Tears

513 55 10
                                    

√Chapter Fiveteen

     Usai membantu night mencari di mana keberadaan hard disk milik wanita itu yang hilang, Ben belum melihat wujud wanita itu lagi sampai detik ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Usai membantu night mencari di mana keberadaan hard disk milik wanita itu yang hilang, Ben belum melihat wujud wanita itu lagi sampai detik ini. Hard disk itu berhasil di temukan di dalam saku blouse milik night sendiri yang berada di tumpukan cucian kotor. Menurut pengakuan meisie yang menemukan benda itu saat hendak mencuci pakaian pagi ini.

Ben jadi bisa bernafas lega setelahnya, karna ia bisa segera bebas dari wanita itu. Jujur saja Ben benar-benar sulit menahan diri jika night sudah berada di sekitar nya.

Saat ini ia tengah duduk santai pada sebuah paviliun yang berada di halaman belakang mansion. Ditemani segelas coklat panas dan juga kue kering yang sempat ia minta pada maid sebelumnya.

Jujur saja saat ini pikiran Ben tengah berkecamuk. Usai membaca sebuah pesan singkat ia terima dari lousie, sahabat nya. beberapa saat lalu.

Dalam pesan itu mengatakan jika, sang paman yang adalah papa nya itu meminta dirinya untuk segera pulang, jika tidak mau, pria itu akan bertindak lebih dari apa yang ia perbuat sebelumnya.

Ben menjadi bimbang seketika. Dirinya tidak mau jika alasan kepulangan nya itu adalah untuk kembali membahas mengenai perjodohan nya dengan pria patriarki yang sempat ia temui waktu itu.

Apa aksi pelarian nya kali ini tidak juga membuat papa nya sadar jika dirinya tidak suka dengan ide itu. Tidak bisakah, pria itu membiarkan dirinya sendiri untuk memutuskan bagaimana hidupnya akan berjalan kedepannya.

“Ku cari kemana-mana, ternyata kau disini Ben?”

“Loh mint? Kau sudah pulang, aku kira besok?”

Mint menggeleng, lalu mengambil posisi duduk tepat di sebelah Ben setelah nya "Aku hanya mampir saja, kebetulan ada barang yang mau ku ambil. Oh iya- kau baik-baik saja Ben?"

Sure, i'm okay mint”

“Kau berbohong. Wajah mu ini tidak menunjukan jika kau baik-baik saja. Mau bercerita padaku?” Apa sekentara itu ekspresi wajah nya saat ini, sampai-sampai mint langsung bisa menyadari apa yang kini tengah ia rasakan

“Papa meminta ku untuk pulang” aku nya

“Jadi, kau akan pulang?” Perkataan bernada retoris itu membuat Ben terdiam beberapa saat sebelum akhirnya mengendikan bahu seraya berkata

“Entahlah, aku pun tidak tahu. Menurut mu bagaimana mint, apa aku harus pulang sekarang?”

“Lakukan saja apa yang menurut hati mu benar Ben. Jika kau ingin pulang, maka aku tidak akan melarangnya. Tapi, jika tidak. Maka tetap lah disini sampai kau yakin dengan keputusan mu”

“Kau betah menampung ku lebih lama dari ini mint?”

“Pertanyaan apa itu, kau bisa tinggal disini selama kau mau Ben.”

Rewrite The starsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang