* Papiyel sakit? *

2.9K 260 36
                                    

"Papi mana, Pah?" Pertanyaan ini Riga yang berikan, sebab pagi ini papi cantik kesayangannya itu tak bergabung bersama mereka di meja makan.

"Papa yang masak, ya?" Kalau yang ini pertanyaan dari si bungsu Genie. Ia menopang dagunya malas.

"Kenapa gitu de?" Tanya Algi, ia lihat si bungsu sambil siapkan tepak untuk bekal si gadis kecil kesayangan.

"Papa, I'm so sorry, masakan papa memang enak, tapi hambar, memangnya setiap papa masak garam kita habis, ya?"

Polos sekali gadis kecil ini bertanya, tanpa tahu bahwa Sang Papa juga Saudara tertua sudah menahan tawa dibuatnya.

"Maaf ya, Geniee, papa emang gak segajo papi mu masak nya, nanti papa bawain masako aja deh, kamu tambah sendiri biar asin nya pas."

Tawa Riga terdengar setelahnya, lucu sekali ya pagi mereka ini, beginilah kalau Papi tidak ikut campur dalam kehidupan tiga orang ini.

"Yaudah ayo, papa anter."

"Papa gak kerja?"

"Berangkat siang, bang."

Riga hanya mengangguk-angguk kepalanya saja, ia kemudian melangkah ke arah kamar orang tua nya kalau saja Papa tak memanggilnya.

"Mau pamit sama Papi?" Auriga mengangguk sebagai jawabannya, dan Algi lalu gelengkan kepala, "gapapa bang, gak usah. Papi baru bisa tidur tadi pagi banget, kasian semalem badannya panas."

"Ohh, yaudah kalo gitu."

Melihatnya Algi jelas menghela napas lega, bahaya kalau anak-anaknya masuk sedangkan kamar mereka yang berantakan sehabis kegiatan mereka semalam.

Tapi bener kok, badan Iyel memang panas semalem, karena permainan mereka yang kelewat brutal.

"Bye.. Bye papaaa!"

"Bye sayang, i love you!"

"I love you too, papa!"

Algi terkekeh melihatnya, gadis kecilnya itu persis sekali dengan sang papi, lucu dan menggemaskan. Sudah dipastikan kalau Genie kelak akan mewarisi kepopuleran sang papi di masa mudanya.

Sekarang Algi kembali ke rumah, sudah rindu kembali dengan sang suami yang Algi pastikan masih bergelung dengan selimutnya.

---

Sesampainya Algi di rumah, ia langsung menuju kamar nya kembali, ikut bergabung bersama Iyel yang masih tidur, ruangan kamar mereka di setel suhu nya hingga mencapai batas 20°C

"Sayang.."

Iyel menggeliat pelan, lalu buka mata secara perlahan, "Anak-anak udah di anter?"

Algi mengangguk sembari beri kecupan pada kening Iyel.

"Barusan aja balik abangnya." Algi buka selimut hanya untuk bergabung bersama Iyel di dalamnya. Ia peluk tubuh kecil suaminya ini, astaga rasanya mau Algi cabuli lagi.

"Nanyain gak mereka?"

"Iyalah, mana bisa mereka sehari gak liat kamu, muka nya pada heran, mau masuk ke kamar tapi aku larang."

Iyel terkekeh, matanya masih terpejam, "Masih berantakan ya?"

"Banget." Jawab Algi, lalu setelahnya hening, Iyel yang awalnya tidur menghadap Algi kini ubah posisi menjadi membelakangi suaminya itu.

Tau sendirilah Algi kalau sudah di hadapkan pada Iyel, apalagi saat ini Iyel hanya gunakan kemeja kebesaran miliknya. Tangannya bergerak cepat, karena tahu-tahu sudah berada pada salah satu puting Iyel.

[END] You're Cute Too! | MarkhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang