√Chapter Twenty
Setelah persiapan sudah selesai, Ben pun bersiap untuk melakukan pemotretan kali ini. Jujur saja Ben agak sedikit gugup karna ini pertama kali nya ia, menjadi seorang model untuk sebuah majalah.
Sebelumnya dirinya pun juga sempat berkenalan dengan earth. Saat itu Ben jelas dibuat terkejut saat mengetahui jika, earth tahu akan dirinya. Karna earth merupakan teman dekat dari Abigail sahabatnya.
Bukankah dunia sesempit itu, sampai-sampai Ben ternyata bertemu dengan teman dekat dari sahabatnya juga. Karna hal itu pun Ben jadi merasa sedikit lega, karna tidak harus terjebak situasi canggung yang mungkin saja akan menghambat proses pemotretan nya.
Namun, ini sudah hampir setengah jam berlalu usai proses shooting di mulai. Ben bahkan sudah selesai dengan bagian solo nya.
Tapi, suatu hal yang tidak terduga terjadi saat mereka akan melakukan proses pemotretan untuk konsep dua orang atau pasangan. Earth tiba-tiba saja mengalami masalah pencernaan, yang membuat dirinya harus bolak-balik masuk toilet hampir lima kali sampai saat ini.
Gina terlihat frustasi di tempat nya. Wanita itu memijit pangkal hidung nya, karna mulai merasa pusing. Bisa-bisanya hal seperti ini terjadi disaat mereka tengah sibuk saat ini.
"Maaf bos sepertinya earth tidak bisa melanjutkan pemotretan, ia harus dibawa ke rumah sakit sekarang." Ujar seorang staff dengan raut wajah panik nya. Gina yang mendengar nya pun seketika menghela nafas berat nya.
"Astaga, yasudah. Ayo cepat sana kalian bawa dia ke rumah sakit, pastikan dia mendapatkan perawatan yang terbaik."
"Ada apa? Kenapa semua terlihat panik, apa earth masih mengalami diare?" Ujar Ben yang baru saja selesai berganti pakaian itu, melangkah mendekati gina.
"Staff akan membawa earth untuk memeriksa kan keadaan nya. Nampaknya, kita harus menunda saja proses pemotretan nya, karna tidak mungkin kita bisa mendapatkan talent lain di hari sibuk seperti sekarang."
Sebuah ide tiba-tiba saja terlintas dalam pikiran Ben, yang mungkin saja akan menjadi penyelamat situasi saat ini.
Gina, yang semula sudah putus asa dan pasrah akan keadaan pun. Seketika mendapatkan pencerahan, saat Ben berbicara padanya.
"Sepertinya aku punya solusi nya. Kau tunggu dulu disini sebentar, oke. Aku tidak akan lama."
>>>
"Tidak bisakah kau mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk?"
Tanpa merasa bersalah sedikitpun. Ben, yang merupakan sang pelaku dari terbuka nya pintu ruang kerja night itu pun kini sudah berdiri tepat disebelah night.
"Night apa kau benar-benar sibuk sekarang?" Ujar Ben, to the point. Night berniat untuk tidak menggubris apa yang akan Ben katakan.
Namun, saat melihat raut wajah gadis itu yang nampak panik saat ini. Membuat night pada akhirnya tidak tega juga melakukan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite The stars
Romansa#Update Setiap Hari Sabtu! [On Going] What if we rewrite the stars? Say you were made to be mine Nothing could keep us apart You'll be the one I was meant to find It's up to you, and it's up to me No one could say what we get to be So why don't we...