Setelah pertemuan yang menegangkan di kantor dekan, Hasan, Fayyadh, dan Shafiyyah memutuskan untuk fokus pada dua hal utama: menemukan Leyla dan mahasiswi lainnya yang hilang, dan menyelidiki siapa yang berusaha menjebak Hasan dengan bukti palsu.
Mereka mulai dengan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin dari berbagai sumber. Kegiatan mereka mencakup wawancara dengan teman-teman Leyla, memeriksa catatan dan pesan yang mungkin bisa memberi petunjuk, serta mencari tahu lebih banyak tentang orang-orang yang mungkin memiliki motif untuk merusak reputasi Hasan.
Pada suatu sore, mereka berkumpul di kamar Hasan yang terletak di rumah Arga. Suasana di kamar tersebut terlihat sibuk dengan berbagai dokumen, foto, dan catatan yang tersebar di meja.
"Baiklah, kita harus mulai dari awal," kata Hasan sambil menunjukkan beberapa catatan di mejanya. "Kita harus mencari tahu siapa yang mungkin memiliki akses untuk memalsukan bukti dan menyebarkan rumor."
Fayyadh mengangguk sambil melihat-lihat foto yang ada di meja. "Aku sudah coba menghubungi beberapa teman di kampus, tapi tidak ada yang tahu siapa yang bisa melakukannya. Selain itu, tidak ada yang melihat Leyla setelah dia pergi dari kampus kemarin sore."
Shafiyyah, yang duduk di pojok dengan laptop, mengetik dengan cepat. "Aku coba telusuri jejak digital mereka. Kalau ada pesan-pesan atau media sosial yang bisa memberi petunjuk, kita mungkin bisa menemukan sesuatu."
"Baik, kita harus menyelidiki semua kemungkinan," kata Hasan. "Dan kita juga perlu hati-hati. Siapa pun yang melakukan ini pasti sangat cerdik dan tahu cara mengelabui orang."
Kembali ke kampus, mereka memutuskan untuk memeriksa area sekitar tempat terakhir kali Leyla dan beberapa mahasiswi lainnya terlihat. Mereka pergi ke perpustakaan dan kawasan sekitarnya, mencari jejak yang mungkin terlewatkan.
"Coba kita periksa kamera pengawas di sekitar sini," kata Hasan ketika mereka mendekati area di mana Leyla terakhir terlihat. "Mungkin kita bisa menemukan sesuatu yang berguna."
Fayyadh dan Shafiyyah mengikuti Hasan ke kantor keamanan kampus untuk meminta akses ke rekaman kamera pengawas. Petugas keamanan yang bertugas terlihat enggan memberikan akses, tetapi setelah beberapa penjelasan dan argumen, mereka akhirnya diperbolehkan untuk melihat rekaman.
"Ini rekaman dari kemarin sore," kata petugas keamanan sambil menunjukkan monitor. "Kita akan mencari di sekitar waktu Leyla terakhir terlihat."
Mereka menonton rekaman dengan seksama. Leyla terlihat meninggalkan perpustakaan dan berjalan menuju area parkir. Namun, beberapa menit setelah itu, rekaman menunjukkan Leyla memasuki mobil yang tidak dikenal.
"Ini mobil siapa?" tanya Shafiyyah, menunjukkan mobil yang tampaknya mencurigakan di rekaman tersebut.
Fayyadh menatap rekaman dengan cermat. "Mobil ini sepertinya bukan milik siapa pun yang kita kenal."
"Ini mungkin petunjuk," kata Hasan dengan penuh harapan. "Kalau kita bisa menemukan siapa pemilik mobil ini, mungkin kita bisa mendapatkan lebih banyak informasi."
Setelah mendapatkan nomor plat mobil dari rekaman, mereka meninggalkan kantor keamanan dan mulai mencari informasi tentang pemilik mobil tersebut. Mereka menghubungi pihak berwenang untuk mendapatkan data lebih lanjut tentang mobil tersebut, tetapi karena keterbatasan waktu dan akses, mereka hanya bisa mendapatkan informasi dasar.
"Mobil ini terdaftar atas nama seseorang bernama Emir Yılmaz," kata Shafiyyah setelah memeriksa informasi yang diperolehnya. "Sepertinya dia bukan mahasiswa di sini. Aku tidak tahu apakah dia ada kaitannya dengan kampus atau tidak."
"Emir Yılmaz?" Hasan memikirkan nama itu dengan seksama. "Kita harus cari tahu siapa dia dan apakah ada kaitannya dengan kasus ini."
Mereka memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut tentang Emir Yılmaz. Di waktu yang bersamaan, Hasan juga mencoba menghubungi beberapa teman mahasiswa untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang rumor yang beredar dan siapa yang mungkin punya motif untuk menjebaknya.
Keesokan harinya, mereka mendapatkan kabar dari pihak berwenang bahwa Emir Yılmaz adalah seorang pekerja lepas yang pernah memiliki masalah hukum sebelumnya. Ini memberikan mereka petunjuk awal bahwa mungkin ada motif pribadi di balik semuanya.
"Mungkin kita harus cari tahu lebih banyak tentang Emir Yılmaz," kata Fayyadh. "Dia mungkin tahu sesuatu tentang hilangnya Leyla dan mahasiswi lainnya."
Hasan mengangguk setuju. "Kita harus berusaha menemui Emir Yılmaz dan mencari tahu apa yang dia ketahui. Tapi kita juga harus berhati-hati, karena siapa pun yang terlibat dalam kasus ini jelas memiliki niat jahat."
Mereka memutuskan untuk mencari informasi lebih lanjut tentang Emir Yılmaz dan berencana untuk menemui dia secara langsung. Sementara itu, mereka terus mencari bukti-bukti tambahan yang bisa membantu membuktikan ketidakbersalahan Hasan dan menemukan Leyla serta mahasiswi lainnya.
Di tengah-tengah penyelidikan mereka, Hasan merasa semakin tertekan. Setiap hari, dia menghadapi tatapan curiga dari teman-teman kampus dan berbagai spekulasi yang tidak ada habisnya. Namun, dukungan dari Fayyadh dan Shafiyyah memberikan sedikit kekuatan dan harapan baginya.
"Aku yakin kita akan menemukan kebenarannya," kata Hasan kepada mereka berdua saat mereka beristirahat sejenak. "Aku berterima kasih karena kalian ada di sini. Ini semua terasa sangat sulit, tapi kita harus terus berjuang."
Fayyadh dan Shafiyyah tersenyum memberikan dukungan. "Kami akan selalu ada untuk kamu, Hasan. Kita akan temukan Leyla, membersihkan namamu, dan mengungkap siapa pelaku di balik semua ini."
Mereka melanjutkan usaha mereka, tahu bahwa setiap langkah yang mereka ambil adalah langkah menuju pengungkapan kebenaran. Mereka siap menghadapi tantangan berikutnya dan tidak akan berhenti sampai keadilan ditegakkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selat Bosphorus
AdventureSetelah kembali dari petualangan yang penuh tantangan di Turki, Hasan dihadapkan pada realitas baru yang tak pernah ia duga: ia dijodohkan dengan sepupunya sendiri, Hafshah. Meskipun mereka tumbuh bersama, Hasan tidak pernah menganggap Hafshah seba...