Rekan Kerja

250 0 0
                                    

Kissing, Toxic relationships, Cheating, Nipple play, Cheating sex.

Di meja makan itu sepasang manusia sedang asik bercengkrama sembari menikmati hidangan yang dibuat oleh tuan rumah. Sesekali tawa renyah terdengar di sana semakin menghangatkan makan malam mereka. Maya menyilangkan alat bantu makannya menandakan makanannya telah habis dilahap.

"Sepertinya kalau dinner lebih baik makan di rumah kamu aja deh. Enak masakanmu." Maya tersenyum mendengar pujian dari seorang pria bernama Dedi untuk yang kesekian kali.

"Boleh, Mas. Nanti hubungin aja mau di masakin apa kalau mau ke sini," ujar Maya dibarengi dengan senyuman.

Setelah kajadian tempo lalu Maya bertemu lagi dengan Dedi untuk mengembalikan jasnya yang Maya kotori saat disebuah acara pada waktu itu. Dari pertemuan itu setiap ada waktu Dedi selalu mengajaknya untuk makan malam bersama dan banyak sekali obrolan yang mereka bahas. Hal itu membuat Maya merasa senang memiliki teman bertukar pikir dan tak merasa kesepian lagi.

"Minum bir sama makan cemilan kayanya enak deh?" ujar Maya sambil menumpuk piring kotornya dengan milik pria di depannya. Maya melirik pria di depannya itu yang mengangguk setuju.

"Boleh, sudah lama juga aku tidak minum bir."

"Ok. Mas Dedi bisa ke ruang tengah dulu, aku beresin ini," Maya membawa piring kotor itu ke wastafel.

"Perlu bantuan?" Dedi berbasa-basi menawarkan.

Maya menatap ke belakang dan menggelengkan kepala, "Tidak, terima kasih."

Dedi mengangguk dan beranjak dari ruang makan menuju ruang tengah. Setelah membereskan semuanya yang ada di atas meja makan dan mencucinya, Maya pun membuka kulkas dan mengeluarkan beberapa botol bir dan cemilan untuk teman mengobrol dengan tamu yang berkunjung ke rumahnya.

"Kamu suka tanaman ya?" tanya Dedi saat Maya meletakkan beberapa botol bir dan cemilan di atas meja. Maya mengangguk kemudian duduk di sampingnya.

"Suka, buat hiburan sih. Ada rencana mau koleksi anggrek di halaman samping tapi nanti aja kalau barang-barang penting udah ke beli semua."

"Ada bagian kosong di sana, bagusnya dikasih furniture lagi." ujar pria itu menunjuk sudut yang lenggang. Maya melirik sebentar sudut yang ditunjuk Dedi kemudian mengangguk.

"Iya, rencananya mau aku taruh bufet di sana. Tapi nanti setelah gajian." ucap Maya sembari membuka botol bir dengan jar opener. Tangan Maya meletakkan botol yang telah dibuka ke meja tepat di depan Dedi.

Sudah hampir setengah tahun Maya menghuni kontrakan ini dan memang Maya mengisi perabotan rumah dengan cara menyicil barang yang memang perlu dibeli dahulu sebab juga harus membagi uang gaji untuk hidup sebulan ke depan.

Pria itu sibuk dengan handphone-nya kemudian Ia menyodorkan benda itu ke arah Maya, Maya menatapnya dengan ekspresi bertanya.

"Ketik nomer rekening kamu, anggap aja hadiah keberhasilanmu," Dedi memajukan lagi telepon genggamnya ke arahmu.

"Ga usah Mas!"

"Pamali menolak pemberian seseorang."

Menyerah, akhirnya Maya mengambil telepon pintar milik Dedi dan mengetikkan nomer rekeningnya. Maya mengembalikan handphone itu ke pemiliknya.

"Sudah masuk. Kalau masih kurang bisa bilang sama aku," ujar Dedi mengantongi handphonenya ke saku dan meneguk birnya.

Maya membuka telepon miliknya dan membuka notifikasi. Betapa terkejutnya Maya melihat nominal pada layar hpnya. Nominal yang setara dengan lima kali lipat gaji bulanannya. Seorang pengusaha besar seperti Dedi nominal yang ia berikan untuk Maya hanyalah angka kecil baginya. Maya menurunkan bahunya menatap pria disamping. Bermula kecerobohan Maya mengootori jasnya di sebuah acara dan kini Maya mengenal baik Dedi yang selalu mendengar keluhan dan memberi motivasi hingga Maya mendapat promosi jabatan saat ini, "Ini malah kelebihan banyak Mas."

ONE SHOOT ADULT STORY 21++Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang