Hallow semuanya!!
Happy reading all 🤍***
Di hari yang cerah ini keempat adik kakak itu tengah makan siang di kamar Rui, Eugene masih terlalu lemas untuk pergi ke meja makan, sementara Kai, Sho dan Crish enggan makan bersama untuk beberapa hari.
Sudah hampir 2 bulan mereka berlima tidak pergi ke academy, entah ocehan macam apa yang akan guru mereka lontarkan, tapi yang mereka pikirkan hanyalah kondisi sesama yang belum sepenuhnya pulih.
Di saat hanya ada keheningan di dalam, sebuah panah melesat masuk, tertancap ke arah kaca Rui lalu memecahkan kaca itu, menimbulkan suara pecahan kaca besar.
Kai yang merasa heran sekaligus geram meraih anak panah itu, mengambil secarik kertas yang selama ini menerornya.
Sudah siap untuk menjadi bahan kesenangan kami, Kai aterna?
Hal ini tentu membuat emosi Kai mencuat, di remas nya kertas itu sehingga menjadi gumpalan bola lalu ia buang, manik mata hitam kebiruan nya memperhatikan pecahan kaca yang berserakan di bawah, kalau dibiarkan saja bisa membuat salah satu dari mereka terluka.
"Ada apa Kai?" tanya Eugene penasaran.
Kai hanya menggeleng lalu duduk untuk makan lagi, membiarkan saja pecahan kaca itu, biar para pelayan saja yang membersihkannya. Kai tak mau membuat emosi Crish meledak kesetanan lagi.
"Seseorang membuatku kesal," gerutu Kai penuh penekanan.
***
Di sekolah, Samuel tengah memperhatikan Jay dan Jake yang sedang mengobrol di depan, Samuel membuang nafas lelah, ia memperhatikan satu-persatu bangku para pangeran legterna yang masih kosong, orang yang menempati kursinya tak kunjung kembali ke sekolah.
"Nona Deborah, apakah ada hukuman bagi para pangeran legterna karena sudah lama tak masuk?"
"Hm? Tidak juga, tergantung alasan apa yang akan mereka jelaskan saat masuk nanti," jelas sang guru kembali mencatat beberapa materi di buku khusus guru, sementara Samuel hanya memangguk-mangguk saja.
Cring....!
"Ahh akhirnya!" seru Aluna dengan hati riang gembira menyambut jam istirahat.
Di saat semuanya berhamburan keluar, Samuel masih duduk termangu di mejanya tanpa menyadari Marvel sedari tadi menatap punggung nya dari arah pintu, karena tak kunjung menggubris tatapan sang kakak tertua Marvel hanya menggedik-kan bahunya lalu berjalan menuju kantin, meninggalkan Marvel di dalam kelas sendirian.
Jemari lentiknya perlahan terangkat, membuat api kecil lalu di bakarnya buku di hadapannya dengan perlahan, membentuk simbol es di sana.
"Aku tak mengerti, tapi aku tak bisa lupa akan kebaikannya...," gumam samuel tersenyum manis, momen yang jarang sekali ditunjukkan oleh seorang Samuel arzhalluna.
"Yah sudah aku bilang padanya kalau memetik bunga tulip lebih bagus, daripada memetik mawar...," di saat Aluna sibuk mengoceh wanita manis di sebelah nya hanya tersenyum manis mendengarkan temannya bercerita.
"Kau juga suka tulip kan, Jean?" yang sedang mengobrol dengan Aluna itu Jean marley, putri sulung dari kerajaan Marley the shine yang dikenal dengan wajah cantiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Drama Chapter : 2 KINGDOM [SEGERA TERBIT]
Fantastik[⚠️BELUM DI REVISI⚠️] 2 kerajaan yang tak pernah mengerti, tak ingin berdamai, padahal kalau mereka bersama, pengaruh negara eutemia pasti akan lebih tak terkalahkan