I (Dont) Care

465 55 15
                                    

√Chapter Eighteen

      Night memilih menyibukkan dirinya berkutat dengan MacBook dan juga lembaran berkas yang ada dipangkuan nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

      Night memilih menyibukkan dirinya berkutat dengan MacBook dan juga lembaran berkas yang ada dipangkuan nya. Daripada ikut bergabung dengan dua gadis yang duduk pada big soffa yang berada tepat di sebrang nya, menikmati sebuah film yang tengah di putar dilayar televisi saat ini.

Night hanya melirik singkat saat beberapa kali terdengar gelak tawa dari para gadis itu. Lalu berganti dengan isak tangis yang membuat night mengernyit kan kedua alis nya penuh tanya. Night refleks mengalihkan pandangannya menatap layar televisi yang tengah menampilkan moment haru saat kedua pemeran utama bertemu setelah sekian lama berpisah.

Setelah hampir satu minggu lebih ia berada di Thailand, Minggu berikutnya adik nya mengatakan jika dirinya akan ikut menyusul dirinya kesana. Namun, night tidak menyangka jika gadis itu mengajak orang lain selain dirinya datang bersama nya.

Night ingin protes. Tapi, apa yang akan dipikirkan adik nya jika dirinya saja baru mengenal Ben saat diperkenalkan adik nya hari itu. Lalu sekarang menolak nya, seolah-olah mereka memang sudah kenal sedari lama.

Night bukan nya dengan sengaja ingin menyembunyikan hubungan nya dengan Ben yang bahkan sudah berakhir itu. Hanya saja, night malas menjelaskan lalu mengenang luka lama yang sekarang tengah coba ia lupakan.

"Kalian sudah selesai? Apa aku sudah boleh pergi sekarang?" Ujar night setengah menyindir, sudah hampir tiga jam lama nya ia terjebak ditempat itu. Sampai harus membawa berkas pekerjaan nya untuk ia kerjakan disana. Disaat kedua gadis itu sibuk sendiri dengan kegiatan mereka.

"Kau sudah mau pergi sekarang night?"

Night menghela nafas lalu mengangguk setelah nya, "aku ada janji temu dengan Samira dan juga Gina setelah ini. Tidak apa jika ku tinggal sebentar kan, nanti akan ku bawakan makanan setelah pulang"

Mint, gadis itu pun mengangguk paham. Seraya beranjak berdiri mengambil posisi duduk tepat disebelah night, "Ah begitu ternyata. Kau akan ke kantor mu kan?"

Night mengangguk kembali, "Tentu saja, aku sebenarnya agak sibuk saat ini asal kau tahu!"

Mint terkekeh kecil, gadis itu lalu bergelayut manja memeluk lengan sang kakak "kau akan membawa mobil sendiri? Apa bisa, ku lihat sekarang waktu nya sudah cukup mepet night?"

Night lantas melirik jam tangan milik nya, dan benar saja ia benar-benar hampir telat sekarang, "Oh shit! Kau benar. Yasudah, kalau begitu aku harus bergegas sekarang." Night terlihat tergesa-gesa merapikan kembali berkas-berkas serta MacBook miliknya kedalam tas. Hal itupun membuat mint meringis, lalu menggeram gemas.

"Saran ku lebih baik kau bawa Ben bersama mu. Dia bisa membantu mu menyetir sampai ke kantor. Jika kau sendiri, takutnya malah ada hal buruk yang terjadi nanti."

Night spontan menghentikan kegiatan nya lalu menatap lurus mint yang kini mengangkat bahu nya, "Hanya saran saja night, kenapa kau menatapku sampai sebegitu nya. Lagipula apa yang salah dari perkataan ku."

Rewrite The starsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang