Ginanjar laki-laki berusia 30 tahun itu kini berada di depan kamar sebuah hotel yang akan ia gunakan untuk acara pernikahannya esok hari. Namun, kamar itu bukan miliknya maupun sang calon istri melainkan kamar khusus yang ia sewa untuk sedikit bermain dengan Maya — calon adik iparnya. Kamar yang tidak diketahui dua belah pihak keluarga.
Maya seorang gadis berusia belum genap 16 tahun, kini sedang menunggu kedatangan calon kakak iparnya. Hubungannya dengan Ginanjar berawal dari Ginanjar yang melakukan penelitian untuk tugas akhir S2-nya di daerah rumah Maya menjadikan Ginanjar menginap di rumah maya selama kurang lebih dua bulan. Dan selama dua bulan itu Ginanjar serta Maya menjadi semakin dekat, interaksi yang awalnya canggung mulai terkikis. Ginanjar akan mengantar dan menjemput Maya ke sekolah atau di sore hari saat Ginanjar sudah selesai dengan penelitiannya dan Maya dengan sekolahnya mereka akan tinggal di rumah berdua karena orang tua Maya yang belum pulang dari bekerja. Kedekatan mereka semakin berlanjut mengingat mereka juga sudah bertukar kontak sehingga komunikasi mereka selalu terjalin. Maya yang pada dasarnya suka mengenakan pakaian pendek membuat Ginanjar sedikit kewalahan mengahadapi pikirannya yang kotor. Maya sendiri tidak berniat menggoda Ginanjar, ia hanya menjadi dirinya sendiri. Sehari-hari Maya memang terbiasa menggunakan pakaian yang ketat atau pendek mengingat kawasan rumahnya termasuk daerah yang cukup panas.
Suatu hari saat Ginanjar mengantarkan Maya berangkat ke sekolah ia mencoba melakukan hal gila dengan menggoda Maya. Bermoduskan memberi nasihat dari seorang kakak ipar kepada adik iparnya, Ginanjar menempatkan tangan kirinya pada paha Maya. Melihat tidak ada penolakan dan justru sinyal baik dari Maya, ia pun menganggap bahwa ia bisa melangkah ke tahap yang lebih jauh. Sejak hari itu Ginanjar dan Maya mulai menggoda satu sama lain baik dalam obrolan online maupun saat mereka memiliki waktu berdua. Hingga hari dimana Ginanjar sudah tidak bisa lagi menahan semuanya, ia mengajak Maya untuk pergi dan melakukan malam pertama mereka disebuah hotel di kota mereka beralibikan menonton film di bioskop. Sejak hari itu pula kegiatan sex mereka menjadi lebih intens. Dan malam ini mereka akan melakukannya lagi untuk kesekian kalinya sebelum besok pagi Ginanjar resmi menjadi suami dari Uli—- kakak Maya.
Ginanjar mengetuk pintu kamar hotel yang sudah ia sewa. Pria itu kini berdiri di depan pintu kamar, hanya menggunakan atasan lengan panjang hitam dan celana putih diatas lutut. Ia sudah beberapa kali memencet bell, namun sayangnya gadis itu menghidupkan tanda DND di dalam sana sehingga bel tersebut otomatis tak berfungsi. Mau tak mau Ginanjar mengirimkan pesan kepada Maya.
"Maya, mas sudah di depan"
Pria itu mengetuk sekali lagi pintu kamar, hingga akhirnya sosok gadis pendek muncul dari balik pintu. Menggunakan pakaian yang sangat minim hingga memperlihatkan belahan dadanya dengan jelas, Ginanjar tersenyum miring. Mereka lantas masuk beriringan, Ginanjar menutup pintu kala ia sudah benar-benar masuk ke dalam kamar dan Maya yang berdiri di tengah kamar menunggu lelakinya. Saat Ginanjar sudah berada di depannya, Maya langsung berlutut di depan Ginanjar. Tangannya ia letakkan pada paha Ginanjar, menggoda sang lelaki. Ginanjar menahan nafas, menikmati apa yang gadis itu lakukan padanya. Membiarkan tangan Maya bergerilya disekitar selangkangannya, dengan sesekali menyenggol batang kemaluannya yang sudah mengeras sejak tadi.
Kini Maya makin berani dan mulai meraba penis Ginanjar dengan tangannya. Ginanjar tak berusaha mencegah, membiarkan gadis itu bermain-main dengan batang penis yang masih terbungkus kain celana di bawah.
"Shh.." Ginanjar mulai mendesah kecil dan itu merupakan lampu hijau bagi Maya untuk melakukan hal yang lebih gila lagi.
Tangan Maya maruk ke dalam baju sang calon ipar, meraba perut Ginanjar yang tak begitu rata dengan gerakan yang sangat pelan, beralih ke area pusar— membelai lembut rambut-rambut yang tumbuh diarea sana, menyusuri hingga turun dan mencoba masuk ke dalam celana. Ginanjar membiarkan tangan Maya masuk ke dalam celananya dan meraba penisnya di dalam sana, mengusap dua buah zakarnya lembut, dan mencoba untuk memberikan gerakan mengocok namun, kesulitan akibat masih terbungkus oleh celana.
"Punya mas gede banget, aku buka ya?"
Ginanjar mengangguk, dengan perlahan Maya membuka kancing celana putih sang calon kakak ipar, menurunkan resletingnya dengan hati-hati, dan menariknya turun sebatas lutut.
"Maya, mas—" Ginanjar tak tau harus berbicara apa. Kejantanannya telah terekspos di depan wajah Maya saat ini. Mengacung tegak dengan rambut-rambut hitam yang memenuhi area pangkal dan buah zakarnya.
Sedangkan Maya, ia tak mampu berkata-kata lagi. Ternyata Ginanjar tak menggunakan celana dalam. Penis milik sang calon ipar begitu besar dan kokoh— warnanya lebih coklat dari kulit asli pria itu. Sekarang Maya menghadap ke atas, menatap Ginanjar yang terlihat sangat frustasi, "Aku isepin ya mas"
Ginanjar lagi-lagi mengangguk. Maya mulai menggenggam kejantanan pria itu dengan jari-jemarinya. Hangat dan keras, itu yang Maya rasakan pada milik Ginanjar. Maya beralih mengelus rambut-rambut halus yang tumbuh di bagian pangkal penis dan testis milik Ginanjar, yang membuat miliknya jauh terlihat lebih jantan. Ia mulai menjulurkan lidahnya dan menjilati perlahan cairan precum di ujung penis milik Ginanjar.
"Ahh shit, Maya—" tanpa sadar Ginanjar mendesah, baju yang ia pakai mulai ditarik ke atas agar tidak mengganggu Maya saat menyesap penisnya di bawah sana. Tak hanya menjilat gadis itu juga mulai mengendus batang pria yang lebih tua darinya. Aroma jantan dari penis Ginanjar mulai masuk memenuhi indra penciuman Maya dan tak dipungkiri hal tersebut membuat libido gadis itu kian meningkat.
"Argh— fuck"
------------------------------------------------------------------------
Akses Full cerita (14 Halaman):
trakteer.id/cariapadah
karyakarsa.com/cariapadah
IKLAN:
Mau tanya dong bio aku keliatan ga ya? Soalnya edit pake laptop kadang ga keliatan....
KAMU SEDANG MEMBACA
ONE SHOOT ADULT STORY 21++
NouvellesCerita Maya dan kehidupan dewasanya. Alur maju mundur, setiap cerita tidak saling berkaitan.M