Dua hari setelah perawatan Crish dan Kai, tak ada salah satu dari mereka yang mau membuka suara sama sekali, ketika di tanya apa yang terjadi mereka hanya akan menjawab...
"Tidak ada apa-apa, mereka hanya menyiksa kami, lalu karena ada kesempatan kami berhasil kabur..."
Sungguh janggal, tak mungkin para bedebah itu lengah sampai bisa kehilangan mereka berdua begitu saja, kalaupun iya tak mungkin mereka tak mengejar, padahal saat itu sudah jelas keadaan Crish dan Kai benar-benar sudah terluka.
Dengan keadaan yang masih belum kondusif, lantaran para pelayan masih menjalani perawatan, begitu juga Rui yang sudah sadar dan pulihnya Eugene, Crish dan Kai, Dyler tak kunjung menjenguk mereka sama sekali. Lerrie tak seceria biasanya, walau masih sesekali saling mengobrol dengan sang ibu, tapi tetap saja terasa berbeda dari hari-hari sebelumnya.
Rui tak mengerti apa yang menyebabkan Dyler jadi begitu, begitupun dengan ibunya, setelah dia sadar keadaan di legterna seolah berubah drastis, Rui tak tau apa yang sudah terjadi.
Seperti keadaan di pagi ini, Rui memperhatikan kursi makan milik Dyler tanpa pemiliknya yang duduk di sana, sang ibu tak mengapa nya seperti biasanya, biasanya Lerrie pasti akan menyapa Rui lalu memberitahukan menu makanan apa hari ini dengan perasaan ruang gembira, tak seperti hari ini, yang bisa Rui lihat hanyalah kekosongan di wajah datarnya.
"Ibu, dimana ayah?" tanya Rui basa-basi mencoba mengusir keheningan di sana.
"Ayahmu sedang melaksanakan tugasnya di Trow," jawab sang ibu langsung pada intinya, nada pengucapannya pun datar.
Rui terdiam, memperhatikan makanannya yang masih tersisa setengah, suasana lebih hening karena kali ini mereka makan tanpa diiringi musik violin atau piano lembut seperti biasanya.
Para pelayan bahkan Berta mengerjakan tugas mereka masing-masing tanpa memasang sedikit lengkungan di wajah mereka.
"Kenapa-"
"Rui, makan terlebih dahulu!" tekan sang ibu dengan wajah serius, sungguh hal kecil itu mampu membuat Rui merasa tak nyaman, apa yang terjadi? Rui tak mengerti.
"Habiskan makanan mu, lalu kita pergi ke academy," suruh Eugene melirik sang adik dengan wajah datar, mulutnya masih sibuk mengunyah salmon dan selada itu secara berbarengan.
Rui memangguk mengiyakan, sesekali bola matanya melirik sang ibu yang masih makan dengan alis yang sedikit tertekuk, memberikan kesan angkuh di wajah yang biasanya terlihat anggun dan lembut.
Ada apa?
Saat selesai makan pagi, Lerrie pergi menuju ruangannya, Rui heran, tak ada sepatah kata pun yang ia ucapkan untuk kelima putranya hari ini, biasanya sebelum mereka pergi menuju academy, akan selalu ada kata hati-hati yang selalu ibunya itu lontarkan, dengan tambahan senyuman manis dengan tangan yang terangkat untuk melambaikan tangannya.
Namun saat kereta kuda mereka mulai keluar dari gerbang kerajaan, tak ada sosok Lerrie yang berdiri di sana, membuat Rui semakin di buat heran dengan apa yang terjadi disini.
"Semuanya berubah aneh setelah aku siuman, apa aku melakukan kesalahan?" gumam anak itu begitu pelan.
Rui lupa, ada sebuah mimpi yang membuatnya was-was saat tak sadarkan diri kala itu, mimpi yang tak akan dia lupakan, sampai beberapa menit kemudian, nafasnya terasa tercekat dengan mata membulat karena terkejut, Rui menunduk.
A-aku tidak melantur saat tidur kan?
T-tentang kristal itu?***
Saat di academy, Samuel tengah jalan bersama Jake dan Jay, hendak pergi ke perpustakaan untuk menjemput Marvel dan Niki, mata mereka tertuju pada kembalinya 5 pemuda dari legterna yang pada akhirnya masuk juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Drama Chapter : 2 KINGDOM [SEGERA TERBIT]
Fantasy[⚠️BELUM DI REVISI⚠️] 2 kerajaan yang tak pernah mengerti, tak ingin berdamai, padahal kalau mereka bersama, pengaruh negara eutemia pasti akan lebih tak terkalahkan