√Chapter Nineteen
Night bangun saat matahari sudah begitu tinggi menunjukkan atensi nya. Tak butuh waktu lama usai membersihkan diri dan mengganti pakaian nya. Night terlihat lebih fresh dari sebelumnya.
Saat night membuka pintu kamar nya, suasana sepi langsung menyambut nya. Wanita itu langsung berjalan menuju dapur untuk menyeduh kopi serta membuat sandwich untuk ia makan saat ini.
Usai mengisi perut nya night berniat untuk mengunjungi mint adik nya yang kebetulan tinggal bertetangga dengan nya. Semalam saat ia sampai di apartemen dengan Ben, dirinya tidak mendapati adik nya itu pulang ke apartemen nya.
Ben bilang jika mint memilih menginap di rumah milik Jean yang ada di pratchin buri. Dan akan kembali esok pagi nya, dan sekarang night tengah mencoba memastikan nya saat ini.
Night dibuat bertanya-tanya dan juga penasaran saat mendapati pintu apartemen milik mint tidak terkunci sama sekali saat ini.
Apa mungkin mint lupa mengunci nya, atau memang sengaja? Berbagai pemikiran aneh pun berkeliaran dikepala night, tak ingin dibuat mati penasaran lebih lama. Night lantas melangkah masuk tanpa menunggu sang empu nya unit datang memberi nya izin.
Langkah kaki nya night spontan terhenti saat sebuah pemandangan menarik perhatian nya saat tiba di ruang tengah apartemen.
Ada dua orang yang kini duduk berlawanan pada soffa yang ada disana. Kedua nya nampak terkejut melihat kedatangan nya yang tidak mereka duga nampak nya. Memang tidak ada hal aneh, selain mereka hanya duduk-duduk saja.
Tapi, night dibuat mengernyit dalam saat mendapati satu orang lain nya yang ada di ruangan itu adalah seorang pria dewasa.
"Oh hi Night, morning. Kau mencari mint?"
Suasana yang canggung membuat night menggaruk tengkuknya seraya mengangguk, "Apa dia sudah pulang?"
Ben menggeleng, "Belum. Tadi, mint bilang ia akan pulang sore ini."
"Oh begitu ternyata. Kau punya roti-, Aku sedikit lapar saat ini. Boleh ku minta satu?" Night benar-benar spontan mengatakan kalimat itu. Padahal jika boleh jujur night tidak begitu lapar seperti yang ia katakan.
Namun, saat melihat ada entitas lain, selain Ben di ruangan ini. Membuat night jadi sedikit penasaran, sebenarnya ada hubungan apa Ben dengan pria itu.
"Tentu, kau bisa mengambil nya di dapur. Kebetulan aku juga sudah masak tadi. Jika kau mau, kau boleh ambil sendiri. Maaf aku tidak bisa melayani mu, aku sedang ada tamu saat ini." Entah apa yang akan. Ben pikirkan tentang nya setelah ini. Yang jelas kini night tengah tersenyum begitu ramah nya pada wanita itu. Seolah mereka berhubungan baik saat ini.
"Tentu, tidak perlu begitu sungkan padaku. Lanjutkan saja, aku akan ke dapur sekarang. Jangan pedulikan aku, oke."
Night benar-benar pergi, wanita itu lantas mengambil segelas air lalu menjatuhkan pantatnya, Duduk pada stool bar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite The stars
Romance#Update Setiap Hari Sabtu! [On Going] What if we rewrite the stars? Say you were made to be mine Nothing could keep us apart You'll be the one I was meant to find It's up to you, and it's up to me No one could say what we get to be So why don't we...