur lagi. Benar kan El?" Sherly menengahi dan menatap Elrik di akhir kalimatnya.

Elrik memalingkan wajahnya, dia terlihat tidak bersahabat dengan istri muda ayahnya itu.

Ben menghela napas panjang untuk menenangkan dirinya. "Baiklah, lakukan yang kau mau, tapi kau harus ingat untuk tidak melanggar ucapanmu sendiri. Pastikan kau memeriksakan diri secara rutin dan jangan melakukan hal bodoh lagi!" ucapnya dengan serius.

Elrik mengangguk sebagai respons.

"Nak Ray, tolong jaga dia ya? Marahi saja dan laporan padaku kalau dia susah diatur." Ben menatap Ray masih dengan ekspresi seriusnya.

Maso-Kiss [Yaoi/BL, Smut]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang