#02: Darling

120 16 4
                                    

Saat malam semakin larut hujan membasahi bumi yang seharian tersengat panas matahari.

Brak! Pintu masuk bar milik Vina dibuka dengan kasar dari luar lalu terlihat seorang pria berambut pirang agak panjang setengkuk dan berseragam polisi militer berdiri di ambang pintu dengan kondisi setengah basah.

Aroma petrikor tercium oleh Ray yang kebetulan berdiri di dekat pintu setelah membersihkan meja di sana.

"Hey banci yang di sana," tegur pria itu sembari melirik ke arah Ray yang ada paling dekat dengannya.

Sudut mata kanan Ray berkedut, rasa kesal menggelenyar saat disebut banci oleh pria itu.

"Cih, lap sendiri pantatmu dasar maling pajak," sahut Ray sinis kemudian berlalu begitu saja.

Peduli setan dengan tata krama pada pelanggan bahkan jika itu seorang penegak hukum sekalipun, dia terlanjur kesal. Tidak seperti dia melakukan crossdressing ini atas kemauannya sendiri.

"Manager! Apa-apaan dengan pelayan satu ini?!" seru pria itu membuat keributan.

"Jangan kabur kau!" lanjutnya sembari menahan bahu kiri Ray lalu dengan paksa membalikkan tubuhnya sampai menghadap ke arahnya.

"Dasar kau ya ... kau ... kau ...." Suara pria itu mengecil saat melihat wajah Ray dengan jelas.

"Kau luang setelah ini? Nona manis," lanjutnya yang malah terpesona pada wajah Ray meski hanya memasak ekspresi datar.

Gigi Ray bergemeletuk dalam mulutnya. "Siapa yang kau panggil nona hah?!" sahutnya sembari menarik kerah kemeja yang dipakai pria itu.

"Ah, kasar sekali, tapi tidak apa-apa. Aku sudah terbiasa dengan yang kasar-kasar." Kepribadian pria itu benar-benar langsung berubah seperti menjadi orang lain. Sangat berbeda dengan saat dia baru masuk tadi.

Genggaman Ray mengencang dengan guratan kemarahan di wajahnya yang begitu kentara. "Apa-apaan dia ini? Punya kepribadian ganda atau apa sih?!" batinnya heran.

"Ray! Lepaskan dia, sudahlah ke belakang saja jangan hiraukan kalau kau merasa tidak nyaman." Akhirnya satu rekan kerjanya mencoba menariknya mundurnya agar tidak terjadi kerusuhan yang lebih dari ini.

"Maaf Tuan, dia karyawan sementara. Silakan duduk dulu, kali akan memanggilkan pelayan yang lain."

"Aku tidak mau yang lain, aku mau dengan my darling!" sahut pria itu lalu menahan tangan Ray yang belum sempat melepaskan cengkeramannya.

"Hey! Lepas, dasar sinting!" seru Ray sembari menarik tangannya, tapi pria itu menahan tangannya dengan kuat.

Rekan kerjanya sampai ikut membantunya menarik tangannya dari genggaman pria itu sampai membuat keributan.

"Ada apa ini?!" Vina datang setelah pelayan lain melaporkan masalah ini.

"Manager! Aku mau dia malam ini," seru pria itu dengan wajah merona dan hidungnya yang kembang-kempis.

"Kau pikir ini tempat macam apa hah?! Lepaskan dia, jangan ganggu aset berhargaku." Vina menarik tubuh pria itu agar melepaskan Ray membuat mereka berempat malah jadi tarik-tarikan.

"Oi! Maksudnya aset berharga itu apa?! Aku? Kau menyebutku aset hah?!" sahur Ray yang salah fokus pada ucapan Vina.

"Aduh, keceplosan," gumam Vina sembari memalingkan wajahnya. "Pokoknya lepaskan dia El!" lanjutnya langsung beralih pada hal lain.

"Keceplosan?! Baru saja kau bilang keceplosan kan?! Oi! Jelaskan padaku!" Ray terlihat kesal sendiri dalam situasi ini akan dia hal yang berbeda.

"Sudahlah Ray, kita urus dulu yang ini," ucap rekannya menengahi.

Maso-Kiss [Yaoi/BL, Smut]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang