13

137 11 0
                                    

"Loh jeongin? Ada yang sakit? " Dokter UKS menatap bingung akan kehadiran jeongin disini. Pasalnya ketika jeongin terlibat dalam perkelahian, jeongin biasanya tak mengobati lukanya disini, hanya beberapa temannya saja yang akan datang dan meminta obat.

"Engga, saya mau jenguk hyunjin. " Ah iya, hampir lupa sang dokter jika hyunjin dan jeongin adalah saudara. Tanpa dipersilahkan pun jeongin sudah keburu melangkah kearah ranjang yang ditempati hyunjin yang sepertinya sudah terlelap.

Elusan lembut jeongin berikan dipucuk kepala hyunjin. Merasakan bagaimana hawa panas dari kening hyunjin yang tak sengaja tersentuh ujung jarinya. Lama jeongin menatapi wajah hyunjin yang seperti merasa tidak nyaman dalam tidurnya. Dahinya berkerut dan ada beberapa bulir keringat yang muncul di keningnya.

"Bu, boleh minta surat izin pulang? Saya mau bawa hyunjin pulang. " Maka dengan kalimat itu, dokter yang berjaga pun membuatkan surat izin yang jeongin minta.

Surat izin telah diserahkan jeongin pada guru yang tengah mengajar dikelas hyunjin, pun tas yang dibawa hyunjin kini telah tersampir apik pada pundak jeongin. Supir pribadi mereka telah dihubungi, sama halnya dengan tas hyunjin tas jeongin pun sudah aman tersampir pada pundaknya, tinggal menunggu supir mereka mengabari telah sampai maka hyunjin dan jeongin akan segera pulang.

From : Sopir
Saya sudah sampai di depan gerbang tuan

Hyunjin mengerjapkan matanya pelan, netranya berusaha untuk menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retinanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyunjin mengerjapkan matanya pelan, netranya berusaha untuk menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retinanya.

Ini adalah kamarnya, hyunjin berada dikamarnya sendiri, tapi bagaimana bisa? Seingat hyunjin dia tadi ada di UKS kenapa bisa dia tiba-tiba ada dikamar.

Tubuhnya bergerak pelan ingin bangun dari ranjang namun pergerakannya terhambat, hyunjin baru sadar ada tangan yang memeluk pinggang nya erat.

"Udah bangun? " Agaknya gerakan pelan dari hyunjin tadi berhasil membangunkan jeongin dari tidurnya. Jeongin mendudukkan dirinya sendiri yang lalu bergerak membantu hyunjin untuk duduk bersandar pada ranjang juga.

Tangannya bergerak menyentuh dahi hyunjin, memeriksa suhu tubuh orang di sampingnya ini. Tadi setelah sampai di rumah, suhu tubuh hyunjin tiba-tiba naik itu alasannya mengapa ada plester penurun demam yang tertempel di dahi hyunjin sekarang.

"Syukur deh udah turun demamnya. " Plester penurun demam yang masih tertempel didahi hyunjin dilepas dengan hati-hati oleh jeongin, membuat hyunjin baru menyadari kalau sedari tadi benda untuk mengurangi demam itu ternyata tertempel didahinya.

"Masih pusing ngga? " Dua netra pemuda beda satu tahun itu menatap satu sama lain, saling mengunci dengan pandangan yang berbeda.

"Dikit." Anggukan mengerti diberikan oleh jeongin yang lalu beranjak turun dari ranjang.

"Gue turun dulu, beli makan."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Step BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang