√Chapter Twenty Three
Be wide, be kind & enjoy the story.
Dua Minggu berlalu Ben habiskan di negara gajah putih itu. Kemarin Ben sudah berbicara dengan sang papa agar membiarkan nya tinggal lebih lama disana.Alhasil kini Ben tidak lagi tinggal bersama dengan mint dan tinggal di rumah lama milik keluarga nya semasa ia kecil.
Ben berniat mencari pekerjaan paruh waktu untuk mengisi kekosongan yang sepertinya bisa ia lakukan. Tanpa harus menguras banyak tenaga tentunya. namun sudah hampir seharian ini. Ben belum mendapatkan nya satu pun.
Jika sang papa ataupun Louise tahu jika dirinya kini tengah mencari pekerjaan seperti saat ini. Mungkin saja ia akan langsung di suruh pulang ke Shanghai hari ini juga. Pasalnya dirinya tidak di beri ijin untuk melakukan nya, alasan nya karna penyakit yang ia derita tidak bisa membuat wanita tidak beraktivitas terlalu banyak.
Merasa tidak mendapatkan hasil apapun. Ben pada akhirnya menyerah juga, tanpa sadar langkah kaki nya membawa nya tepat dihadapan sebuah gedung. Yang tak lain adalah kantor milik night.
Ben berniat mengajak wanita itu untuk lunch bersama kali ini. Sudah tiga hari semenjak dirinya terakhir kali bertemu dengan night, dan memutuskan untuk memulai semua nya dari awal. mereka belum pernah bertemu lagi.
Dengan langkah percaya diri, seraya membawa sebuah paper bag yang ada ditangan nya. Ben melangkah masuk kedalam gedung itu.
Jika sesuai perkiraan, gedung ini akan di resmikan lusa nanti. Ben refleks menundukkan kepala nya seraya tersenyum tipis, saat beberapa orang yang sudah ia kenal dalam gedung ini terlihat menyapa nya.
Tak butuh waktu lama Ben pun tiba dilantai tempat dimana kantor milik night berada. Lantai ini memang terlihat lebih sepi dari lantai lain nya, karna night memang menjadikan nya khusus untuk wanita itu tempati sendiri. Dengan alasan privasi tentu nya.
Hanya ada satu bilik ruangan selain ruangan kerja milik night yang ada di lantai itu. Dan ruangan itu adalah milik Pamela yang merupakan asisten pribadi night.
Awalnya Ben tidak begitu suka dengan wanita bernama Pamela itu saat pertama kali mereka bertemu. Karna bagaimana tidak, Pamela, wanita itu terlalu cantik hanya untuk dijadikan seorang asisten, Ben hanya takut jika night malah tertarik pada wanita itu. Dan peluang agar dirinya dan juga night berbaikan pun semakin tipis atau mungkin hilang sudah nanti nya.
Night yang pada dasarnya memang punya kepekaan tinggi terhadap reaksi nya hari itu pun langsung memberikan penjelasan. Jika, diantara dirinya dan Pamela tidak ada hubungan apapun selain pekerjaan semata. Ditambah lagi, jika Pamela ternyata adalah kekasih dari REN. Ben jadi bisa sedikit bernafas lega tentu nya.
“Apa night ada di dalam?” ujar Ben to the point pada seorang wanita yang kini tengah duduk di kursi kerja nya itu.
“Kau tidak menghubungi nya dulu, sebelum datang kesini?” sahut wanita itu tanpa melirik kearah Ben.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite The stars
عاطفية#Update Setiap Hari Sabtu! [On Going] What if we rewrite the stars? Say you were made to be mine Nothing could keep us apart You'll be the one I was meant to find It's up to you, and it's up to me No one could say what we get to be So why don't we...