√Chapter Thirteen
Seminggu berlalu begitu cepat. Waktu tanpa terasa telah banyak berubah dalam satu Minggu terakhir. Masalah yang sebelumnya hampir tidak menemui solusi nya berhasil night selesai kan walaupun harus melalui banyak drama.
Mereka berhasil mendapatkan tender dengan night yang merelakan waktu berharga nya untuk memenuhi tuntutan obsesi dari sosok wanita pemilik perusahaan yang kini menjadi rekan bisnis mereka.
Selama itu pun night tidak pernah tau bagaimana kabar Ben setelahnya. Wanita itu seolah menghindari nya, bahkan saat night mencoba menghubungi nya pun tidak pernah mendapat jawaban apapun.
Night jelas dibuat penasaran kenapa Ben tiba-tiba bersikap seperti itu padanya. Pasal nya sebelumnya mereka baik-baik saja, bahkan setelah hal itu terjadi Ben masih tersenyum manis padanya.
Lantas kenapa gadis itu kini seolah membuat batasan antara ia dan dirinya. Pernah sekali night mengirimkan pesan pada gadis itu bertanya mengenai bagaimana keadaan. Pesan itu pun hanya berakhir dibaca tanpa mendapatkan balasan apapun.
Jujur saja night menjadi kesal sendiri kenapa mereka menjadi asing seperti ini, night benar-benar tidak menyukainya. Terlebih saat melihat bagaimana wanita itu kini tertawa begitu lepas nya saat Louise yang night tahu adalah sahabat gadis itu terlihat melontarkan lelucon padanya.
Tepat beberapa meter dihadapan nya. Hanya dibatasi sebuah jalan raya besar, night diam berdiri seraya mendudukkan pantatnya pada kap mobil, dirinya menatap lurus sebuah objek yang membuat ia berulang kali menghela nafasnya.
"Kau akan seberapa lama lagi berdiri disini dan hanya melihatnya dari jauh, huh! Bahkan waktunya jam makan siang pun sudah kita lewatkan night, apa kau tidak lapar?"
Seruan bernada sindiran itu sudah terdengar berulang kali. Tapi, sang empunya tak terusik malah tetap berdiri disana hampir dua jam lama nya dari awal kedatangan mereka.
Sebenarnya hari ini night cukup sibuk, karna dari pagi buta sekali ia sudah harus bersiap dan menuju pengadilan untuk melakukan sidang putusan mengenai kasus yang kini tengah ia tangani.
Beruntung nya, sidang kali ini pun berakhir baik dengan memperoleh kemenangan di pihak nya. Saat ia berjalan keluar menuju parkiran, sudah ada Jean yang menjemputnya. Pasalnya tadi ia pergi dari rumah menggunakan mobil jemputan dari klien nya saat itu.
Bukan nya langsung pulang atau setidaknya pergi ke caffe ataupun bar untuk merayakan kemenangan sidang nya. Night malah meminta jean memutar mobil nya menuju sebuah universitas kenamaan yang ada di london itu.
"Jika kau tidak lapar, lebih baik aku pergi lebih dulu kalau begitu. Kau membuang-buang waktu ku saja, dengan duduk menemani sedari tadi disini!" Jean lantas keluar dari dalam mobil, hal itu pun mulai menarik atensi night setelahnya.
"Kau mau pergi kemana? Kau tidak membawa mobil nya sekalian?"
"Aku akan cari taksi saja, kunci ada didalam. Feeling ku mengatakan kau mungkin membutuhkan nya nanti" usai mengatakan hal itu, Jean pun lantas berjalan menuju bahu jalan seraya melambaikan tangan saat sebuah taksi terlihat berjalan mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite The stars
Romansa#Update Setiap Hari Sabtu! [On Going] What if we rewrite the stars? Say you were made to be mine Nothing could keep us apart You'll be the one I was meant to find It's up to you, and it's up to me No one could say what we get to be So why don't we...