√Chapter Seventeen
Sepanjang tiga puluh menit terakhir. Ben tak menjawab dan memilih untuk diam, pura-pura sibuk dengan ponsel nya. Disaat para sahabatnya sedari tadi menatapnya menuntut penjelasan.
"Ben selain mendadak tuli, kamu juga bisu ya sekarang?" Perkataan bernada tak ramah itu pun berasal dari Helena. Ben pun masih diam, enggan untuk memberikan jawaban.
"Jangan bilang, kamu bakal menikah besok?" Helena kembali menodong Ben dengan segala asumsi yang ada dalam otak nya. Ben menghela nafas lelah nya, terlebih saat mendapati respon sahabatnya yang lain juga tak jauh dari reaksi Helena yang kini menatapnya terperangah.
"Aku enggak se-excited itu, sampai mau menikah besok ya gaes. Tolong jangan berpikiran yang aneh-aneh deh."
"Yah, siapa tau kan. Habis nya kita-kita enggak pernah liat kamu dating sama siapapun. Jadi, enggak salah dong kalau kita mikir nya begitu?" Asumsi itupun kompak dianggukki oleh Helena, mint serta Naomi. Grace, wanita itu memang paling bisa menambahi suasana menjadi semakin ruwet.
"Oh astaga! Gaes, udah cukup ya. Bisa kita bahas yang lain aja. Intinya aku belum mau menikah saat ini, baik dengan pria itu maupun yang lain nya, oke!"
Helena yang duduk tepat disebelah nya pun menatapnya sangsi, ia melipat kedua tangan nya didepan dada.
"Ben-, are you sure?"
"Kalau aku jadi kamu kayaknya enggak bakal mikir dua kali deh, langsung terima aja. Mana kata Lou, itu cowok juga tajir kan ya?" mint dengan cepat menganggukki, membuat wanita itu langsung mendapatkan lirikan tajam dari Ben setelah nya.
Hening. semua yang ada di meja itu menunggu Ben kembali membuka suara nya. Mereka perlu kejelasan saat ini, apakah sahabatnya itu benar-benar akan segera menikah, atau tidak?
"Jadi, kita bakal holiday trip kemana next month gaes?" Celetukan Naomi ditengah-tengah keheningan itu pun langsung mengundang tawa yang lain nya.
Ben refleks menepuk dahi nya. Gemas dengan Naomi yang kenapa begitu lemot, disaat yang lain sudah membahas sampai Z, wanita itu bahkan masih ada di C.
Abigail yang sedari tadi hanya diam mengamati pun pada akhirnya tidak bisa menahan tawa nya. Kehadiran Naomi diantara mereka benar-benar membuat hubungan pertemanan mereka terasa lebih hidup dan penuh warna.
>>>
Jean bukan nya tidak menyadari jika sedari tadi night diam-diam melirik ke arah nya.
"Ada apa night? Kau ingin berbicara apa padaku?" Ujar Jean pada akhirnya. Membuat night terlihat menghela nafas nya. Ia menggaruk hidung nya, tanda jika wanita itu tengah ragu dan juga gugup saat ini, sebelum akhirnya mulai membuka suara.
"Apa kau tadi sempat bertemu dengan Ben?" Ujar night, Jean yang sedari awal sudah mengetahui jika night akan bertanya demikian pun mengangguk malas, lalu berdehem kecil menanggapi nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite The stars
Romance#Update Setiap Hari Sabtu! [On Going] What if we rewrite the stars? Say you were made to be mine Nothing could keep us apart You'll be the one I was meant to find It's up to you, and it's up to me No one could say what we get to be So why don't we...