SB3 - Bayangan di Istanbul

2 2 0
                                    

Sebulan sudah berlalu sejak Hasan dan Fayyadh memulai kehidupan kampus mereka di Istanbul. Waktu berlalu dengan cepat, penuh dengan kegiatan akademis dan pengalaman baru yang mengesankan. Mereka berdua semakin akrab dengan lingkungan kampus dan teman-teman baru, termasuk Shafiyyah, yang selalu setia menemani mereka dalam setiap kegiatan.

Pada suatu sore yang cerah, Hasan dan Fayyadh sedang berjalan keluar dari kelas terakhir mereka hari itu. Mereka menuju ke taman kampus, tempat biasa mereka berkumpul bersama Shafiyyah setelah selesai kuliah.

"Bagaimana hari ini?" tanya Fayyadh sambil melirik Hasan yang tampak sedikit lelah.

"Lumayan padat," jawab Hasan, sambil meregangkan bahunya. "Tapi aku mulai terbiasa dengan ritmenya."

Mereka duduk di bangku taman yang biasa mereka gunakan, menunggu Shafiyyah yang baru saja menyelesaikan tugasnya di perpustakaan. Tidak lama kemudian, Shafiyyah datang dengan senyuman di wajahnya.

"Maaf ya, aku terlambat," kata Shafiyyah sambil duduk di sebelah Hasan. "Aku harus menyelesaikan laporan untuk proyek kelompok."

"Tidak masalah," jawab Hasan dengan santai. "Bagaimana proyeknya?"

"Sudah hampir selesai, tinggal sedikit lagi," kata Shafiyyah. "Ngomong-ngomong, kalian dengar belum tentang rumor yang beredar di kampus?"

Fayyadh mengangkat alis. "Rumor apa?"

Shafiyyah terlihat sedikit ragu sebelum melanjutkan. "Sebenarnya aku juga baru dengar dari Leyla tadi. Katanya ada yang menyebarkan rumor buruk tentang seseorang di kampus ini. Mereka bilang... orang itu melakukan sesuatu yang tidak pantas."

Hasan menatap Shafiyyah dengan cermat. "Siapa yang dimaksud?"

Shafiyyah menggelengkan kepala. "Aku belum tahu pasti siapa, tapi sepertinya ada yang sengaja mencoreng nama baik seseorang. Rumornya belum jelas, tapi aku khawatir bisa jadi masalah besar."

Fayyadh menghela napas panjang. "Semoga itu hanya rumor tak berdasar. Kampus ini terlalu bagus untuk diwarnai hal-hal seperti itu."

____________

Mereka bertiga terdiam sejenak, membiarkan suasana sore yang tenang menyelimuti mereka. Namun, ketenangan itu hanya sementara. Keesokan harinya, ketika Hasan dan Fayyadh tiba di kampus, suasana terasa berbeda. Bisik-bisik terdengar di mana-mana, dan beberapa mahasiswa terlihat menatap mereka dengan tatapan aneh.

"Ada apa ini?" bisik Fayyadh pada Hasan ketika mereka berjalan menuju kelas.

"Aku juga nggak tahu," jawab Hasan sambil menatap sekeliling. "Tapi sepertinya ada sesuatu yang terjadi."

Sesampainya di kelas, mereka menemukan Leyla dan beberapa teman lainnya sedang berbicara dengan wajah serius. Ketika melihat Hasan dan Fayyadh, mereka semua langsung terdiam.

"Leyla, ada apa ini?" tanya Hasan dengan nada ingin tahu.

Leyla tampak gugup sebelum akhirnya menjawab. "Hasan... kamu tahu tentang rumor yang kubicarakan kemarin? Sepertinya... rumor itu menyebut nama kamu."

Hasan merasa jantungnya berdegup kencang. "Apa? Maksudmu bagaimana?"

Leyla menghela napas. "Ada yang menyebarkan rumor bahwa kamu... terlibat dalam tindakan yang tidak pantas. Aku tidak tahu detailnya, tapi semua orang membicarakannya."

Fayyadh segera berdiri. "Ini nggak masuk akal! Hasan nggak mungkin melakukan hal seperti itu!"

"Aku tahu," jawab Leyla cepat. "Tapi rumor ini menyebar dengan cepat, dan aku khawatir kalau nggak segera diluruskan, ini bisa merusak reputasimu, Hasan."

Selat BosphorusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang