#4- 4 tangisan pilu

148 46 23
                                    

Beberapa Minggu berlalu, para pangeran legterna masih beraktivitas seperti biasa, namun dengan secara tiba-tiba Dyler menyuruh keempat putranya mengikuti apa perintah dia.

Sementara Rui, Dyler memaksa putra tengah nya itu untuk tetap bersembunyi di dalam istana tanpa mengintip keluar. Tentu hal itu membuat perasaan Rui gelisah, ia merasa khawatir, karena selama terkurung, yang ia dengar dari luar sana, yaitu suara gaduh pertempuran, suara berisiknya sihir yang saling beradu kekuatan, dan teriakan-teriakan histeris seseorang.

Dengan sisa rasa berani nya, Rui mencoba mengintip melalui salah satu celah lubang dari dalam gudang yang terkunci, yang saat ini ia jadikan tempat untuk bersembunyi, matanya langsung membulat, rerumputan hijau berubah menjadi coklat, bunga-bunga yang semula tertanam segar kini mati menghitam, darah menggenang di mana-mana, tanah penuh dengan busur yang menancap, serta beberapa tentara berperang jatuh tak sadarkan diri. Rumah rumah warga setempat ada yang sudah tersambar api. Ada apa?

"DIMANA SI JANTUNG BIRU!?" Teriak seseorang berwajah menyeramkan penuh luka, mulutnya berbusa dengan keadaan baju yang sudah compang-camping, mendengar itu Rui menutup mulutnya dengan mata membulat sempurna, ia kembali bersembunyi di bawah tumpukan kayu kayu dengan nafas gusar. Jantung biru? Itu artinya dia.

Apa peperangan ini akibat ulahnya lagi? Rui paham, maksud dari banyaknya ajuan berperang ini disebabkan oleh Rui, semua orang menginginkan batu ajaib yang tertanam di jantung nya, untuk memperkuat suatu kekuatan dan kekuasaan kerajaan.

Rui masih membekap mulutnya dengan mata memerah dan terpejam, sungguh keadaan yang menyeramkan, Rui bisa dengar beberapa jeritan kesakitan dari pelayan-pelayan wanita yang bekerja di kerajaan legterna.

"Kumohon hentikan..."

.
.
.

"AYAH! NONA BERTA DAN IBU!!" Teriak Eugene pada Dyler yang sibuk bertarung. Dyler melirik kebelakang dimana sang istri tercinta bersama dayang kepercayaan nya tengah di jambak lalu di seret menuju arah kereta gerobak yang penuh dengan mayat wanita tanpa perasaan.

Terlihat tangisan dari kedua wanita itu, membuat Dyler merasa geram. Namun tanpa di duga-duga, bagai kilatan cahaya yang tak bisa terlihat, sebuah pedang panjang, dengan mudah memotong tangan kedua prajurit kerajaan Arzhalix dengan sekali tebasan cepat, membuat tangan itu terlepas dari badan juga dari rambut sang ibunda tercinta, Crish, membopong sang ibu serta menuntun nona berta menuju gudang.

Di saat Crish sibuk dengan ibu nya, di sisi lain, kai kewalahan karena harus melawan 11 orang versus dirinya sendiri, mana atau tenaga dalam dirinya sedikit demi sedikit terkuras, keringat membahasi ujung hidungnya, di saat tangan nya menghajar dua diantara kesebelas prajurit itu, seorang prajurit lain hendak menyerang nya dari belakang. Namun lagi-lagi, sebuah tombak yang terbuat dari es, mampu menusuk prajurit tersebut hingga tembus ke depan, dengan begitu sang empu langsung terkapar lemas dengan darah di mana-mana.

Kai melirik dimana Sho melempar tombak dari belakang untuk melindungi nya, calon penerus pemimpin Trow memang yang terbaik.

Peperangan terus berlanjut, tubuh Sho sudah penuh luka, tapi dirinya tampak tak lelah atau mengeluh sedikitpun.

"Ahk! Sialan!" Gerutu Eugene pelan, memegangi perutnya yang sudah mendapatkan sayatan pedang bertubi-tubi, jika dibiarkan dirinya bisa kehilangan banyak darah. Tapi jika ia mundur, para petarung dari legterna mungkin kehilangan sedikit kekuatan. Walau banyak nya prajurit dan petarung dari organisasi TROW, tak bisa di pungkiri jika para petarung dari kerajaan Arzhalix memang cukup kuat.

"KAK!"

"Huh-!!?"

Bruhkk.....!!!!

The Drama Chapter : 2 KINGDOM [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang