#13: Big-Baby Sitter

60 8 2
                                    

Ray bekerja di ladang sampai jam makan siang datang lalu setelah makan siang bersama dengan Ben dan pekerja lainnya dia diperbolehkan untuk kembali bahkan diantar pulang oleh Ben.

"Terima kasih untuk hari ini ya? Tolong bantu jaga El sementara, sepertinya dia merasa nyaman dengan adanya dirimu, mungkin dia akan lebih betah di rumah selama ada kau. Tenang saja soal bonus," ucap Ben setelah mereka kembali ke toserba.

"Sepertinya aku yang jadi tidak betah di rumah karena ada dia," batin Ray berkomentar. Namun, dia hanya bisa mengangguk dan mengiyakan permintaan bosnya itu.

Ben tersenyum lega lalu kembali ke ladang dengan mobil bak terbuka miliknya.

Tling! Suasana tenang di sekitar saat itu itu membuat Ray bisa mendengar suara lonceng dari pintu toserba yang dibuka.

Saat menoleh terlihat David baru saja keluar dari sana, berpakaian rapi dengan seragam polisinya dan membawa sekantong plastik belanjaan. Matanya menangkap keberadaan Ray kemudian mendekat.

"Hey, aku datang untuk menjenguk kak ... eh, komandan El-rik." David menyapa terlebih dahulu.

Dari caranya bicaranya yang hampir menyebut nama Elrik dengan panggilan rumahan, sepertinya hubungan mereka di lingkungan tempat tinggal ini bisa dibilang dekat juga. Namun, Ray tidak mau terlalu memedulikannya.

"Oh, dia ada di atas," ucap Ray ala kadarnya lalu melanjutkan langkahnya untuk memasuki toserba itu.

David sempat memperhatikan Ray dengan ekspresi seolah ada sesuatu yang masih ingin dia ucapkan, tapi dia terlihat ragu sehingga pada akhirnya dia mengurungkannya dan lebih memilih melanjutkan langkahnya menuju lantai atas gedung toserba itu.

Ray langsung menuju meja kasir dan duduk di kursinya sembari menyandarkan punggungnya. Matanya menatap langit-langit toserba yang terbuat dari susunan kayu asli itu.

"Kalau dipikir-pikir mungkin juga alasan tuan Ben bisa membiarkan toserbanya tetap buka tanpa penjaga adalah karena anaknya seorang polisi dengan pangkat yang cukup tinggi. Menyidik komplotan teroris saja bisa apalagi hanya mencari satu atau sekelompok pencuri? Pasti bukan hal yang sulit baginya."

Dalam kesunyian toserba Ray jadi mulai memikirkan banyak hal, terutama tentang Elrik dan keluarganya yang sudah berperan besar dalam kehidupan barunya ini.

"Dari penggalan cerita yang sempat dia katakan juga sepertinya di balik sikap anehnya padaku dia adalah seorang polisi yang jujur dan berdedikasi tinggi." Satu hela napas Ray lakukan.

Satu hal yang tiba-tiba serasa menyerangnya saat pemikirannya sampai pada titik itu.

"Bagaimana kalau kehadiranku justru menjadi pengaruh buruk padanya sebagai polisi yang benar-benar mengayomi masyarakat? Ah, tapi Vina bilang dia memang sudah aneh dari sananya. Sepertinya tipe orang yang bisa memisahkan urusan pribadi dan pekerjaan, sesekali dia terlihat profesional dalam menjalankan tugasnya."

Ray ingat saat Elrik memaksanya mengikuti sebuah mobil saat hendak menjemput Niel hari itu. Bahkan untuk seukuran orang yang terlihat tergila-gila, Elrik masih rela mengancam Ray dengan pistolnya demi kelancaran misinya.

Di tengah lamunannya, suara bel dan pintu yang dibuka terdengar secara tiba-tiba membuat Ray tersentak kaget. Dengan cepat dia bangkit dari duduknya untuk menyambut pengunjung yang datang.

Namun, niatnya berubah saat melihat yang datang adalah David. Dengan aura suram David berjalan ke arah meja kasir sembari terus menatap Ray, wajahnya terlihat lelah juga seperti tengah menahan kesal.

Pakaian David terlihat tidak serapi dan selengkap sebelumnya. Dia melepaskan jas, rompi, dan mafela seragamnya dengan dua kancing atas kemejanya yang terbuka.

Maso-Kiss [Yaoi/BL, Smut]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang